34. Rindu

604 33 2
                                    

Follow ig:@diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

*****

Jam menunjukan pukul 19.30 malam, Alfa yang saat ini sedang ada di cafe miliknya terus saja menatap pintu masuk, secangkir teh hangat menemani Alfa malam ini.

Suara gaduh di depan membuat Alfa yang sedang meminum teh hangatnya seketika menoleh, gelengan kepala disertai tawa keluar dari bibirnya.

Di sana, terlihat Reno yang masuk dengan Nevan yang dirangkul erat di bagian ketiak dan Raden dengan wajah datar andalannya, bahkan hampir semua pengunjung di cafe memusatkan perhatiannya ke tiga remaja itu.

Sentakan kasar terlihat, begitu Nevan menyadari jika dirinya menjadi pusat perhatian gara-gara teman di sampingnya ini.

"Reno anj*ng malu-maluin," umpat Nevan pelan sambil berjalan cepat menuju Alfa.

Reno tak menggubris raut wajah kesal Nevan, cowok itu sibuk tertawa.

"Lo tau gak Fa," ucap Reno menjeda ucapannya lantaran tak bisa menahan tawanya.

Alfa yang penasaran mengerutkan dahinya bingung, menatap ketiga temannya secara bergantian.

"Nevan digodain banci Fa, pas berenti di minimarket waktu nungguin Raden." Tawa Reno pecah kala mengingat momen itu. Sementara Nevan memilih menelungkupkan wajahnya di meja karena malu.

Malam ini, Reno dan Nevan akan nongkrong di cafe milik Alfa hanya sekadar main dan menghilangkan bosan, kedua remaja itu berhenti di depan minimarket karena menunggu Raden.

"Van, lo tunggu sini ya, gue mau beli minuman kaleng bentar," ucap Reno tanpa menunggu jawaban Nevan langsung pergi begitu saja.

Sementara Nevan memandang tak acuh ke Reno yang sudah masuk ke dalam minimarket.

Namun ketika Nevan akan membuka ponselnya gerakan itu terhenti ketika sebuah tangan lembut memegang pundaknya.

"Mas ganteng ... nunggu siapa di sini, nunggu neng Ayu ya."

Suara berat namun lemah gemulai itu sontak saja membuat seluruh tubuh Nevan menegang, bahkan tangannya merinding seketika.

Pemilik suara berat itu terdengar berdecak kesal. "Ih mas ganteng, neng diabaikan coba sini tatap neng," ucap Banci bernama Ayu itu.

Tanpa mengatakan apapun Nevan langsung berlari kencang memasuki minimarket.

"Reno anjir ada banci Ren tolongin gue!" teriak Nevan sambil berlari secepat kilat menyusul Reno, meninggalkan motornya bersama banci itu.

Reno yang sejak tadi memperhatikan dari dalam minimarket tertawa terbahak sampai terduduk dilantai, semua karyawan minimarket pun ikut tertawa melihatnya.

Nevan sendiri bersungut-sungut kesal sambil duduk lesehan dilantai.

"Napas gue mau copot, sialan tuh banci kaleng," umpat Nevan sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

"Lo kenapa anjir, dikejar banci?" tanya Reno menahan tawanya.

Nevan justru menatap sinis temannya. "Menurut lo! Katarak mata lo? Napas mau copot masih aja tanya!"

Nevan bangkit lalu keluar ketika banci itu sudah tak lagi terlihat di dekat motornya, justru Raden yang sudah datang.

Sementara Reno mengikuti di belakang setelah membeli minuman namun tawa itu masih saja belum mereda.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang