Follow ig: @diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
*****
Suara bel sekolah yang berbunyi nyaring tepat di jam 08.00 pagi membuat semua murid yang masih berada di luar kelas seperti diparkiran dan tempat-tempat lainnya berhamburan masuk ke dalam kelas masing-masing.
Para Guru pengajar mulai masuk ke dalam kelas masing-masing sesuai jadwal mereka, seperti seorang Guru Bahasa Inggris bernama Bu Megan yang terlihat masuk ke dalam kelas XI mipa 3. Wajah datar yang kata banyak murid tak bersahabat itu menyapa penglihatan mereka pagi ini.
"Ada yang izin?" tanya Bu Megan tanpa basa basi.
Arzan berdiri. "Alfa Bu, tadi sempet berangkat tapi dilarikan ke RS sama teman-temannya karena sesak napas, saya nggak tau pasti penyebabnya dan kenapa bisa kaya gitu, mereka cuma meminta izin sebentar untuk mengantar Alfa ke RS." Arzan memberitau yang sebenarnya terjadi tanpa melebihkan ucapan.
Bu Megan mengangguk paham. "Baik, silahkan buka buku kalian, Ibu mau terangkan materi." Bu Megan bangkit setelah menulis absen pagi ini.
Di papan tulis, mulai terisi coretan-coretan materi yang sebagian telah dijelaskan minggu lalu, semua murid fokus dengan materi yang disampaikan namun sepertinya hal itu tak berlaku untuk Agatha. Gadis itu sejak tadi justru bergelut dengan pikirannya sendiri.
Tentang keadaan Alfa lebih tepatnya, sampai detik ini pun sepupunya-Raden tak mengabari sama sekali.
"Tuhan semoga dia baik-baik saja," batin Agatha khawatir.
Merasa ia tertinggal oleh pembahasan Guru, Agatha akhirnya menyimak materi yang dijelaskan, mengesampingkan rasa khawatir dan risau sejenak.
***
Di rumah sakit milik keluarganya, Reno mondar-mandir di depan ruangan Alfa berbeda dengan Raden dan Nevan yang memilih duduk di kursi yang tersedia.
Sudah lumayan lama Alfa di dalam sana namun belum juga ada kabar apapun bahkan Dokter Bram pun belum juga keluar.
"Menurut lo Alfa kenapa, nggak mungkin kan mendadak kambuh gitu aja kalo nggak ada pemicunya." Papar Nevan berpikir.
Reno berbalik dan menatap Nevan. "Gue pun berpikir gitu cuma gue nggak tau apa yang nyebapin Alfa sampe kambuh segitunya."
Raden yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara. "Tunggu Alfa sendiri yang jelasin." Cowok itu terlihat tenang padahal dalam hati ia tak ada bedanya dengan kedua sahabatnya, sama-sama khawatir.
20 menit berlalu, pintu mendadak terbuka dan keluarlah Dokter Bram beserta beberapa Perawat kemudian terlihat Dokter Sonya yang berlari mendekat.
"Alfa kenapa? Kambuh lagi?" tanya Dokter Sonyak khawatir.
Dokter Bram hanya mengangguk, pria itu melepas maskernya dan menatap ke tiga remaja di depannya.
"Coba ceritakan, ada apa sebenernya kenapa dia bisa kambuh kaya gini?" tanya Dokter Bram tanpa basa-basi.
Reno sedikit menunduk. "Nggak tau pasti Yah, tadi abis dia balik dari taman dia udah kaya gitu, napasnya kesengal-sengal terus mukanya merah sama badannya keliat lemes." Reno menjelaskan sesuai apa yang ia lihat tadi.
"Setelah diperiksa tadi, ternyata dia nggak sengaja menghirup asap rokok sampai sesak napas, tadi Ayah sempat ingin bertanya tapi ngeliat keadaan dia yang nggak memungkinkan Ayah nggak jadi," jelas Dokter Bram ke Reno.
Reno, Nevan dan Raden yang mendengar penjelasan itu sontak kaget, bagaimana bisa di area sekolah ada yang merokok dan kenapa Alfa bisa sampai menghirupnya itulah yang ada dipikiran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...