45. Kecewanya Vina

743 40 3
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

*****

Alfa turun dari mobil orang suruhan Papanya, segera mungkin ia masuk ke dalam rumah namun sebelumnya Alfa sudah menyembunyikan obat di tas miliknya.

"Assalamualaikum." Mata Alfa melirik sekitar mencari sosok Mamanya namun Alfa tak menemukan keberadaan wanita itu.

Alfa bernapas lega ketika tak ada sahutan apapun. "Syukurlah, artinya gue nggak akan dimarahin."

Namun ketika melewati kamar Mamanya, ia mendengar suara sesuatu dari dalam sana, merasa penasaran Alfa memdekati pintu dan baru mengetahui jika suara itu adalah Mamanya.

"Semoga Mama nggak tau deh, mending gue buru-buru ke kamar aja," monolognya seraya berjalan ke kamar namun ketika pintu kamarnya baru saja ditutup, tiba-tiba di buka kembali secara kasar.

Yang membuat Alfa kaget adalah mata Mamanya memerah seperti habis menangis.

"Ma, Mama kenapa?" tanya Alfa khawatir, tangannya berusaha memegang pundak sang Mama namun segera ditepis wanita itu.

Vina menatap putranya sinis sembari mendekat, tangannya menghapus sisa air mata yang masih ada dipipinya.

Alfa mematung terkejut ketika dirinya ditampar dengan kencang, suara tamparan yang kencang itu memenuhi kamar milik Alfa.

"Ma," ucap Alfa kaget dengan tangan memegang pipinya yang amat panas.

Vina sendiri justru kembali berkaca-kaca namun raut wajah marah masih tercetak jelas di sana.

"Pembohong! Kamu bilang nggak pernah liat Zidan tapi apa, Mama liat 2 kali dan 2 kali juga Mama gagal!" seru Vina dengan nada keras dan sedikit bergetar.

"Mama udah cari dari lama Alfa, tapi selalu nggak ada hasil," tambah Vina lagi.

Alfa mematung, hatinya mendadak nyeri ketika melihat Mamanya bersedih, ini hal yang jarang sekali Alfa lihat, selama ini yang ia lihat hanya kemarahan dan raut wajah ketidak sukaan wanita itu tapi ini sang Mama bersedih dan itu perihal Papanya.

"Mama kecewa sama kamu dan ini lebih kecewa dari apapun," ungkap Vina dengan raut wajah kecewanya dan hendak pergi namun ditahan oleh Alfa.

Alfa bersimpuh di kaki Mamanya dengan memegang kaki itu erat, matanya pun berkaca-kaca.

Vina menatap kosong lurus tanpa berniat melihat putranya.

"Ma maafin Alfa, Mama mau pukul Alfa? Pukul Ma pukul kalo itu bisa bikin Mama puas," pinta Alfa menatap Mamanya sendu.

"Atau Mama mau ambil semua uang Alfa? Alfa akan kasih, apapun yang Mama mau lakuin ke Alfa silahkan lakuin Ma, kali ini Alfa nggak akan memohon, Alfa nggak akan ngeluh sakit, tapi Alfa mohon jangan kecewa sama Alfa, cuma Mama yang Alfa punya ... tolong jangan pergi Ma," pinta Alfa dengan nada bergetar, bayangan ketika dulu Papanya meninggalkannya kembali hadir dan Alfa trauma dengan hal itu.

Vina menyentak tangan putranya dengan kakinya kemudian pergi meninggalkan Alfa yang masih terdiam mematung mencerna kejadian ini.

Melihat kepergian Mamanya Alfa segera berlari menyusul namun terlambat, mobil yang dikendarai Mamanya sudah melesat jauh.

Air mata lolos begitu saja, Alfa menatap sendu jalanan di depannya, kepalanya menunduk menatap aspal bahkan tangannya mengepal erat.

"Ma Maaf," ucap Alfa dengan suara parau, tenggorokannya bahkan sampai sakit sebab menahan sakit dihati.

