42. Memory

646 41 4
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

*****

Di sebuah sore yang bising kendaraan, langit kelabu perlahan tergantikan oleh senja yang mulai nempak, suasana sendu yang tercipta karena mendung kini telah tergantikan, lalu lalang kendaraan yang keluar dari sekolah ternama di kota ini menandakan waktu pulang sekolah telah tiba.

"Kita jadi ke gramedia?" tanya Agatha sambil memakai helm nya.

Alfa yang sedang memakai helm juga menghentikan kegiatannya. "Jadi, kamu udah izin?"

Senyum manis tersungging dibibir Agatha, gadis itu nampak mengangguk. "Udah kok tadi, ayo kegramedia." Agatha adalah salah satu perempuan yang menyukai novel bahkan gramedia baginya adalah tempat ternyaman kedua setelah kamarnya.

Gelengan kecil tampak terlihat dari Alfa, netranya melirik sekilas ke samping, motor para sahabatnya sudah tidak ada yang menandakan jika mereka semua telah pulang.

Alfa mulai mengeluarkan motornya dari parkiran lalu diikuti Agatha yang naik dengan hati-hati ke motor itu.

Senyum Alfa mengembang bahkan ia sedikit tertawa geli melihat tingkah Agatha yang dengan santai menggoyangkan kakinya dengan tatapan fokus menatap sekeliling.

"Lucu," gumam Alfa sedikit melirik.

Sedangkan Agatha sendiri menikmati terpaan angin yang mengenai wajahnya dengan menutup mata.

Sampai tak sadar mereka telah tiba di depan gramedia, segera mereka turun dan melangkah masuk.

Di dalam, senyum Agatha tak luntur ketika matanya menatap keseluruhan buku yang berjejer rapi. Seperti surga baginya bahkan jika bisa pun ia akan betah berlama-lama ditempat ini.

"Aku ke sana dulu ya," ucap Agatha tanpa menunggu jawaban dari Alfa.

Alfa menggeleng kecil kemudian dirinya juga ikut memilih buku apa yang ingin ia beli.

Sementara Agatha tengah sibuk dengan kegiatannya, di sela ia memilih buku tangannya tak henti-hentinya mengabadikan beberapa spot foto yang menurutnya indah.

Bahkan tanpa Agatha sadari, Alfa diam-diam mengabadikan kegiatannya di ponsel milik cowok itu.

"Lucu banget sih." Alfa tersenyum geli melihat hasil jepretannya sendiri.

Sementara Agatha telah menemukan buku yang ia mau, tanpa menunggu gadis itu kemudian menghampiri Alfa yang terlihat sibuk membaca beberapa buku.

"Aku udah dapet yang aku mau," ucap Agatha menghampiri Alfa.

Alfa menoleh seketika melihat buku ditangan Agatha. "Horor?" Alfa mengernyitkan keningnya ketika membaca judul novel yang dibawa Agatha, ternyata novel horor.

Anggukan semangat dari Agatha membuat Alfa tak bisa banyak berkomentar, ia langsung ikut mengambil novel yang tadi sempat dirinya lihat-lihat.

"Kamu yakin beli itu? Keliatannya sad ending deh, keliat dari judulnya," ujar Agatha menatap novel ditangan Alfa.

Cowok itu mengangguk samar disertai senyuman tipis. "Suka aja, kayanya seru," jawab Alfa tenang.

Di sela jalannya Agatha terus saja menatap novel milik Alfa.

"Tapi itu bakalan sedih Fa, kalo aku nggak suka yang sad ending kecuali kisahnya indah banget," ucap Agatha melirik Alfa di sampingnya.

Tawa kecil terdengar ditelinga Agatha membuat gadis itu menoleh.

"Aku udah terbiasa sama kesedihan bahkan aku berteman baik, aku dan luka itu kaya buku dan pena," tutur Alfa menatap sebentar novel ditangannya.

Agatha terdiam seketika, ingatannya kembali saat dia menjenguk cowok itu dirumah sakit dan hal itu menyangkut Mama dari cowok di sampingnya.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang