21

268 55 1
                                    

***

Toil masih di rawat di rumah sakit, tapi hari ini Lisa sudah kembali bekerja. Gadis itu bersiap akan pergi ke kantornya, keluar dari rumahnya sembari memegangi kunci mobilnya. Ia tunggu pintu garasinya terbuka sembari berdiri di sebelah mobilnya, membaca beberapa pesan di handphonenya. Tepat setelah pintu terbuka, ada mobil lain di depan gerbangnya. Menghalangi jalan gerbang itu, menghalangi mobil Lisa untuk keluar dari rumahnya.

Lisa memperhatikan mobil itu, mobil yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sebuah mobil asing yang ternyata milik Kwon Jiyong. Pria itu keluar dari mobil, dengan setelan jasnya yang rapi. "Ada apa ini?" tanya Lisa, bertanya pada pria yang sudah hampir dua minggu berada di Bellis tapi tidak pernah menghubunginya, tidak juga menemuinya. Toil bilang Jiyong beberapa kali datang menjenguknya, tapi pria itu tidak pernah muncul ketika Lisa ada di sana.

"Kau akan pergi kerja?" tanya Jiyong, ia berjalan menghampiri Lisa, namun gadis yang juga memakai setelan itu langsung menghela nafasnya.

"Tentu saja, jam berapa sekarang," ketus Lisa, lantas menunjuk mobil Jiyong. "Singkirkan mobilmu, aku harus keluar," katanya, dengan gerakan mengusir yang angkuh.

"Aku ingin mengantarmu-"

"Tidak, aku menolak," potong Lisa. "Singkirkan saja mobilmu," suruhnya sekali lagi.

Jiyong membujuk sekali lagi, tapi Lisa tetap menolaknya. Lisa terus menolak sampai Jiyong akhirnya menyerah dan menggeser mobilnya dari sana. Lisa berhasil keluar dari rumahnya, berhasil pergi dari sana, tapi Jiyong tetap tinggal. Menatap mobil yang pergi menjauh itu dengan beberapa helaan nafas.

Pria itu masih berdiri di depan gerbang yang tertutup, ketika handphonenya berdering dan Lisa yang meneleponnya. "Kenapa kau datang?" tanpa berbasa-basi, Lisa bertanya begitu. Sembari mengemudikan mobilnya, gadis itu menelepon pria yang tiba-tiba muncul di rumahnya.

"Mencari teman untuk pergi kerja," pelan Jiyong. Alih-alih masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana, pria itu justru berjalan ke depan gerbang rumah Lisa, berjongkok di sana sembari menyalakan rokoknya. Dengan helaan nafas yang tidak ia tutup-tutupi.

"Kau bekerja di sini?" tanya Lisa.

"Mau tidak mau."

"Apa maksudnya? Ada fashion show lagi di sini?"

"Tidak. Aku akan bekerja di perusahaan ayahku."

"Whoa..." Lisa hanya berseru mendengarnya. Kemudian keduanya sama-sama diam sekarang. Jiyong sibuk dengan rokoknya, berharap waktu akan berhenti dan ia tidak perlu berangkat kerja. "Lalu pekerjaanmu sebelumnya? Kau berhenti dari pekerjaanmu sebelumnya?"

"Tidak tahu. Apa yang harus aku lakukan? Berganti profesi?"

"Kenapa bertanya padaku? Tanya Toil saja, atau putuskan sendiri. Sejak kapan kau mendengarkanku? Tidak... Tidak satupun dari kalian berdua yang pernah mendengarkanku," balas Lisa. "Tapi kalau kau tidak ingin pergi kerja, masuk saja ke rumah. Untuk apa duduk seperti pengemis di depan rumahku? Kode pintunya ulangtahunmu," susulnya.

"Kau melihatku dari cctv?" tanya Jiyong, menoleh pada kamera cctv di dekatnya. "Ya! Perhatikan jalan- tunggu... Kenapa kode pintunya ulangtahunku?" heran pria itu kemudian, bergegas melangkah ke pintu, mencoba kodenya. Dan ia berhasil membuka pintunya.

"Aku dan Toil bertengkar tentang ulangtahun siapa yang akan dipakai untuk kodenya, lalu setelah dua hari kami memutuskan memakai ulangtahunmu," kata Lisa, dengan sangat santai. "Ingin aku ganti jadi tanggal ulangtahun kekasihnya, tapi bajingan itu tidak ingat kapan kekasihnya ulangtahun," susul Lisa, menjawab pertanyaan itu sesuai dengan naskah yang sudah ia rangkai sebelumnya, sebab rasanya akan aneh kalau Lisa memberitahu Jiyong kalau ia dan Toil menikah di hari ulangtahun pria itu.

Eurydice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang