Follow ig: @diniisukmaa
Tandai typo dan selamat membaca!
*****
Jam pelajaran kedua telah usai dan kelas pun mulai sepi walau beberapa dari mereka masih berdiam di kelas dan sebagian lainnya memilih ke kantin sekedar untuk mengisi perut mereka sebelum kembali mengikuti pembelajaran.
Alfa, cowok itu sejak tadi hanya berdiam diri di kelas tanpa keluar sedikitpun. Dengan alasan membawa bekal dari rumah Alfa membohongi teman-temannya padahal sebenarnya uangnya ia sisihkan untuk membayar spp sekolah.
Pendapatan dari cafe miliknya terkadang tak menentu maka dari itu Alfa terkadang harus merelakan uang jajannya untuk ditabung karena sang Mama tak pernah sekalipun memberikan uang untuk dirinya, hanya cafe itu lah sumber penghasilannya untuk memenuhi semua kebetuhan hidup termasuk dalam menggaji para maid dirumahnya walaupun hanya Bi Anin dan satu orang satpam rumah.
Alfa meruntuki dirinya sendiri yang lupa membawa bekal dan pagi tadi hanya memakan dua lembar roti tawar tanpa minum sedikitpun.
Kepala cowok itu diletakan di meja dengan telinga tersumpal earphone.
"Besok besok bilang Bibi deh biar gak lupa begini," monolognya.
Lama Alfa berada diposisi itu sampai akhirnya bahunya ditepuk seseorang spontan Alfa langsung menegapkan bahunya.
"Nih, temen lo yang paling ganteng seantero sekolah dengan baik hati beliin lo makanan." Nevan duduk di samping Alfa setelah memberikan makanan untuk cowok itu, lalu kepalanya disenderkan ke meja sambil bermain ponsel.
Alfa menatap teman-temannya lalu menatap makanan yang tergeletak di meja.
Reno yang melihat itu sangat paham apa yang akan diucapkan Alfa. "Udah Fa gak usah banyak ngomong dulu buruan makan keburu masuk."
Alfa mengangguk pasrah lalu memakan makanannya. Dalam hati Alfa bersyukur mempunyai teman seperti mereka. Entah lah apa jadinya jika Alfa tak mempunyai mereka.
Beberapa saat, terlihat makanan itu sudah habis Alfa pun dengan sigap membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
Tak sadar matanya menatap Agatha yang berjalan ke arah kelas bersama Haura, terlihat gadis itu tertawa bersama entah lah apa yang sedang dibicarakan kedua gadis itu, Alfa yang melihat itu sedikit tertegun sampai tak sadar ujung bibirnya tertarik.
"Dorr." Tepuk Reno dari arah belakang membuat Alfa gelagapan.
Reno memicing menatap Alfa lalu arah pandangnya mengikuti arah pandang Alfa, sampai tawa geli terdengar dari cowok itu.
"Lo liatin Agatha ya, hayoo ngaku," goda Reno sambil mencolek lengan Alfa membuat cowok itu berdecak lalu meninggalkan Reno seorang diri.
Sedangkan Reno sendiri melongo menatap kepergian Alfa. "Anjim emang si Alfa gue ditinggal," kesal Reno lalu menyusul Alfa.
Tak terasa lama mereka mengobrol dan bercanda, waktu istirahat telah habis. Proses pembelajaran kembali dimulai.
Terlihat seorang Guru masuk ke dalam kelas, beberapa murid berdecak ketika sang Guru masuk.
Bu Beta, guru sejarah. Pelajaran yang paling dibenci murid di kelas ini. Dengan alasan membosankan.
Bagaimana tidak, sang Guru ketika menjelaskan seringkali membuat sebagian dari mereka mengantuk bahkan tertidur.
"Siang murid Ibu yang cantik," sapa sang Guru dengan ramah.
Reno yang sedang memainkan kukunya sontak mendongak. "Buu, kita gak keliat kah? Masa ganteng gini dibilang cantik sih!"
Seruan terdengar ketika Reno mengucapkan itu, Agatha dan Haura tertawa mendengarnya sedangkan Bu Beta hanya menggedik tak acuh.
"Buka buku paketnya, halaman yang kemarin terakhir dibahas."
Nevan dan Reno kompak berdecak, dengan malas mereka membuka buku itu.
"Suka amat ngulang masa lalu, heran," gerutu Nevan yang masih di dengar Reno.
"Hoh anjir, bosen gue sama pelajaran ini," balas Reno.
Entah seperti mendapat ide, Nevan dengan girang menatap Reno sambil menaik turunkan alisnya.
Reno yang seperti paham dengan kode Nevan pun menyeringai.
Keduanya berbisik, sementara Alfa dan Raden hanya menggeleng menatap kedua temannya.
Reno mengangkat tangannya. " Bu maaf, mau tanya boleh gak."
Bu Beta mengangguk. "Boleh, silahkan mau tanya apa."
Nevan dan Reno menyeringai tipis.
"Kenapa harus ada pelajaran mengulang masa lalu ah maksudnya sejarah?" tanya Reno dengan muka sok serius.
"Kenapa gak masa depan aja Bu," sahut Nevan juga dengan wajah dibuat sepolos mungkin.
Ketika Bu Beta akan menjawab Reno kembali bertanya.
"Bu sejujurnya kalo boleh jujur saya itu bosen sama pelajaran ini," curhat Reno, membuat semua murid di kelas menahan tawanya sejak tadi.
"Tapi tenang saya gak bosen kok sama Ibu, kan Ibu cantikk banget walau pun ngeselin," ucap Reno memelankan ucapan terakhirnya.
Semua murid tak mampu lagi menahan tawa, sedangkan Bu Beta sudah menggeram layaknya hewan buas yang sedang marah.
Muka Guru itu juga terlihat memerah, tak mampu lagi menahan kesal Bu Beta akhirnya menghukum kedua murid nakalnya itu.
"Keluar kalian! Bener-bener ya bikin saya emosi, keluarr!!" teriak Bu Beta sambil menunjuk ke arah luar kelas.
Dengan pede keduanya keluar begitu saja dengan girang namun itu tak berlangsung lama karena ucapan Bu Beta membuat keduanya diam tak berkutik.
"Berdiri disana! dan hormat ke arah bendera sampe jam pelajaran ini selasai! Jika melanggar jangan haram bisa dapetin nilai semester ini!" ucap Bu Beta lagi dengan nada tinggi lalu masuk ke dalam kelas.
Nevan dan Reno melongo mendengar ucapan mengancam dari sang Guru.
"Bisa-bisanya typo gak tau suasana, masa harap jadi haram." Nevan berdecak sambil menggeleng.
Dengan malas kedua nya berjalan ke arah tiang bendera dan mulai melakukan apa yang di minta sang Guru dengan terpaksa.
"Anjim muka gue jadi gosong dong," ucap Reno kesal.
"Yaelah muka jelek gitu sok amat takut item, gue yang gantengnya sebelas dua belas sama Cha Eunwoo aja gak seribet lo, karena gini Ren konsepnya kalo orang ganteng mau gimana pun akan tetep ganteng," ujar Nevan sambil menyugarkan rambutnya dengan gaya sombong.
Plak!
Suara tamparan terdengar sangat jelas, Nevan yang terkejut sampai memegang pipinya yang berdenyut nyeri.
Dengan napas menggebu-gebu Nevan mengejar Reno yang berlari mengelilingi tiang bendera.
"Sini lo anjing! gue cincang tangan lo sampe abis, sinii!!" Nevan mengejar Reno dengan cepat, mata cowok itu terlihat melotot. Sedangkan yang dikejar berlari sambil terbahak.
"Makanya Van, jangan asal ngejeplak itu mulut kan gue jadi gemes pengen nabok lo," tutur Reno sambil tertawa kencang.
***
Sedangkan di dalam kelas, beberapa murid tertawa pelan melihat tingkah Reno dan Nevan, bahkan Agatha dan Haura pun ikut tertawa melihatnya.
Alfa sendiri justru menggeleng dengan menghembuskan napas panjang. "Kebiasaan nyari penyakit."
Jika ada yang bertanya bagaimana reaksi Raden? Jawabannya adalah cowok itu hanya menatap sekilas ke arah dua temannya itu lalu kembali fokus ke arah Guru yang sedang menjelaskan pelajaran.
"Alay," celetuk Raden dengan wajah datar.
***
Vote komennya jangan lupa guys!
Shere juga yah bantu aku ramein cerita ini okeyySee you next chapter
5 Desember 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa Dan Luka
Teen Fiction{Revisi tanpa menghapus keseluruhan part} Ini kisah tentang Alfaero Revandra, laki-laki malang dengan sejuta lukanya. "Andai raga ini bukan milik-Nya mungkin sudah hancur sejak dulu." "Terkadang yang terlihat baik-baik saja adalah yang paling terlu...