Kepalanya mendongak lalu bangkit dan menuju kamarnya dengan lemas.

"Lo itu bodoh ya Fa, lo nggak guna." Alfa mengumpat, tangannya mengacak kasar rambutnya.

Sejujurnya Alfa sangat bingung, apa yang harus ia lakukan, antara memberitau keberadaan Papanya atau tidak, semuanya ada resiko.

"Bodoh!" Dinding di kamar itu menjadi pelampiasan kemarahan Alfa, berkali-kali Alfa menonjok dinding kamarnya sampai tanagannya mengeluarkan banyak darah, bercak darah pun sampai menempel pada dinding itu.

Tubuhnya luluh begitu saja ke lantai, dadanya berdenyut nyeri, bayangan ketika Mamanya menangis di depannya kembali berputar.

"Maafin Alfa Ma," gumam Alfa sendu, matanya menatap tangannya sendiri yang terluka.

Mendadak penyesalan menghantui Alfa, perihal kejadian kala itu dan semua kesalahan yang selama ini ia lakukan tanpa sengaja.

"Alfa baru aja ketemu Papa, tapi Alfa nggak kasih tau Mama, maafin anak bodoh ini Ma ... Alfa nggak mampu."

Jika pun memberi tau, semuanya akan kembali rumit sebab Papanya telah memiliki keluarga baru dan tentang obsesi Mamanya, Alfa tak yakin jika ke depannya akan baik-baik saja.

Baru saja dirinya bertemu kembali dengan Papanya setelah sekian lama dan ia tak mau jika seandainya mempertemukan orangtuanya lagi, Papanya pasti akan kembali kecewa dengannya.

Alfa serba salah, Alfa bingung apa yang harus dilakukan.

"Ma, tolong jangan kecewa sama Alfa."

Tatapan kecewa tadi sangatlah melukai Alfa, demi apapun ia lebih baik dipukuli dan dibenci dari pada melihat Mamanya kecewa.

Alfa mendadak tertawa miris, hidupnya amat berantakan, keluarganya hancur, ia mengidap penyakit dan sekarang Mamanya kecewa.

"Udah nggak guna, penyakitan sekarang bikin Mama lo kecewa, kasihan banget hidup lo." Alfa justru meratapi takdir hidupnya sendiri.

Sepertinya impiannya untuk bisa kembali bersama-sama seperti dulu dengan sang Mama tak akan pernah terwujud.

Semua hanyalah angan-angan sampai kapanpun tak akan pernah terjadi, dan setelah kejadian ini pasti hubungannya dengan Mamanya itu akan semakin memburuk.

Dering ponsel tiba-tiba tak membuat Alfa berminat membukanya, justru ia malah melemparnya ke kasur lalu menghembuskan napas.

Tangannya merogoh obat di tasnya, matanya menatap lama obat itu lalu menaruhnya dengan kasar ke meja.

"Sekali aja nggak minum obat nggak akan bikin gue mati," gumam Alfa menatap tak minat obat-obat dimeja  kemudian mengambilnya lalu membuangnya ke tempat sampah.

Ia sudah tak berminat meminum obat, karena yang ada di pikirannya hanyalah Mamanya.

"Pergi tapi harus pulang ya Ma, boleh kecewa tapi jangan lama-lama."

Alfa menatap keluar jendela yang ternyata hujan deras, seolah hujan saat ini sangat menggambarkan keadaan hatinya sekarang.

"Hujan itu gue."

***

Hai aku up maaf telat 🙏

Oh iya kalo ada yang bingung pas Alfa ada adegan dialog pake lo-gue tapi ada juga nyebut nama, itu memang sengaja aku bedain. Jadi kalo dialog itu ditunjukkan untuk Mamanya dan keluarga pakenya Mama-Alfa atau Nenek-Alfa gitu. Tapi kalo ditunjukkan untuk diri sendiri baru pake lo-gue, begitupun ke lainnya aku menyesuaikan, semoga paham ya 🙏

Maaf banget kalo part ini pendek.
See you next chapter

16 April 2024

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang