15. Jangan nyerah Alfa

1.2K 48 2
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

Topeng terbaik dimiliki mereka yang pandai bersembunyi atas kesedihannya dibalik tawa dan bahagia.
_Alfaero Revandra
.
.

"Makasih ya, lo hati-hati." Agatha tersenyum sambil melambaikan tangannya ketika motor Alfa mulai menjauh dari pandangannya.

Sedangkan Alfa, cowok itu melajukan motornya cepat menuju rumah. Sejujurnya sejak pulang dari halte tadi, badannya terasa lemas dan napasnya sedikit sesak namun sebisa mungkin Alfa tahan karena tak mau membuat Agatha panik.

"Badan lemah," umpat Alfa kepada dirinya sendiri.

Tak lama, motor milik Alfa tiba di depan gerbang rumahnya dengan sigap pak Satpam membukakan pintu gerbang itu.

Alfa menaruh motornya cepat lalu masuk kedalam rumahnya dengan tergesa-gesa. Cowok itu terlihat sedikit pucat mungkin saja akibat terkena rintikkan hujan tadi.

"Cape banget," keluh Alfa membaringkan tubuhnya di kasur dengan memejamkan matanya.

Beberapa detik kemudian Alfa bangkit dari kasurnya dan melangkah menuju meja belajar lalu pandangannya menatap sebotol kecil obat, tanpa berfikir panjang Alfa meminum obat itu untuk menetralkan badannya.

"Semoga aja baikkan," gumamnya setelah meminum obat itu, lalu Alfa membersihkan diri dan beristirahat sebentar sebelum maghrib tiba.

Langit jingga perlahan melebur dan mulai tergantikan oleh gelapnya malam, bintang-bintang pun mulai nampak bersinar diangkasa dengan indahnya. Suara Adzan maghrib akhirnya berkumandang, menyerukan kepada setip insan untuk segera melaksanakan salat.

Alfa, cowok itu terbangun ketika mendengar suara Adzan. Tangannya mengucek matanya lalu bangkit perlahan dari tidurnya.

"Alhamdulillah baikkan," monolog Alfa ketika merasa dirinya mulai membaik.

Alfa pun menunaikan salatnya, melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, dia bukan tipe cowok yang lalai akan kewajibannya walaupun dirinya bukanlah seorang paham agama.

"Buat makan dulu abis ini istirahat lah." Kakinya melangkah menuju dapur.

Dengan cekatan, Alfa membuat makan malam untuk dirinya dan sang Mama.

"Semoga Mama mau makan makanan buatan gue deh, cape kalo harus beli di luar." Biasanya memang sang Mama sering membeli makanan di luar.

Tak butuh waktu lama, makanan buatannya pun jadi. Alfa menikmati makanan itu dahulu karena jika menunggu sang Mama sekalipun wanita itu tak kan mau makan bersamanya.

Setelah selesai, Alfa membereskan bekas makannya lalu kembali ke kemarnya.

Karena badannya sedang sedikit tidak sehat, Alfa tertidur lebih awal bahkan cowok itu melewatkan sholat Isyanya.

Di luar, Vina baru saja pulang dari kerjanya. Wanita itu menatap sekitar lalu berjalan ke kamar Alfa.

"Enak aja saya baru pulang dia udah enak-enakkan istirahat," gumam Vina. Wanita itu tau jika pasti Alfa sedang di dalam kamarnya.

Suara ketukkan dari luar yang amat keras membuat Alfa terbangun dari tidurnya. Dengan setengah sadar Alfa membuka pintu kamarnya dan nampak sang Mama yang sudah berdiri di depannya dengan wajah datarnya.

"Bikinin Mama makan terus pijitin kaki Mama," pinta Vina dengan nada ketus.

Alfa mengangguk pelan tanpa banyak menyela. "Alfa udah siapin makanan buat Mama."

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang