Follow ig: @diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
Sederhana namun sangat dinantikan.
.
.Alfa menatap dream book yang tergeletak di meja lalu perlahan ia membukanya, di halaman pertama terdapat biodata lengkap dengan kata-kata diakhir. Lalu di halaman lainnya ada 6 keinginan dan cita-citanya yang sengaja ia tulis.
Impian dan Cita-cita.
Disayang Mama.
Mama gak benci gue lagi.
Bertemu Papa.
Sembuh dari sakit.
Bisa ngembangin cafe peninggalan Kakek .Lalu Alfa mengambil pena miliknya di meja kemudian menambahkan satu lagi daftar impiannya itu.
Bersama Agatha selalu sampai titik terakhir gue hidup.
Senyum Alfa mengembang, menatap puas tulisan yang baru saja ia tulis, biasanya ia lebih sering menggunakan diary book untuk mencatat dan menuangkan apapun yang ia alami sehari-hari, tentang sedih ataupun bahagia, berbeda dengan dream book ini ia hanya membukanya ketika ingin menuliskan ataupun memberi tanda bahwa keinginan atau cita-cita itu sudah terwujud, seperti sekarang contohnya. Setelahnya matanya menatap jam ditangannya.
"Papa pasti udah dateng," gumam Alfa sambil menatap luar kamar.
Setelah pertemuan semalam, hari ini Alfa akan berangkat sekolah bersama Papanya karena laki-laki itu yang mengajak.
Setelah semuanya siap, Alfa bergegas turun ke bawah, di sana ada Bi Anin yang sudah siap dengan sarapan Paginya.
"Pagi Bi," sapanya dengan tersenyum, tangannya mengambil selembar roti yang sudah diolesi madu.
"Pagi juga Den," balas Bi Anin.
Melihat raut wajah bahagia anak majikannya, Bi Anin menjadi penasaran, "Kayaknya keliat bahagia banget hari ini," ujar Bi Anin menatap Alfa sambil tertawa kecil.
Alfa pun ikut tertawa di sela makannya kemudian setelah selesai tak lupa dirinya minum barulah kembali menatap Bi Anin.
"Bibi tau nggak, impian Alfa akhirnya terwujud Bi, Papa nemuin Alfa," jelas Alfa dengan raut wajah bahagia.
Bi Anin pun ikut bahagia bahkan wanita paruh baya itu sampai menutup mulutnya karena terkejut. "Serius Den? Aden ketemu Tuan? Alhamdulillah ya Allah, Bibi seneng dengernya."
Namun dengan cepat Bi anin menutup mulutnya ketika teringat tentang majikannya siapa lagi jika bukan Vina.
"Tenang Bi, Mama gak ada dirumah kok," kata Alfa yang mengerti maksud Bibinya itu.
Bi Anin menganguk-angguk. "Alhamdulillah kalo gitu, Aden harus hati-hati ya takutnya nyonya tau dan Bibi gak mau Aden disiksa lagi," saran Bi Anin. Wanita itu sangat tau semua permasalahan dirumah ini sebab dirinya sudah sejak lama bekerja dan menjadi tempat keluh kesah anak majikannya itu selama ini.
Alfa mengangguk paham lalu bangkit dari duduknya.
"Alfa barangkat dulu ya Bi, assalamualaikum."
"Waalaikumsallam," balas Bi Anin sambil menatap Alfa keluar rumah.
***
Sebuah mobil putih yang sudah terparkir di luar gerbang menarik perhatian Alfa, dengan langkah cepat cowok itu mendekat.
"Papa," gumam Alfa lirih ketika melihat sang Papa telah sampai.
Alfa kembali menatap sekitar, dia harus memastikan dahulu jika tak ada yang melihat Papanya termasuk satpam dirumahnya sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...