♻️AvRa-25♻️

47.5K 3.5K 74
                                    

Alhamdulillah, votenya gak terlalu jimplang, jadi aku update deh walau komennya belum penuh.

Makasih yaaaa udah mau vote, AYO TERUS VOTE! JANGAN JADI SIDER! YOK YOK YOK! VOTE!

200 Vote dan 50 komen gas!

♻️Happy Reading♻️

Ulang tahun Avyaz akan segera datang, ulang tahun ke 16 tahun.

Sekarang dia sudah memasuki semester ganjil, jadi fokus ke ujian-ujian dan beberapa les, tapi Avyaz tetap bisa bertemu dengan Ranaya.

"Ran, ulang tahun gue udah dekat," Avyaz berceletuk saat dimana mereka hendak berangkat sekolah.

Ranaya tersenyum lalu mengusap gemas rambut Avyaz yang sudah mulai tumbuh lagi, dia mengunyel gemas pipi Avyaz.

"Oh ya, 2 hari lagi kan?" tanya Ranaya lembut.

Avyaz mengangguk, dia menepis tangan Ranaya pelan lalu berdehem pelan.

"Iya," jawab Avyaz seraya duduk di jok scoopy Ranaya.

Ranaya terkekeh pelan, dia naik ke motornya lalu menstater motor, sementara Avyaz segera memeluk pinggang Ranaya dan mendusel di punggungnya.

"Jangan ngebut," tegur Avyaz.

Ranaya mengangguk, untung saja wajah Ranaya ketutupan sama helm, kalau enggak, Avyaz mungkin bisa melihat wajah merah Ranaya dengan senyum gemasnya.

Ranaya gemas banget, dia menunduk dan meraih tangan Avyaz lalu mencium tangan Avyaz yang melingkar diperutnya.

Avyaz bergidik, merinding, apalagi dia merasakan kupu-kupu berterbangan diperutnya.

"Ranaya anjing, jangan gitu," rengek Avyaz kesal.

Ranaya tergelak, dia mengangguk lalu mengendarai motornya menuju sekolah.

Progress hubungan mereka masih tetanggaan, soalnya Avyaz belum legal, Ranaya gak bisa jadi Cegil dulu, takutnya dia dilaporkan ke Polisi karena nyerang minor.

....

Hari ini Avyaz ada latihan basket, ya Avyaz masuk ke ekskul basket bersama Oja, Niel, Nion dan Seno, dan Avyaz ditunjuk sebagai kapten.

Ranaya sendiri menonton latihan Avyaz, karena kebetulan kelasnya lagi dapat jam kosong, bisa nontonin latihan Avyaz.

"Kak Rana~" sapa Nion dari lapangan.

Ranaya tersenyum dan membalas lambaian tangan Nion, Avyaz mendengus, dia menoyor kepala Nion kesal.

Nion memdecih saat Avyaz menoyor kepalanya.

Ranaya bahkan sudah menyiapkan 5 botot air dan 5 handuk untuk Avyaz dan ke 4 temannya.

Latihan dimulai, Avyaz menunjukan skill nya karena Ranaya menontonnya, dia harus menunjukan pada Ranaya kalau dia ini hebat.

Yang menyaksikan latihan basket tak cuma Ranaya, banyak juga siswi kelas 10, 11 dan 12.

"AVYAZ! KYAAA GANTENG BANGET ANJING!"

"VYAZ JADI PACAR GUE SEKARANG!"

"Vyaz lo kece banget sialan!"

Ranaya melirik ke arah sekelompok siswi kelas 11 yang memekik dan menjeritkan nama Avyaz.

Gelengan pelan Ranaya berikan "Fanatik bener," gumamnya.

Ranaya hanya duduk tenang menonton latihan mereka.

"Hei, Rana." Ranaya mendongak saat mendengar suara Reja, pemuda itu duduk di kursi sebelah Ranaya dan tersenyum manis.

Ranaya membalas sapaan Reja "Hai Reja."

"Lagi nontonin adek kamu itu?" tanya Reja.

Ranaya mengangguk "Iya nih, dia latihan basket."

"Adek kamu itu populer ya, ganteng sih, jadi gak heran,"

"Hahaha iya kan? Dia memang ganteng sih, lucu juga."

Reja tersenyum tipis, dia mengelus pipi Ranaya tanpa sadar, Ranaya itu cantik natural, cantiknya memikat dan seolah memiliki magnet tersendiri.

Seolah Ranaya ini begitu tenang, kalem, namun mampu membuat orang-orang suka pada keramahan dan senyuman Ranaya.

"Ran, aku-"

BUGH!

"AVYAZ GOBLOK!" Nion memaki kuat.

Ranaya mengerjab pelan saat melihat Reja terkena hantaman bola basket sampai hidungnya berdarah.

Di lapangan, Avyaz menatap keduanya dengan tatapan dingin, dia melengos dan berlalu pergi dari lapangan basket.

Sial, Avyaz lihat dengan jelas saat Reja menyentuh pipi Ranaya, kedua tangan Avyaz mengepal kuat, dia benci Reja, dia benci Reja, cowok itu berani nyentuh Ranaya!

Avyaz masuk ke ruang ganti pakaian khusus anggota basket, dia mengamuk disana.

"Sialan!" maki Avyaz seraya memukul loker tempat penyimpanan seragam basket.

Deru napasnya begitu cepat, Avyaz kembali memukul loker di depannya.

"BRENGSEK! BERANI LO NYENTUH RANAYA!"

BUGH!

BUGH!

Nion, Niel, Oja dan Seno yang memang ngikutin Avyaz hanya bisa menghela napas.

Bocah puber satu ini, susah ngatur emosi kalau udah cemburu buta.

️♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang