Minimal vote, anak Tk pun lebih pandai menghargai dibanding para sider ini, seperti tidak punya otak padahal punya otak.
200 vote dan 50 komen, ayo vote diawal atau diakhir chapter.
♻️Happy Reading♻️
Pagi-pagi sekali, Papa dan Mama sudah dikejutkan dengan suara teriakan Ranaya disertai suara bedebum yang sangat kuat.
Hal itu disebabkan oleh Avyaz, Ranaya kaget begitu bangun melihat Avyaz lagi melukin badan Ranaya, tak lupa dengan senyum manisnya.
Ranaya sampai jatuh ke lantai saking kagetnya.
Avyaz merangkak ke tepi kasur dan tersenyum manis "Selamat pagiiii~" Sapanya riang.
Ranaya menatap Avyaz shock, agak merasa hal ini familiar.
Sekelibat ingatan samar melintas, membuat kepala Ranaya sakit walau hanya sejenak.
"Kau ngapain!?" Seru Ranaya masih shock.
Avyaz terkikik pelan "Cuddle, memang apa lagi?" Avyaz menopang dagunya dan senyum manis terulas diwajahnya.
Ranaya segera bangkit dan memukul bahu Avyaz kuat "Sialan, bikin kaget saja! Keluar dari kamarku!" Kesal Ranaya.
Avyaz hanya cekikikan, pukulan Ranaya tak sakit, Avyaz segera mencium bibir Ranaya singkat lalu melompat dari kasur, berlari ke balkon.
Sebelum pergi, dia menoleh kearah Ranaya yang masih membeku sehabis dicium sama Avyaz.
Dengan genit, Avyaz mengedipkakan mata kirinya lalu memberikan kecupan jauh.
"Daaaah sayaaaaang! Nanti aku ke kampus kamu yaaa, muaach~"
Baru setelahnya Avyaz melompat kembali ke balkonnya dan masuk ke kamar, pagi hari yang indah walau Avyaz harus kena pukul dibagian bahu.
Sementara Ranaya, mengusap bibirnya yang dicium Avyaz lalu mendesah kasar.
"Cowok gila!" Pekiknya kesal.
Avyaz tertawa riang di kamarnya, yah, Avyaz kan memang Cowok Gila.
"THIS IS COGIL! HAHAHAHAH!"
Ranaya dengar ucapan Avyaz barusan, dia mengusap kasar wajahnya dan menghela napas pelan, sudahlah, cowok gila itu abaikan saja.
Ranaya harus menjemput Reja setelah ini.
.....
"Hai sayang," suara lembut Reja mengalun kala Ranaya membukakan pintu mobil untuk pemuda manis itu.
Ranaya tersenyum hangat, dia mengusap gemas rambut Reja.
"Pagi juga, yuk berangkat," ajak Ranaya seraya menuntun Reja masuk ke dalam kursi penumpang.
Kedua pipi Reja tampak merona, dia mengangguk lalu masuk ke dalam mobil, duduk dengan tenang saat Ranaya menutup pintu mobil.
Ah, indahnya, sesuatu yang Reja kira tak akan bisa dia dapatkan, justru sekarang tengah bersamanya.
"Kapan kita mau ke butik? Gaun sama jas nya sudah selesai," tanya Reja seraya mencium punggung tangan Ranaya, kala gadis itu duduk di kursi kemudi.
Ranaya terkekeh pelan "Nanti ya, soalnya aku sibuk, 4 hari kemarin kan aku gak masuk kampus, jadi harus ngejar tugas," jelas Ranaya.
Reja mengangguk, dia bersandar ke bahu Ranaya dan mendusel disana.
Jantung Ranaya berdebar cepat, ini familiar, Ranaya merasa ada sesuatu yang mengganjal, tapi apa? Saat Reja mendusel dibahunya, seolah itu sering terjadi, tapi bukan bersama Reja.
Memori Ranaya seolah bertabrakan dan bercampur aduk, Ranaya jadi bingung, jadi pusing juga.
Tapi Ranaya gak mau bilang ke Reja, gak mau buat Reja khawatir, jadi Ranaya simpan untuk dirinya sendiri.
Setibanya di kampus Reja, Ranaya membukakan pintu dan membantu Reja keluar dari mobil, dan setelahnya Ranaya pergi ke kampusnya sendiri.
Disisi lain, Avyaz sudah duduk di kelas, lagi mantau pergerakan Ranaya.
Avyaz sudah memasang kamera pengintai di dalam mobil Ranaya, jadi mulai sekarang, mudah sekali bagi Avyaz untuk melacak dimana Ranaya.
"Ngapain lo?" tanya Nion penasaran.
"Mantau Ranaya, lo tau? Ranaya kemarin diculik sama Bokapnya Reja, pas Rana pulang, sifatnya jadi beda, lo tau gak sebabnya apa?"
Niel, Nion, Oja dan Seno mendengarkan, lalu Niel angkat suara.
"Mungkin, memorinya dirusak? Atau, mungkin saja mereka nanam chip ke kepala Ranaya? Lo tau kan mulai banyak kasus tanam chip oleh dokter-dokter palsu, mungkin aja kan Kak Ranaya jadi korban?" Tutur Niel.
Avyaz menegakan tubuhnya, dia menatap Niel "Bisa jadi, pinter lo, cara nyabut chipnya gimana?" tanya Avyaz.
Niel meraih laptopnya yang ada di tas, lalu membukanya dan mengotak-atiknya sebentar.
"Gue bisa buat Chipnya gak berfungsi lagi, tapi butuh waktu lama, sekitar 2 minggu, gue harus nyari tau dimana chip itu berasal, terus gue harus cari kode nya, baru bisa gue otak-atik tanpa harus nyabut chipnya langsung."
Avyaz merasa ini adalah cara yang aman tanpa harus menyakiti Ranaya.
"Chip itu dari keluarga Dameswara," ucap Avyaz.
Niel mengangguk "Gue bakal bantu, tapi butuh waktu, untuk sekarang lo cuma perlu mepet ke Kak Rana dan buat dia familiar sama lo, jadi memorinya bisa membaik," jelas Niel.
Avyaz memberikan jempolnya tanda mengerti, itu mudah, Avyaz bakal jadi Cogil demi kembalikan Ranaya-nya seperti semula.
♻️Bersambung♻️
Tolong lah votenya, jangan jadi beban terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl Be Mine [End]
Teen Fiction"Avyaz lucu banget tau, gemes, embul gitu pipinyaaaaa." "Apaan sih, gila lo," Ranaya Halkia dan Avyaz Narledo, adalah manusia-manusia kuat, yang satu kuat mencintai Avyaz secara ugal-ugalan, sementara yang satu kuat menghadapi cewek gila kaya Ranaya...