10. Tentang rasa

948 46 5
                                    

Follow ig: @diniisukmaa

Tandai typo dan selamat membaca!

Sadar diri itu perlu supaya tak berharap, terlebih kepada sesuatu yang lo pun masih ragu.
_Alfaero Revandra
.
.

Reno menatap datar ke arah Alfa yang sedang merapihkan buku-bukunya kedalam tas, cowok itu bahkan sudah berada dirumah Alfa sejak tadi Subuh.

Semalam setelah perdebatan panjang akhirnya Alfa sudah kembali dari rumah sakit, padahal sang Ayah mengatakan jika Alfa lebih baik pulang besok namun cowok itu tetap pada pendiriannya untuk kembali malam itu juga.

"Udah nih Ren, yokk." Alfa membalikkan tubuhnya, bersiap keluar dari kamar.

Reno berdecak lalu meninggalkan Alfa lebih dulu sedangkan Alfa sendiri hanya mampu menghembuskan nafas lelah.

"Gue gak mau ngerepotin lo terus Ren, makanya gue minta pulang," lirih Alfa, dia paham jika cowok itu pasti sedikit kesal kepadanya karena semalam.

Mata Alfa menatap sang Bibi yang sudah menunggunya di meja makan, sedangkan Reno entah lah kemana cowok itu.

"Pagi Bik," sapa Alfa.

Bi Anin tersenyum melihat keadaan anak majikannya itu yang sudah lebih baik bahkan wajah pucatnya tak terlihat lagi.

"Mau sarapan pake apa, nanti Bibi ambilin," tanya Bi Anin dengan tersenyum.

"Roti aja Bik, buru-buru gak enak ditungguin temen di depan," balas Alfa.

Dengan cepat, Bi Anin membuatkan roti dengan isi cokelat lalu memberikan kepada Alfa.

Alfa bangkit dengan tangan yang memegang roti, lalu bersalaman dengan sang Bibi.

"Alfa berangkat dulu Bi, assalamualaikum," pamit Alfa lalu bergegas menyusul Reno.

"Waalaikumsallam."

***

Diam dan menikmati roti, itu yang Alfa lakukan saat ini, Reno dan Nevan keduanya di depan sedangkan Alfa di belakang.

Matanya menatap keluar, dia bahkan belum melihat sang Mama sejak malam itu entah kemana perginya wanita itu.

"Fa," panggil Nevan, membuat Alfa yang sedang menatap keluar menoleh.

"Kenapa?"

Nevan sedikit ragu untuk mengatakan namun ia sangat penasaran. "Mama lo ud-"

"Gue belum liat sejak malam itu," potong Alfa, ia tau apa yang akan Nevan tanyakan.

Nevan menggaruk tengkuknya, merasa ucapannya seperti sedikit salah, melihat tatap Alfa yang sendu membuat Nevan meringis dalam hati.

"goblok banget sih, harusnya gak usah tanya," batin Nevan.

Keadaan kembali hening, Reno yang sibuk menyetir, Nevan yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan Alfa yang sibuk menatap ke luar.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka sampai di depan gerbang sekolah, terlihat dari ekor mata Alfa, Agatha yang berboncengan dengan temannya, Raden.

Alfa Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang