♻️AvRa-38♻️

48.1K 2.7K 82
                                    

Jimplang parah votenya, untung ketolong sama komennya yang cepat penuh.

Ayolah, stop jadi sider, beban banget asli, kalian mulu yang mau dimarahin.

Gak sadar-sadar juga, tinggal vote doang padahal.

200 vote dan 50 komen, VOTE! Yang gak vote nanti keinjak tai ayam.

♻️Happy Reading♻️

Pagi yang cerah, ah, sungguh cerah sampai-sampai senyum diwajah Avyaz tak hilang-hilang sejak dia bangun tidur.

Sebenarnya hari ini Avyaz malas mau ke sekolah, capek habis lepas perjaka 4 jam sama Ranaya.

Apalagi bekas cupang masih bersisa di dada dan lehernya, tapi Avyaz pengen ketemu Ranaya.

Udah resmi dong mereka, resmi pacaran!

"Dek, motornya nanti siang datang," ujar Ibu saat melihat Avyaz mengisi botol minum kacanya dengan air putih di dispenser hitam.

Avyaz mengulas senyum senang, dia mengangguk "Oke, kapan yang ngajarin Avyaz bakal datang?" tanya nya pada Ibu.

"Om Redho bakal datang nanti sore, kamu bisa langsung belajar naik motor sama dia," jelas Ibu.

Avyaz ber oh ria, dia mengangguk senang.

Tin.

Avyaz menegang, dia menoleh ke arah pintu dengan wajah ceria penuh kebahagiaan.

"Cieee, yang udah jadian," goda Ayah dari arah ruang makan.

Avyaz terkikik pelan, dia segera meraih tas sekolahnya lalu berlari riang keluar rumah.

Anting-anting pemberian Ranaya masih Avyaz pakai, walau hanya sebelah, kalau cincin, Avyaz simpan, soalnya emas, takut hilang.

Ranaya tersenyum hangat saat melihat lari ke arahnya.

"Pagi, sayang," sapa Ranaya lembut seraya menyambut pelukan Avyaz yang begitu manja.

Avyaz mendusel dileher Ranaya "Pagi jugaaa, sayangnya Vyaz~" balas Avyaz ceria.

Ranaya gemas, dia menangkup wajah Avyaz lalu mencium bibirnya lembut, Avyaz memejamkan matanya mesra kala ciuman itu menggapai bibirnya.

Mereka ciuman sebentar lalu Ranaya melepas ciuman mereka kala Avyaz memukul bahunya pelan, merasa napasnya mulai berkurang.

"Uuh, kamu ini, masih pagi udah cium-cium aja," rengek Avyaz seraya mengerucutkan bibirnya pelan.

Ranaya gemas, dia mencium bibir Avyaz lagi, ciuman kecil berulang lagi.

"Uh, udaaah!" rengek Avyaz kesal.

"Hehe." Ranaya hanya terkekeh pelan lalu mengusap gemas rambut Avyaz.

Baru setelahnya Avyaz duduk di jok motor Ranaya dan memeluk pinggangnya erat.

Parfum mereka sama hari ini, jadi semakin mesra saja.

"Rana hari ini cantik, enggak, setiap hari cantik," puji Avyaz seraya mencium pipi Ranaya manja.

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang