♻️AvRa-06♻️

70.3K 5.3K 121
                                    

JANGAN JIMPLANG! Kan enak kalau target cepat penuh, bisa double up, nah hari ini mungkin bisa triple up atau 4x up kalau chapter cepat penuh.

Jadi, VOTE! Jangan jadi SIDER TERUS!

200 vote dan 50 komen, vote diawal atau diakhir chapter.

♻️Happy Reading♻️

Mood Avyaz terus memburuk bahkan ketika sore hari dia melihat Ranaya pulang bersama seorang cowok lain yang berseragam SMA.

Avyaz yang tadinya lagi main game di teras, seketika bangkit saat melihat Ranaya diantar pulang sama orang lain.

Ranaya kan tadi pagi dijemput sama Reja, jadi pulangnya diantara juga sama Reja.

Avyaz melipat tangannya di dada, dia memantau dari tembok tengah pemisah rumah mereka.

Dengan tatapan arogan dan kesal pastinya.

"Ini helm kamu, makasih ya, Reja," tutur Ranaya begitu turun lalu memberikan helm full face hitam pada Reja.

Reja udah beli helm baru, helm Ranaya yang dipinjamnya juga sudah di kembalikan tadi pagi.

"Iya sama-sama," jawab Reja lembut seraya menepuk pelan kepala Ranaya dan tersenyum hangat.

Ranaya hanya terkekeh pelan, setelah itu Reja pamit pulang, dan saat itu tiba barulah Avyaz tantrum gak jelas.

"Itu yang lo bilang sibuk? Pulang sama orang lain, cih, katanya suka sama gue, katanya gue terbaik, tapi apa, deket sama cowok lain juga," sinis Avyaz.

Ranaya hanya meliriknya singkat lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya, Avyaz yang diabaikan kembali marah.

"JANGAN CUEKIN GUE!" teriaknya kesal seraya memanjat tembok setengah pembatas rumah mereka.

Dia berjalan kearah Ranaya dan menarik tangannya, Ranaya sendiri lalu menepis tangan Avyaz.

"Apaan sih?" tanya Ranaya agak kesal.

Avyaz tak suka! Ranaya gak boleh mengubah nada bicaranya, gak boleh kesal sama Avyaz.

"Maksud lo yang apaan sih, kenapa lo cuekin gue? Kenapa lo bilang gue adek lo? Gue kan bukan adek lo," cerca Avyaz kesal.

Ranaya hanya merotasi kedua matanya malas, attitdue Ranaya barusan seolah meremat hati Avyaz, Ranaya gak pernah kaya gitu ke Avyaz!

Dia selalu natap Avyaz dengan tatap hangat!

"Ya sama sih, maksud kamu apa bilang aku kakak kamu? Aku cuma ngebalilin aja kaya yang kamu katakan, tapi kenapa kamu marah? Tantruman," ucapan Ranaya begitu tenang namun menusuk.

Avyaz menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memerah dan hidungnya mulai memerah juga.

"Gue gak maksud! Lo gak harus ikut-ikutan juga dong!" nada suaranya mulai bergetar.

Ranaya berdecak kesal "Udalah, aku capek, males ngeladeni bacotan kamu, pulang sana." ini pertama kalinya Avyaz diusir.

Avyaz menatap Ranaya tak percaya, matanya mulai berlinangan air mata dan Avyaz menggenggam tangan Avyaz kuat.

"Ran, tunggu dulu, jangan gitu," lirih Avyaz memelas.

"Apanya yang jangan gitu?"

"Jangan kasar kaya gini.."

"Aku gak kasar, pulang sana,"

Avyaz menggeleng pelan "Enggak mau, Ran, Ran jangan cuekin gue Ran, maafin gue soal omongan semalam, maaf," lirih Avyaz dengan air mata yang sudah berjatuhan.

Ranaya tak menggubris, dia berjalan masuk ke rumahnya, meninggalkan Avyaz yang sesenggukan di luar rumah.

"Ranaya, maafin gue," isaknya sedih.

Dengan kepala yang menunduk, Avyaz pulang ke rumahnya.

Dia mengabaikan pertanyaan orang tuanya, kenapa Avyaz nangis.

Tapi Avyaz abaikan, dia menangis kuat di kamarnya, dia mengunci diri dan membenamkan tubuhnya di kasur lalu memeluk boneka replika Ranaya.

Menangis kuat kaya orang habis putus cinta.

Orang tua Avyaz bahkan bisa mendengar tangisan Avyaz sampai ke ruang tv.

"Berantem sama Ranaya sih pasti," celetuk Ibu.

"Iya, tumben, biasanya akur-akur aja."

Tapi Ibu dan Ayah gak mau ikut campur, urusan anak muda bukanlah urusan mereka jadi biarkan saja.

Toh nanti bakal baikan lagi mereka.

Sementara Ranaya sendiri lagi sibuk dengan Pr-pr nya untuk di kumpulkan 3 hari lagi, jadi dia tak mau memikirkan apapun selain pr.

Dan untuk Avyaz, biarkan dulu mereka seperti ini, jadi biar Avyaz tak semena-mena lagi dalam perkataannya.

Harusnya Avyaz tau kalau Ranaya paling benci disebut kakak oleh Avyaz, karena sesuka itu Ranaya sama Avyaz, tapi cuma dianggap kakak.

Kan bikin Ranaya jadi kecewa dan kesal, anggap saja ini hukuman untuk Avyaz, entah sampai kapan.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang