21. Tentang luka

1K 40 2
                                    

Follow ig:@diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

Jika waktu bisa diputar kembali maka aku akan memilih mengulang masa kecil tanpa meminta untuk dewasa.
_Alfaero Revandra
.
.

"Abis ini istirahat deh," gumam Alfa ketika selesai mengerjakan tugas sekolah.

Tangannya dengan teleten membereskan buku-buku dan lainnya, sampai gerakan itu terhenti ketika mendengar dering ponsel membuat Alfa spontan membukanya.

Vina
Jangan keluar kamar, temen Mama main.

Begitulah isi pesan singkat itu namun mampu membuat Alfa terkekeh miris membacanya.

Lagi-lagi seperti ini.

Alfa termenung di dekat pintu, matanya tak sengaja menatap nakas, dengan pelan ia mengambil sebuah foto yang terpajang disana.

Terlihat ada dirinya, dan kedua orangtuanya. Tertawa bahagia, duduk dikarpet kecil disebuah taman.

Alfa menatap Mamanya yang sibuk menata makanan, pagi ini mereka melakukan piknik kecil di taman tak jauh dari kompleks.

"Mama," panggil Alfa.

Vina menoleh ke arah putranya. "Iya, kenapa sayang," jawab Vina.

Alfa tersenyum lebar, matanya menatap kedua orangtuanya. "Alfa sayang kalian banyak-banyak segini." Alfa kecil mengatakan hal itu sambil memperagakan tangannya membentuk bulatan besar membuat Vina dan juga Zidan terkekeh melihat itu.

"Mama sayang kamu sebesar ini." Vina memperagakan hal serupa seperti Alfa, membuat pria kecil itu tertawa.

"Sayang sama Alfa terus ya Ma, sampe lama-lama," pinta Alfa kecil.

Vina terkekeh sambil mengangguk. "Pasti sayang."

Senyum miris terlihat jelas di wajah Alfa, sepenggal memori usang tentang masa lalu berputar diingatannya ketika menatap foto itu.

"Emang bener ya, masa kecil itu fase terindah dalam hidup," gumam Alfa sembari terus menatap foto.

Karena tak ingin kembali mengenang masa itu terlalu jauh, Alfa bangkit dan sedikit membuka pintu kamarnya. Matanya menatap sekitar dan berjalan keluar.

"Ternyata temen-temen Mama," batin Alfa.

Kening Alfa mengerut ketika tak sengaja mendengar ucapan salah satu teman Mamanya.

"Anak sodara lo kemana Vin?"

"Oh itu dia keluar, biasalah namanya weekend," jawab Vina sambil terkekeh.

"Oh gitu, btw lo gak keberatan gitu nampung anak orang di sini," tanya wanita itu kembali.

"Ya mau gimana lagi, gak enak gue mau nolak."

Jawaban itu sukses membuat Alfa kaget sampai menggeleng tak percaya.

Mamanya tak mengakui jika ia adalah anak kandungnya dan lebih jahat lagi wanita itu keberatan ia ada di sini.

Merasa tak kuat lagi untuk mendengar ucapan itu Alfa segera menuju kamarnya dan menguncinya.

Tubuh Alfa luluh ke lantai, sorot matanya mengisyaratkan luka yang tak mampu Alfa utarakan dengan kata-kata lagi. Bahkan tangan cowok itu mengepal erat, menyalurkan rasa kecewa, sedih dan marah

Alfa bangkit lalu meninju tembok kamar miliknya dengan kencang. Cowok itu berteriak tertahan, pesetanan dengan suaranya yang terdengar hingga keluar.

"Alfa cape nek." Alfa kembali luluh dilantai, kali ini suaranya lirih. Tangannya memerah dengan sedikit kebiruan.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang