17. Tidak dianggap

950 42 0
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

Mereka bilang tahta tertinggi dalam hidup adalah Ibu, tapi gue? Jangankan merasakan hangatnya pelukannya kehadiran gue aja nggak diharapkan.
_Alfaero Revandra
.
.

Alfa membuka pintu dengan pelan, matanya menatap sekumpulan wanita yang seumuran Mamanya duduk dan mengobrol sembari tertawa-tawa.

Suara pintu yang terbuka itu membuat atensi mereka teralihkan ke Alfa yang berdiri tepat di dekat pintu.

"Eh Vin anak lo itu?" tanya salah satu teman Vina.

"Bukannya lo pernah bilang kalo gak punya anak ya? Terus itu siapa?" tanya teman Vina lainnya dengan penasaran.

Dalam hati, Vina menggeram marah. Matanya menatap Alfa dengan tatapan tajam.

Kemudian Vina mencoba menormalkan wajahnya dengan tersenyum manis. "Iya bukan, dia itu anak saudara gue dan tinggal di sini karena sekolah. Iya kan." Vina mengode Alfa untuk mengangguk.

Bagaikan tertikam pisau tajam, dada Alfa berdenyut nyeri menatap sang Mama dengan tatapan terluka. Wanita yang melahirkannya tak menganggapnya anak.

"Miris banget lo Fa," batin Afa miris.

Karena tak mau memperpanjang masalah Alfa mengangguk samar lalu meninggalkan mereka semua menuju kamarnya tanpa merespon kembali.

Sedangkan Vina, mencoba meredam amarahnya dengan mengalihkan pembicaraan.

***

Alfa melempar tas miliknya dengan kasar ke kasur, matanya berkaca-kaca, dadanya bergemuruh hebat. Ia berteriak sambil mengacak rambutnya dan luluh ke lantai. Air matanya menetes bahkan bahunya pun ikut bergetar.

Dia anak saudara gue.

"Kasian banget lo Fa, gak dianggep," gumam Alfa dengan suara parau.

Matanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan lelah namun air matanya tetap menetes.

"Harusnya lo sadar Fa, Mama gak pernah anggep lo ... terus kenapa berharap lebih!" Bukan hanya parau bahkan suara Alfa hampir hilang karena menangis padahal ia berbicara dengan nada emosi.

Tentang ada namun seperti tak ada, siapa yang benar-benar kuat menerimanya.

Tentang andai yang hanya angan tanpa bisa digapai.

Setiap manusia pasti ingin dilihat, dicintai dan disayangi terlebih oleh sosok Ibu namun Alfa tak pernah mendapatkan itu sejak lama.

Terkadang semesta sekejam itu untuk manusia seperti Alfa, setiap waktunya harus terlihat kuat di depan banyak orang padahal jika sendiri ia sangat rapuh.

"Jangan jadi lemah Fa, berentiin air mata lo bodoh," umpatnya pada diri sendiri dengan berusaha menyeka air matanya kasar.

Helaan nafas kasar keluar dari bibir Alfa, cowok itu kemudian bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Selang beberapa waktu, Alfa keluar dari kamar mandi dan langsung menuju kasur miliknya lalu mengistirahatkan tubuhnya.

Namun ketika akan memejamkan matanya pintu terbuka dengan kasar menampilkan Vina yang sudah berdiri di depan pintu.

"Lain waktu kalo ada temen Mama kerumah, kamu jangan pulang dulu, Mama gak mau ya mereka tau kalo kamu anak Mama," pinta Vina. Wanita itu seolah tak perduli dengan perasaan Alfa bahkan wajah sembab Alfa pun Vina abai.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang