♻️AvRa-20♻️

54.8K 3.8K 62
                                    

Ayo dong, jangan sider mulu, gak bosen apa?

Kan bisa sebelum baca kalian vote, atau setelah baca kalian vote, gampang banget tauuu.

Vote ya, jangan jimplang! Awas aja, besok pagi kalau penuh aku up, hari ini 3x up yeaaaay walau sider masih aja banyak.

200 vote dan 50 komen aja loh, ayo!

♻️Happy Reading♻️

MOS atau masa orientasi siswa adalah masa dimana murid-murid akan diperkenalkan tentang sekolah atau hal lainnya.

Avyaz bahkan baru juga 1 hari menjalani MOS, tapi dia sudah membuat banyak kakak kelas kepincut.

Banyak yang meminta nomor whatssapnya, tapi Avyaz begitu pendiam, dia bahkan tak berinteraksi dengan murid lain, selain Oja, Niel, Nion dan Seno.

Kelas Avyaz adalah 10 IPA 1, kelas anak-anak unggulan, ya satu kelas juga sama.Niel, Oja, Seno dan Nion.

Dan kakak pembimbing mereka bernama Samantha dan William murid kelas 12 IPA 4.

"Pagi adik-adik~" sapa Samantha di MOS hari ke 2.

"Pagi kak," jawab murid di kelas, kecuali Avyaz.

Dia hanya diam dengan tatapan datar tak berminat, Avyaz hanya kesal karena bukan Ranaya kakak pembimbing mereka, sialan.

Avyaz iri pada kelas 10 IPA 3, Ranaya jadi kakak pembimbing di kelas itu.

Samantha menatap pada Avyaz lalu tersenyum centil.

"Halo dek Vyaz, udah bawa bahan yang semalam kakak suruh?" tanya Samantha dengan nada yang dilembut-lembutin.

Seisi kelas langsung cie-cie, tapi Avyaz justru merotasi matanya malas.

"Siap, sudah," jawab Avyaz datar.

"Bagus-bagus,"

Samantha begitu bahagia bisa jadi kakak pembimbing di kelas ini, karena ada Avyaz, lumayan kan bisa dijadiin gebetan.

"Hari ini kita akan bermain game Truth or Dare, karena besok hari terakhir MOS, jadi kita harus saling kenal lebih dalam lagi," usul Samantha.

Dia mau mengorek informasi dari Avyaz.

"Baik kak," jawab seisi kelas kecuali Avyaz.

Mereka mulai bermain ToD, dan saat absensi Avyaz tiba, Samantha begitu semangat.

"Vyaz, kamu punya kakak kelas favorite gak selama MOS? Dari kelas 12 yang kamu temui," tanya Samantha berharap.

Pasalnya Avyaz kan di kelas yang Samantha bimbing, pasti itu Samantha.

Avyaz mengangguk "Punya," jawab Avyaz datar.

"Oh ya? Siapa?"

"Kak Ranaya dari kelas 12 IPA 1," jawab Avyaz datar dan tenang.

Mungkin image Avyaz di SMA ini adalah cowok kalem atau cowok dingin, atau mungkin cowok arogan?

Entahlah, yang jelas Avyaz ganteng.

Jawaban Avyaz membuat seisi kelas bergemuruh.

"Ih aku juga suka kak Ranaya, dia ramah banget tau, kelas 10 IPA 3 juga sering bilang kak Ranaya tuh, selalu bagi-bagi susu setiap pagi,"

"Haah lah, pasti udah punya pacar,"

"Jelas lah, gila aja cewek secantik kak Rana masih jomblo,"

Avyaz mendengus lirih, sialan, mana ada, Ranaya jomblo gitu.

Samantha tampak tak puas pada jawaban Avyaz.

"Maksud kakak di kelas ini, dek Vyaz," ujarnya sabar.

Avyaz ber oh ria "Ooh, kalau di kelas ini sih Senior William," jawab Avyaz tenang.

William menepuk dadanya bangga.

"Bagus dek!"

Samantha menghentakan kakinya kesal.

Sialan, Ranaya ini, biasanya Samantha gak punya keirian pada Ranaya, tapi sekarang jadi agak kesal.

Di jam istirahat tiba, Avyaz keluar dari kelas menuju ke arah kelas 10 IPA 3, dia menunggu Ranaya.

"Dek Vyaz," sapa Ranaya saat dia keluar kelas.

Avyaz tersenyum tipis "Kak Ranaya, mau ke kantin?" tanya Avyaz tenang.

"Boleh."

Avyaz tak akan terlalu gengsi, dia sadar di sekolah ini banyak cowok yang lebih ganteng daripada dia, jadi gak boleh sampai kecolongan.

Ya walau Avayz tetap akan mempertahankan gengsi dan ke cuekannya pada Ranaya, tapi gak akan se gengsi dulu.

Gak mau dicuekin Ranaya lagi.

Samantha melihat dengan jelas saat Avyaz ke kantin bersama Ranaya, membuatnya semakin membenci Ranaya saja.

Dan Amelia melihat tatapan Samantha pada Ranaya, dan disana dia sadar, kalau Samantha bisa dia jadikan kubu untuk menyingkirkan Ranaya.

Bagus sekali, ide bagus mengikuti Avyaz sampai ke SMA ini.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang