♻️AvRa-26♻️

47.3K 3.6K 125
                                    

Vote lah, payah bener disuruh vote, heran.

Jangan jadi sider babiq, vote diawal atau diakhir chapter, JANGAN JADI SIDER TERUS AH! MUAK TAU GAK!

Sengaja partnya gak panjang, biasanya Kalau pagi sider banyak, jadi jaga-jaga aja.

Vote, jangan mau jadi kaya setan, kan sider gak keliatan dan setan pun sama gak keliatan juga.

200 vote dan 50 komen, buru.

♻️Happy Reading♻️

Avyaz marah, dia merajuk pada Ranaya dan begitu membenci Reja.

Buktinya saja motor Reja di parkiran hancur sudah karena ulah Avyaz, motor vario Reja sudah pecah dibagian depannya, kedua bannya lepas dan jok motornya dipenuhi kotoran hewan.

Banyak yang bersimpati pada Reja pastinya, ditambah Reja kan masih jadi Ketua Osis.

Ranaya tau hal itu juga, dia menoleh ke samping saat melihat Avyaz berjalan dengan arogannya bersama Niel, Oja, Seno dan Nion.

Avyaz melirik kearah Ranaya dengan lirikan tajam, ditambah senyum miringnya.

"Apa lo?" tanys Avyaz sinis pada Ranaya.

Ranaya menghela napas pelan, dia mengalihkan pandangannya kembali pada Reja lalu berjalan menjauhi Avyaz, yah, sudah pasti dia tau siapa yang melakukan perusakan motor itu.

Avyaz tampak puas melihat Reja yang sekarang sedang membersihkan motornya dari kotoran hewan, mampus, siapa suruh deketin Ranaya, kena kan akibatnya.

Karena Avyaz lagi marah sama Ranaya, jadu Avyaz pulang sekolah bakal dijemput sama Pak Jo.

Ya dasar bocah puber, lagi masuk fasenya jadi makin menjadi-jadi dia tuh.

.....

Ternyata ngambeknya Avyaz tak cuma di sekolah, bahkan di rumah juga Avyaz tetap melancarkan aksi ngambeknya.

"Vyaz," panggil Ranaya saat melihat Avyaz duduk di teras sambil main hp.

Tentu saja Avyaz mengabaikan panggilan Ranaya, tapi Ranaya sabar, membujuk bocah tantrum kaya Avyaz gak bisa kasar.

Ranaya berjalan mendekat sampai dia berdiri di depan Avayz yang lagi nunduk main hp, dengan tenang dia memanggil Avyaz lagi.

"Avyaz, kamu denger gak?"

Tetap tak ada respon.

"Avyaz?"

"Vyaz,"

"Dek Vyaz."

Panggilan terakhir mendapatkan respon, tapi hanya sekedar dengusan saja, Avyaz segera berdiri dan hendak berjalan masuk, namun Ranaya menahan tangannya pelan.

"Avyaz-"

Plak.

Avyaz menepis tangan Ranaya kuat lalu menatapnya dingin "Lo mau ngapain kemari hah?" tanya Avyaz sinis.

Ranaya mengerjab pelan, dia mengulas senyum "Mau ketemu kamu, gak boleh?"

"Gak sudi,"

"Yakin?"

Avyaz terdiam saat Ranaya merengkuh pinggang Avyaz dan merapatkan tubuh mereka, tubuh Avyaz kaku seketika.

Dia mendongak saat Ranaya mengeratkan rengkuhanya di pinggang Avyaz.

"Kamu marah ya sama aku?" tanya Ranaya dengan nada suara rendah dan tatapan mata dalam tertuju pada bola mata Avyaz.

Avyaz seolah larut dalam tatapan mata Ranaya.

"Kenapa masih diam juga, ayo jawab," bisik Ranaya seraya mencium leher Avyaz pelan.

"Umh.." Avyaz melenguh pelan saat lehernya dikecup ringan.

Tapi Ranaya tak hanya mengecupnya, dia menggigit sedikit leher Avyaz lalu menghisapnya, menjilatnya pelan sampai tercipta bercak merah, cupang, di leher Avyaz.

"Aah! Lepasin!" berontak Avyaz lemas, tapi rengkuhan Ranaya kuat.

Ranaya berpindah posisi, dia turun ke bahu Avyaz dan menciumnya, menghisapnya sampai terbentuk cupang lagi.

Sampai akhirnya Avyaz tak sengaja mendesar keras kala Ranaya mencium tulang sekangka nya, itu bagian sensitif Avyaz.

"Ah!"

Tubuh Avyaz bagai disengat listrik, dia terlonjak saat Ranaya mencium tulang selangkanya dan reflek menampar Ranaya.

Plak!

Ranaya melepas rengkuhannya saat Avyaz menampar pipinya, wajah Avyaz merah padam, tangannya bergetar setelah menampar Ranaya.

Poni rambut Ranaya menutupi sebagian mata Ranaya, dia menjilat bibir bawahnya dan menatap Avyaz yang saat ini bergetar dengan wajah merah padam.

"Lo ngelecehin gue!" bentak Avyaz yang memegang lehernya sendiri saat ini.

Wajah Avyaz begitu merah, ditambah tatapannya begitu kesal dan malu.

"Ngelecehin apa?"

"Lo cium leher gue tanpa permisi!"

"Kamu gak suka?" tanya Ranaya seraya mengelus pipi Avyaz, tapi Avyaz segera mendorong Ranaya kuat.

"PERGI LO! JANGAN DEKETIN GUE LAGI!"

"Yakin?"

Avyaz menggigit bibir bawahnya, apa dia yakin? Bagaimana jika Ranaya benar-benar menjauhinya?

Melihay Avyaz yang diam ragu, Ranaya mengulas senyum miring.

"Ya sudah, aku gak bakal deketin kamu lagi," putus Ranaya santai lalu berjalan kembali ke arah rumahnya.

Avyaz terdiam kaku "Ran, Ranaya.." panggil Avyaz lirih saat Ranaya berjalan pulang.

Avyaz ditinggal sendirian dengan 3 bekas cupang di leher, bahu dan tulang selangkanya.

Tatapan mata Avyaz menjadi sayu, dia berjalan masuk ke rumah dengan sedih.

Apa Ranaya bakal jauhin dia? Tapi..Avyaz kan gak serius, lagipula Avyaz juga sering bilang sama Ranaya untuk gak deketin dia lagi, tapi Ranaya selalu deketin Avyaz lagi.

Pasti Ranaya gak bakal jauhin Avyaz kan? Dia udah nge cupang Avyaz, Ranaya harus tanggung jawab kalau sampai dia ngejauhin Avyaz.

Enak aja, habis ngelecehin Avyaz, Ranaya gak akan bisa jauhin Avyaz, enggak untuk selamanya.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang