Follow ig: @diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
*****
Kedatangan Alfa dan Agatha mendapat sorakan dari para sahabatnya kecuali Raden, suasana parkiran begitu ramai karena sebentar lagi bel masuk segera berbunyi.
Sebagian perempuan yang ada di parkiran menatap iri kepada Agatha yang beruntung bisa berangkat bersama Alfa.
"Alfa itu, yang ke dua setelah Raden."
"Agatha beruntung ya, gue iri astaga."
Agatha hanya diam, ia tak menanggapinya dan memilih mengabaikan.
Bahkan tanpa para sahabatnya tau, sebenarnya selama ini sering sekali mendapat hinaan dari sebagian murid di SMANZA karena kedekatannya dengan Alfa.
Karena ia malas menanggapi dan terlalu dipikirkan jadilah diabaikan, selagi tak melukai fisik, tak masalah.
"Baru dateng? udah mau masuk ini," ujar Reno menaikkan alisnya menatap Alfa.
"Kesiangan," jawab Alfa tenang.
Nevan tertawa. "Sangat sulit dipercaya ya guys."
Bel tiba-tiba berbunyi, membuat mereka yang masih di parkiran berhamburan berlarian masuk ke kelas masing-masing.
"Anjir Va liat grup Vants, lo berdua jadi bahan gibahan," ucap Nevan dengan sedikit heboh, memperlihatkan room chat yang di dominasi tentangnya.
Alfa hanya mengedikkan bahunya tak acuh, ia sama sekali tak penasaran, baginya mencari tau hal seperti itu membuang waktu.
Sampainya di kelas, semua sudah rapi duduk di tempat masing-masing namun suara yang menggema ke seluruhan SMANZA membuat banyak dari mereka menggerutu kesal.
Pengumuman bagi semuanya untuk segera ke lapangan karena kita akan olahraga pagi bersama, terimakasih.
"Males banget, panas gini olahraga," gerutu salah satu murid di kelas.
Nevan yang mendengar itu seketika menatap julid orang yang baru saja berbicara itu.
"Kulit sawo busuk aja takut matahari, heran," ucap Nevan melirihkan ucapan terakhir.
Baru saja selesai berbicara pukulan keras mendarat di lengannya dan mendapati Alfa lah pelakunya.
"Ucapannya dijaga Van, nggak baik," ucap Alfa menasehati sambil melangkah meninggalkan kelas bersama Agatha, Haura dan Raden.
Reno dan Arzan terbahak melihat raut wajah masam Nevan.
"Makanya Van, tuh mulut dijaga anjing, parah lo." Arzan sampai menggeleng kaget ketika mendengar cibiran Nevan tadi.
"Van, lain waktu dalam hati aja njir, nggak perlu di ucap, goblok dah," kata Reno yang ikut gemas dengan kelakuan Nevan barusan.
Sementara yang di hina menatap musuh ke arah Nevan, dengan rasa dendam yang menggebu-gebu gadis itu berlari dan menendang keras pantat Nevan sampai tersungkur ke lantai lalu berlari keluar kelas.
"Anjing! Sakit sialan," pekik Nevan dengan kaget.
Bukannya menolong, Reno dan Arzan tertawa terbahak-bahak, bahkan mereka sampai terduduk berdua melihat raut wajah Nevan yang terkejut tadi.
"Anjir, muka lo Van," kata Reno sampai tak kuat melanjutkan ucapannya.
Sementara Arzan sibuk tertawa, Nevan bangkit dengan wajah datarnya dan mendahului dua sahabatnya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...