200 vote dan 50 komen.
♻️Happy Reading♻️
Apa yang sudah ditakdirkan akan bersama, sampai akhirpun akan tetap bersama, itu lah kata-kata yang cocok untuk Avyaz dan Ranaya.
Setelah berbagai masalah, akhirnya mereka sampai di jenjang pernikahan.
Di Altar, Avyaz memakai jas putih dengan kemeja putih khas pengantin pria, dia menatap Ranaya yang saat ini berjalan masuk ke Gereja tempat mereka akan melangsungkan pernikahan.
Ranaya begitu cantik, gaun putih yang indah, walau wajahnya tertutupi dengan tudung tipis berwarna putih, tapi Avyaz sudah bisa tau kalau Ranaya pasti terlihat sangat cantik.
Papanya yang berada disebelah Ranaya, mengantar anak semata wayangnya ini untuk menikah dengan Avyaz.
Ranaya menautkan lengan kanannya ke lengan sang Papa, beliau menuntun Ranaya berjalan di karpet merah menuju Avyaz.
Pendeta bahkan menggelengkan kepalanya saat melihat Avayz menangis sesenggukan, menangis karena begitu bahagia melihat Ranaya.
Sesampainya Ranaya dan Papa di Altar dan di depan Avyaz, dengan berwibawanya Papa memberikan tangan Ranaya ke tangan Avyaz.
"Jaga anak Papa ya, dia permata dihidup Papa dan Mama, kamu harus bisa menjaganya," pesan Papa seraya menepuk bahu Avyaz.
Avyaz mengangguk, dia menyeka air matanya dan menuntun Ranaya untuk menghadap ke Pendeta.
"Kamu cantik banget..a-aku sampai gak bisa nahan air mata," puji Avyaz dengan isakan pelan dan juga air mata kebahagiaan.
Ranaya terkekeh pelan "Kalau aku cantik, ngapain kamu nangis, sayang."
"Ya gimana, aku terlalu bahagia.." Jawab Avyaz dengan isakan.
Ranaya hanya bisa tertawa saja, lucunya, Avyaz ini memang selalu lucu sejak dulu sampai sekarang.
Avyaz memang yang terbaik diantara yang terbaik.
Setelah mengucapkan janji suci pernikahan, mereka resmi menjadi suami istri, dan boleh berciuman.
Dengan santainya Ranaya membuka tudung putih yang menghalangi wajahnya, dia menangkup wajah Avyaz lalu menciumnya.
Ya, tetap Ranaya lah yang duluan bergerak.
Avyaz merangkulkan tangannya ke leher Ranaya dan menikmati ciuman mereka, akhirnya, setelah lika-liku yang panjang, mereka bisa bersama dalam ikatan yang lebih sakral.
Setelah resepsi dan pesta meriah yang sudah selesai, kedua nya masuk ke kamar hotel.
Pesta pernikahan mereka akan diadakan selama 2 minggu di berbagai tempat.
Akan diadakan di keluarga besar Avyaz selama seminggu, lalu nanti akan diadakan di keluarga besar Ranaya selama seminggu.
"Tadi aku dikasih hadiah amplop sama Kakek Raxion, isinya tanda kepemilikan salah satu Cafe punya Kakek," celetuk Avyaz saat mereka sedang berpelukan di kasur.
Sudah selesai mandi dan berbenah diri, sebenarnya mereka mau melakukan malam kedua, ya malam pertama kan sudah mereka lakukan dulu saat Avyaz berusia 17 tahun.
Tapi Avyaz ngeluh capek, jadi malam keduanya ditunda dulu.
"Oh ya? Bagus deh, kan kamu juga suka tuh main ke Cafe punya Kakek Raxion, lumayan kan untuk tempat main," sahut Ranaya.
Avyaz mengangguk, dia mendusel di dada Ranaya dan malam itu mereka memilih untuk tidur saja.
Lelah setelah resepsi hari ini.
Yang terpenting kan saat ini mereka sudah resmi menjadi suami istri, tak ada lagi hama, jadi mereka tinggal menikmati momen indah bersama.
Mereka sadar pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah, namun baik Avyaz dan Ranaya saling mencintai dan mereka pun sama-sama orang yang santai.
Jadi kalau ada masalah, ya pasti Ranaya minta Avyaz untuk membereskannya, tak perlu sampai berlarut-larut.
Avyaz kan suami siaga, muahaha.
♻️Bersambung♻️
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl Be Mine [End]
Teen Fiction"Avyaz lucu banget tau, gemes, embul gitu pipinyaaaaa." "Apaan sih, gila lo," Ranaya Halkia dan Avyaz Narledo, adalah manusia-manusia kuat, yang satu kuat mencintai Avyaz secara ugal-ugalan, sementara yang satu kuat menghadapi cewek gila kaya Ranaya...