55. Ujian

546 40 4
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

*****

Awan cerah menyelimuti Ibu Kota pagi ini, gerbang SMANZA mulai dipenuhi para murid berseragam putih abu-abu yang berlalu lalang.

Gadis dengan name tag Agatha Queenesya berjalan dengan santai memasuki area sekolah, kartu ujian dan sebotol air mineral diganggamnya. Ketika sedang berjalan, langkahnya terhenti ketika ada suara yang menyapa indra pendengarannya.

Ia menoleh lalu tersenyum. "Kamu baru sampe juga?"

Alfa tersenyum seraya mengangguk, langkahnya menyamai gadis di sampingnya.

Namun Alfa mengernyit bingung ketika melihat Agatha mengeluarkan bekal dari tasnya, dirinya hanya bisa tersenyum tipis, hal kecil tersebut sudah menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.

Memberi bekal lengkap dengan buah dan air mineral.

"Makasih ya, kamu bawa bekal lainnya juga kan?" tanyanya memastikan.

Agatha tersenyum sambil mengangguk pelan. "Bawa kok."

Keduanya melanjutkan perjalanan menuju kelas, kebetulan ruang ujian mereka sama termasuk Nevan, Haura dan Arzan, berada dengan Raden dan Reno yang berada di ruang 02.

10 menit lagi bel akan berbunyi, semua murid sudah bersiap diri untuk segera ke lapangan, karena sebentar lagi apel pengumuman ujian akan dilaksanakan.

Dan benar saja, selang 10 menit kemudian, bel berbunyi nyaring, diikuti suara ketua osis yang memberi arahan untuk segera ke lapangan.

Semua berbondong-bondong menuju lapangan, di sana sudah ada para Guru termasuk kepala sekolah yang telah berdiri di podium menatap para muridnya yang tengah berbaris rapi.

"Assalamualaikum anak-anak, pagi ini Bapak kumpulkan kalian semua di sini karena sebentar lagi kita akan melakukan ujian, seperti yang sudah Bapak umumkan waktu itu, ini adalah penentu untuk kalian bisa meneruskan ke tingkat berikutnya, untuk kelas X dan kelas XI, persiapkan diri kalian ya, fokus! Supaya nantinya kalian bisa mendapat nilai terbaik, mungkin itu saja yang ingin Bapak sampaikan, Bapak ucapkan selamat menghadapi ujian, jangan lupa berdoa terlebih dahulu, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Ucapan itu diakhiri dengan tepukan tangan para murid, setelah kepala sekolah turun dari podiom, barisan dibubarkan. Semua masuk ke dalam kelas masing-masing sesuai ruang ujiannya.

Semua duduk rapi dan diam, menunggu pengawas datang.

Tak berselang lama, seorang Guru perempuan datang dan langsung menutup pintu ruangan dengan pelan.

"Assalamualaikum, pagi ini kita akan mulai ujiannya, semua siap?" tanya sang Guru.

Serempak murid menjawab salam serta mengangguk semangat.

"Insyaa Allah siap, Bu," jawab Haura dengan suara paling mendominasi.

Sang Guru tersenyum, lalu ujian dimulai, kelas mendadak hening, semua fokus ke soal ujian masing-masing.

Alfa, cowok itu sejak tadi mengerjakan semua soal dengan tenang, untungnya soal yang keluar sudah ia pelajari sebelumnya. Jadi tidaklah terlalu sulit untuk menjawab.

"Bismillah ya Allah, semoga semua lancar," gumam Alfa dengan tangan sibuk mengisi jawaban.

Begitupun dengan Agatha, gadis berkacamata itu pun terlihat tenang, di sekolah sebelumnya ia termasuk siswi pintar di kelasnya, sang Ayah selalu ketat perihal pendidikan alhasil tentang pelajaran, tidak susah baginya untuk memahami dan menguasainya.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang