♻️AvRa-31♻️

43.3K 3.1K 119
                                    

Lumayan lah votenya gak terlalu jimplang, baru 2x up ini yaaa, ayo penuhin cepat biar aku update lageeeeee.

Btw ada cerita baru, judulnya Transmigration as Criminal, yok mampir dan ramaikan muahahahah.

JANGAN JIMPLANG! Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 50 komen.

♻️Happy Reading♻️

Sesuai perkiraan Avyaz, benar saja wajah Samantha mengalami infeksi, hidung barunya saja sampai patah lagi karena dipukul sama Rea.

Infeksi itu membuat sebelah wajah Samantha membengkak, sampai dia tak bisa membuka mata sebelah kirinya.

Belum lagi bintik-bintik kemerahan mulai memenuhi wajah Samantha, bernanah dan mengeluarkan bau busuk.

Ya, itu membuat Samantha stress, dan dia tak mau masuk ke sekolah karena wajahnya itu.

Beredar rumor buruk tentang Ranaya sekarang, karena semua orang yang berurusan buruk dengan Ranaya, pasti berakhir dengan hal tak baik.

Seperti Amelia, Reja, dan Samantha.

Hal itu membuat orang yang sedari awal tak menyukai Ranaya, menyebar rumor buruk di kalangan murid-murid dan juga guru.

Bahkan Ranaya sampai di panggil ke ruang BK.

"Ada apa buk?" Ranaya bertanya dengan sopan dan hangat saat dia dipanggil ke ruang BK.

Buk Nita, Guru BK SMA Laksamana, tau perihal rumor tersebut, dan ingin memastikan dan bertanya langsung.

"Rana, kamu ada penjaga nya ya?" tanya Buk Nita serius.

"Penjaga? Maksudnya?"

"Iya penjaga ghaib gitu, ada? Atau keturunan dari buyut kamu?"

Ranaya menggaruk tengkuknya pelan, dia menggeleng "Enggak ada buk, saya Non muslim, saya enggak tau perihal kaya gitu," jawab Ranaya sopan.

"Ibuk tau kamu non muslim, hanya saja banyak rumor tentang kamu, karena murid yang pernah berurusan sama kamu berakhir buruk," jelas Buk Nita.

Ranaya mengangguk pelan, dia memberikan senyum tipis "Mungkin itu takdir mereka buk, saya enggak tau apapun, kecuali masalah Reja, saya tau itu ulah Avyaz," jawab Ranaya.

Ya semua orang juga tau kalau kejadian motor Reja dirusak itu karena Avyaz.

Buk Nita menatap wajah cantik Ranaya lama, lalu mengangguk.

"Ini konyol memang, ibuk akan memberi peringatan pada murid-murid untuk tidak menyebar rumor,"

Ranaya mengangguk pelan "Terima kasih buk," jawab Ranaya sopan.

Disisi lain, Avyaz merasa telinganya panas, dia ada di kantin saat ini, makan siang.

Enggak nunggu Ranaya karena Ranaya bilang dia ada urusan di BK.

"Tau gak, Ranaya tuh kayanya main dukun deh buat nyantet orang yang bully dia, kaya si Amelia, mati kan? Kayanya kena santet, sama kaya Samantha, rusak muka nya sekarang, kayanya kena santet juga."

"Ihh, haah lah, bahaya banget ya jaman sekarang masih main dukun,"

"Gila, mukanya kelihatan kaya cewek baik, tapi rupanya main dukun,"

Avyaz muak! Dia segera berdiri dari duduknya, membuat Nion, Niel, Oja dan Seno mendongak.

"Vyaz, heh," tegur Oja saat melihat Avyaz meraih botol saus di meja.

Tak memperdulikan teguran Oja, Avyaz langsung menghampiri meja yang diduduki 4 orang siswa yang tadi bergosip tentang Ranaya.

Tanpa ragu, Avyaz melempar botol saus itu ke meja mereka sampai menyiprat keluar mengenai wajah dan mata mereka.

Brak!

"AKH BRENGSEK! MATA GUE! PEDES BANGET SIALAN!"

Avyaz dengan raut muka dingin langsung meraih kerah salah satu siswa yang tadinya memulai gosip, dan langsung memukul wajahnya kuat.

BUAGH!

"NGOMONG DEPAN MUKA GUE LO! CEPAT! ULANGI OMONGAN LO BARUSAN! BERANI LO NYEBAR GOSIP SOAL RANAYA!?" marah Avyaz yang terus melayangkan pukulannya.

Keadaan kantin mulai rusuh, Oja dan Niel berusaha memisahkan Avyaz dari siswa tadi, sementara Nion dan Seno memilih ikut memukul siswa yang tadi bergosip juga.

Jadilah kantin kacau.

"Kenapa lo harus marah!? KALAU ITU SEMUA CUMA GOSIP HARUSNYA LO GAUSAH MERASA MARAH!" maki siswa yang Avyaz pukul setelah mereka dilerai.

"Eh, babi, anjing, bangsat! GOSIP MURAHAN LO BISA BUAT SEMUA ORANG TERHASUT BRENGSEK! ITU SAMA AJA FITNAH! LO KIRA HEBAT NGEFITNAH ORANG HAH!? KALAU SAMPE FITNAH AN LO BUAT RANAYA DI BULLY, HABIS LO SAMA GUE BANGSAT!"

Teriakan dan makian Avyaz jelas serius, siswa tadi tertawa remeh.

"Segitu nya lo ngebela Ranaya, kalau memang cuma gosip atau fitnah, ngapain juga lo marah segini nya, aneh, gosip kan udah biasa di sekolah ini, santai dong," ejek siswa tadi.

Avyaz semakin marah, dia melepaskan cengkraman Niel dan Oja, dan langsung menendang perut siswa tadi.

Dia kembali memukul siswa itu dengan amarah, dia benci kalau Ranaya difitnah, dia benci itu!

Karena semua yang terjadi atas ulah Avyaz, Avyaz tak suka jika Ranaya disalahkan.

"Enggak akan ada yang bisa ngusik Ranaya selama gue ada!"

Pukulan terus Avyaz berikan sampai akhirnya guru-guru lah yang turun tangan, Ranaya baru juga keluar ruang BK, harus masuk BK lagi setelah Avyaz digeret ke BK karena ulahnya.

"Waduh.." gumam Ranaya.

Avyaz yang melihat Ranaya di ruang BK, langsung berjalan mendekat dan menggenggam tangannya.

"Gausah takut, gue bakal selalu belain lo, gak akan ada rumor atau gosip lagi," bisik Avyaz seraya menatap Ranaya dalam dan lembut.

Ranaya tersenyum tipis, dia mengelus pipi Avyaz "Oke, aku percayain sama kamu."

Avyaz mengeluskan pipinya ke telapak tangan Ranaya.

Ya, apapun Avyaz lakukan agar Ranaya hidup aman tanpa masalah.

Apapun itu.

♻️Bersambung♻️

Era Cegilnya Ranaya bentar lagi masuk, baru setelahnya kita masuk Era Cogilnya Avyaz di konflik utama.

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang