♻️AvRa-21♻️

51.4K 3.8K 65
                                    

Jimplang mulu dah votenya, heran, apa ini mau dibuat sad end juga?

JANGAN JIMPLANG! JANGAN JADI SIDER BABIQ! Enak aja mau bacanya doang, sialan, setidaknya kalau gak bisa komen ya vote doang, ini udah komen kagak, vote apalagi, haduh, pusing deh.

200 vote dan 50 komen, semakin sering jimplang, semakin sedikit aku update.

Vote diawal atau diakhir chapter!

♻️Happy Reading♻️

Setelah MOS selesai, anak-anak kelas 10 akan menjalani pembelajaran seperti biasa.

Gedung jurusan IPA berbeda dengan gedung Jurusan Bahasa ataupun IPS, jadi Avyaz begitu bahagia saat tau dia ada di gedung yang sama dengan Ranaya.

Walau kelas mereka berbeda pastinya, setidaknya Avyaz bisa ngeliat Ranaya setiap jam istirahat.

"Vyaz, lo udah daftar ekskul?" Nion duduk sama Niel, sementara Oja sama Seno.

Avyaz duduk sendiri, dia gak suka duduk berdua selain sama Ranaya.

"Oh, belum, lo pada udah?"

Oja, Seno, Niel dan Nion menggeleng pelan "Belum juga, katanya hari ini bakal ada demo ekskul, lo mau liat gak? Di lapangan depan gedung IPS," ajak Niel.

Avyaz menimbang sebentar, masih hari pertama belajar, guru tak masuk sebab masih harus mengurus hal lain, jadi mereka bebas mau kemana saja.

Hanya saja kelas 12 sedang belajar, kelas 11 lah yang men demonstrasi kan ekskul mereka.

"Boleh lah," jawab Avyaz seraya bangkit dari duduknya.

"Vyaz mau kemana?" tanya Amelia sok akrab, dia tersenyum ramah pada Avyaz lalu berjalan mendekat.

Avyaz mendecih tak suka, sementara Nion udah geram duluan.

"Heh, mak lampir, bisa gak sih lo gausah ngintilin Vyaz mulu, gak punya malu lo? Aib udah kesebar juga, masih aja gegayaan lo jadi manusia, masih untung lo bisa masuk sini, jangan macam-maca-"

Ucapan Nion terputus saat Oja membekap mulut Nion dan menatap Amelia.

"Cabut sana lo," usir Oja kasar.

Amelia mengerucutkan bibirnya sebal, dia duduk kembali ke kursinya.

Bisik-bisik dari murid sekelas mulai terdengar.

"Apa ini bakal kaya romance benci jadi cinta antara Avyaz sama Amelia? Biasanya yang awalnya benci bakal jadi bucin."

"Gue gak yakin sih, soalnya Avyaz kelihatan ngebet banget sama Kak Ranaya, lagian, Amelia ini muka-muka cewek pick me gitu, gak kaya Kak Rana yang emang pure cantik, ramah, hangat, friendly lagi, cocok lah sama Avyaz,"

"Lo salah, Avyaz yang cocok sama kak Ranaya, bukan Kak Ranaya yang cocok sama Avyaz,"

"Apa bedanya?"

"Beda dong, kalau nyebut kak Rana cocok sama Avyaz, itu terkesan kaya Avyaz tuh wow banget kalau sama Kak Rana, kalau bilang Avyaz yang cocok sama kak Rana, nah, itu berarti kak Ranaya yang wow banget kalau sama Avyaz,"

"Gue gak paham, tapi gue ngerti maksudnya, oke lah-oke."

Amelia mendecih tak suka, Ranaya mulu kayanya yang mereka bicarain, sialan.

Di lapangan, Avyaz dan ke 4 temannya menonton Demonstrasi Ekskul yang dilakukan anak kelas 11.

Tatapan mata Avyaz begitu datar, dia memasukan kedua tangannya ke kantong celana sekolah dan mengamati demonstrasi ekskul basket.

Bisa Avyaz dengar bisik-bisik para siswi di dekatnya.

"Itu si Avyaz kan? Murid yang masuk dengan nilai paling tinggi, gila, ganteng banget,"

"Bisa gak ya dijadiin crush?"

"Kagak bisa, dia udah suka sama yang lain," celetuk Niel yang kebetulan lagi nguping.

Siswi-siswi tadi langsung menoleh kearah Niel, lalu bertanya "Suka sama siapa?" tanya mereka kepo.

Niel menunjuk pada Ranaya yang saat ini sedang berjalan ke arah kantin, dan Avyaz berjalan menyusul Ranaya.

"Ooh, Kak Ranaya, gak heran, dia cantik, Avyaz cocoklah sama kak Ranaya."

Avyaz sendiri berjalan menyusul Ranaya lalu menepuk bahunya.

"Ran," panggilnya tenang.

Ranaya menoleh, dia tersenyum manis lalu mengusap kepala Avyaz.

"Mau ke kantin?" tanya Ranaya.

Avyaz mengangguk pelan, dia berjalan disebelah Ranaya, bisa mereka lihat kalau Avyaz ini sering sekali merona kalau disebelah Ranaya.

Apalagi tinggi Avyaz cuma sebatas telinga Ranaya.

Lucu banget mereka.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang