♻️AvRa-23♻️

47.6K 3.6K 86
                                    

Halah jimplang mulu ni vote, heran betol, jangan jimplang woy! MINIMAL VOTE! Jangan jadi beban untuk pembaca lain, jangan jadi sider babiq muluuuu.

Vote kek sekali-kali, heran betol, vote doang berat bener kayanya.

200 vote dan 50 komen, buru! Kalau jimplang, keknya bakal lama update, bisa aja seminggu sekali jadinya.

♻️Happy Reading♻️

Amelia tak di skors, melainkan dia langsung di drop out dari sekolah karena kasusnya itu, pasalnya juga Samantha adalah salah satu anak donatur di sekolah, orang tua Samantha marah atas apa yang terjadi.

Masih untung Amelia cuma di drop out, enggak di penjara tuh anak.

Untuk Samantha, dia dirawat di rumah sakit, dan lagipun tulang hidungnya patah karena tertimpa alat pemadam kebakaran tersebut.

"Sial, dasar Ranaya sialan!"

Amelia duduk di depan minimarket sambil menyesap rokok yang baru saja dia beli, menggerutu kesal dan memaki Ranaya.

Ini sudah jam 11 malam, Amelia malas pulang ke rumah.

"Sial, apa gue bunuh dia malam ini ya? Sialan banget, hancur hidup gue jadinya," umpat Amelia semakin emosi.

Dia dihujat, di DO, orang tuanya saja tak perduli, mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Amelia terus menghisap rokoknya sampai dia melihat seseorang berdiri di sebrang jarang yang berlawanan dari minimarket.

Memakai hodie hitam dan masker, orang itu menyebrang lalu berjalan kearah minimarket.

Amelia mengabaikan orang aneh itu, dia lebih memilih fokus pada rokoknya dan rencana pambunuhannya nanti.

Setelah rokoknya habis, Amelia bangkit lalu berjalan pergi meninggalkan depan minimarket.

Dia berjalan menyusuri trotoar, suasana malam ini begitu sepi, ditambah rintik hujan yang mulai turun begitu bersamaan.

Amelia menaikan tudung hodienya, dan berjalsn lagu di tengah hujan.

Sampai akhirnya dia melewati sebuah gang gelap yang suram, dan disanalah sebuah tangan mencengkram lengan Amelia dan menariknya masuk ke dalam gang.

Disusul bunyi pukulan keras dan jeritan kesakitan Amelia, untung sedang hujan, jadi tak akan ada yang dengar.

Ditambah sekitar gang hanyalah ruko-ruko kosong, jadi sudah sangat pas momen dan tempat untuk menghabisi Amelia.

"Siapa suruh cari masalah, Ranaya-ku tak akan pernah suka diusik," bisik orang itu kemudian memukul lagi wajah Amelia menggunakan alat pemadam kebakaran.

BUGH!

BUGH!

BUAGH!

BUGH!

Dia terus memukul sampai tulang hidung dan tulang kepala Amelia retak, tapi orang itu tak perduli, dia terus memukul sampai orang lainnya di dalam gang menegurnya.

"Pukul bagian lain dong, kepala mulu masa," celetuknya.

"Oh ya, bentar,"

Sekarang posisinya berganti, orang tadi memukul leher Amelia membabi buta.

Hujan ditambah kilatan petir membuat suasana menjadi kian sempurna.

Disisi lain, Ranaya menatap balkon kamarnya dan melihat petir menyambar di luar, hujan lagi.

Senyum miring Ranaya berikan, dia menunduk sebentar lalu mendongak lagi.

"Hah, cari masalah si," gumamnya dengan kekehan pelan, dia tersenyum puas saat pesan masuk ke ponselnya dan menunjukan foto dimana Amelia sudah mati.

Ranaya segera mengetikan balasan.

Cogil-ku
Online

Picture
Dia udah mati.

Bagus, kerja bagus, nanti aku kasih hadiah.

Oke, istirahat, lo pasti masih shock kan sama yang tadi siang.

Iya Vyaz, makasih yaaa, kamu yang terbaik😘

Hm, sama-sama, apapun asal lo senang, Rana.

Ranaya terkikik pelan, dia mencium layar ponselnya yang dia pakaikan wallpaper Avyaz, ah, anak itu, lucu banget.

"Dan semuanya sudah selesai~"

Hama yang satu ini benar-benar membuat Ranaya kesal, jadi dia tak masalah kalau Avyaz dan Nion menyingkirkannya.

Lagipula, siapa suruh ngusik Ranaya, kan sudah jelas Ranaya ini benci diusik, dan bukan dia yang akan membalas, melainkan orang lain.

Tangan Ranaya masih bersih, sebab Avyaz lah yang selalu menyingkirkan orang-orang sialan yang suka cari masalah sama Ranaya.

Kalau nunggu karma dari Tuhan terlalu lama, jadi biar Avyaz saja yang turun tangan.

"Jadi makin cinta sama Dek Vyaz ini, hahahaha, kapan sih dia legal, lana banget perasaan," gerutu Ranaya.

Benar, kalau bukan karena usia mereka berbeda 2 tahun dan Avyaz masih minor, mungkin Ranaya sudah meniduri Avyaz setiap kali bertemu.

Ya masalahnya Avyaz ini terlalu menggoda dan lucu, Ranaya gemas, jadi pengen denger desahannya.

Cuma Ranaya kan masih bisa mikir logis, dia gak mungkin nyerang anak dibawah usia legal, ntar dia ditangkap polisi dong.

Jadilah Ranaya menunggu Avyaz legal, walau sangat lama dan sangat menguras perasaan Ranaya.

Pasalnya Avyaz semakin hari semakin lucu, Ranaya jadi gemas, jadi gak tahan.

Sejak masuk SMA juga, Avyaz selalu ngikutin Ranaya, di sekolah, dia selalu bersikap arogan dan cuek, tapi kalau sudah ketemu Ranaya, beuh, lucu pol.

Kaya dedek gemes gitu hahahah, gak heran Kak Ranaya suka banget sama Dek Vyaz.

Hahahahahaha.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang