Follow ig: @diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
*****
Seorang gadis terlihat sibuk menata rambutnya di depan cermin, tiba-tiba notifikasi masuk. Buru-buru gadis itu mengecek dan membaca pesan itu.
Aka
Cptn, gue dirngn tmuBegitulah kira-kira isi pesan tersebut, gadis yang menata rambut itu adalah Agatha. Malam ini ia akan keluar bersama seseorang.
Setelah selesai, buru-buru Agatha menyambar sling bag di meja dan langsung keluar menuju ruang tengah.
Terlihat di sana sudah terdapat seorang cowok yang memakai hoodie abu-abu sedang memainkan ponselnya.
"Udah lama?" tanya Agatha sembari menuruni anak tangga.
Cowok itu mendongak lalu menggeleng pelan. "Gak, ayo."
Agatha berhenti matanya mengedar mencari keberadaan orang tuanya.
"Gue udah izin tadi," ucap cowok itu yang tak lain adalah Raden.
Agatha menoleh lalu tersenyum.
"Ayo."
Keduanya beranjak dari sana, mata Agatha langsung terfokus kearah motor sport hitam milik Raden.
Malam ini keadaan sedikit mendung namun tak menyurutkan keinginan mereka untuk jalan bersama.
Raden mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan malam yang juga masih lumayan ramai kendaraan. Terlihat di sisi kanan dan kiri jalan, para pedagang berjejeran, bahkan lampu-lampu menerangi malam yang gelap ini.
10 menit kemudian, motor terhenti di salah satu minimarket, namun saat baru saja turun dari motornya. Raden dan Agatha dikagetkan dengan kehadiran Reno dan Nevan.
"Wihh ketemu kita, mau kemana kalian? " tanya Nevan basa basi. Padahal sebenarnya ia sangat penasaran akan hubungan keduanya terlihat sangat dekat namun entah kedekatan yang bagaimana Nevan tak tau.
Agatha tersentak kaget, dirinya tersenyum canggung, entah kenapa ia seperti kepergok berselingkuh, sangat terkejut.
"Oh i-itu kita mau nonton," jawab Agatha canggung.
Reno dan Nevan beroh ria, mata Reno menatap ke arah Raden seolah meminta penjelasan, namun Raden abai bahkan hanya menatap datar ke arah sahabatnya itu.
Karena merasa sudah tak ada kepentingan, Nevan dan Rano pamit karena keduanya akan ke rumah sakit untuk menjenguk Alfa.
"Lo gak ikut jenguk Alfa?" tanya Agatha kepada Raden.
"Nanti." Raden berlalu memasuki minimarket, meninggalkan Agatha seorang diri diluar.
"Kebiasaan," dengus Agatha kesal lalu menyusul Raden masuk kedalam minimarket.
***
Nevan dan Reno baru saja sampai di rumah sakit, keduanya membawakan banyak makanan ditangan.
"Sebenernya ada hubungan apa sih Raden sama Agatha, anjir gue penasaran."
Reno menoleh. "Lo pikir lo doang? Gue juga kali tapi percuma juga kita tanya si Raden gak bakal dijawab, biarin nanti dia sendiri yang cerita."
Nevan mengangguk, langkah keduanya terhenti di depan ruang rawat Alfa, saat masuk terlihat cowok itu yang sedang bersandar sambil menatap lurus ke arah tembok, entah apa yang ada dipikiran Alfa, Nevan pun tak tau.
"Assalamualaikum,"ucap Nevan dan Reno kompak.
Alfa menoleh dan mendapati kedua temannya yang datang. Ia menegapkan tubuhnya.
"Waalaikumsallam," jawab Alfa.
Nevan menetakan setumpuk makanan di nakas lalu duduk di samping Alfa.
Mata Alfa menatap makanan di nakas yang sangat banyak. "Gak perlu repot-repot sebenernya Van, mana sebanyak itu makanan yang lo beli."
Nevan menggedikkan bahunya, "Santai aja si Fa, kalo lo gak abis gue bantuin," tawa Nevan pelan.
Satu lemparan bantal mengenai punggung Nevan dengan kuat, cowok itu menoleh kasar ke arah Reno yang melempar bantal tersebut.
"Apa sih anjing, maen lempar-lempar," kesal Nevan.
Reno berkacak pinggang. "Gue yang beli itu, lagian kan buat Alfa bukan buat lo."
Alfa kembali menghembuskan napasnya lelah, padahal belum lama ia sadar namun sudah disuguhkan dengan pertengkaran yang tidak penting.
"Kebiasaan, hal kecil dibesar-besarkan," gumam Alfa, dari pada terus mendengar dan melihat kedua temannya yang justru membuat kepalanya sakit. Alfa memilih membaringkan tubuhnya dan beristirahat kembali.
Sadar akan pergerakan di sampingnya, Nevan menoleh ke arah Alfa yang ternyata sudah berbaring dan menutup mata.
Nevan beralih menatap tajam ke arah Reno. "Diem! Alfa tidur ngomong lagi gue lempar lo pake sepatu!"
Sontak Reno terdiam ketika mendengar ancaman Nevan, matanya menatap Alfa yang tertidur, mungkin.
Keduanya kembali berdamai, keadaan mulai hening dan Nevan memilih bermain ponsel sementara Reno merebahkan tubuhnya di sofa sambil mendengarkan musik lewat earphone.
Selang beberapa lama, seorang Dokter masuk membuat Reno dan Nevan spontan berdiri.
"Ayah," ucap Reno ketika melihat Ayahnya masuk.
Dokter Bram mendekat ke arah keduanya, sekilas matanya menatap Alfa yang tertidur.
"Dia baru aja istirahat?" tanya Dokter Bram kepada kedua cowok itu.
Nevan dan Reno kompak mengangguk.
"Yah, Alfa gakpapa kan?" tanya Reno menatap sang Ayah lekat.
Dokter Bram tak langsung menjawab namun matanya kembali menatap Alfa yang tertidur itu lalu beralih menatap sang putra.
"Dia gakpapa, dia bukan cowok lemah kalo kamu lupa."
"Dia cuma lelah dan bekas tamparan itu juga yang buat Alfa kaya gitu tapi kalian gak usah khawatir, Ayah udah pastiin itu," ucap Dokter Bram lagi, keadaan tubuh Alfa yang kurang fit ditambah tamparan itu yang memicu Alfa pingsan seperti kemarin.
"Kalian nginep?" tanya Dokter Bram menatap keduanya.
Nevan dan Reno saling pandang dan mengangguk mengiyakan.
Dokter Bram mengangguk mengerti. "Kalo gitu Ayah pergi dulu, kalo ada apa-apa kasih tau Ayah."
Reno menatap kepergian sang Ayah lalu beralih menatap Alfa yang tertidur.
"Bener kata Ayah, lo kan emang hebat Fa," batin Reno.
***
Vote komennya jangan lupaa yahh!
Bantu aku ramein cerita inii heheSee you next chapter
28 November 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...