♻️AvRa-34♻️

43.7K 3.2K 105
                                    

Vote jimplang tuh, tapi karena penuhnya cepat cuma 3 jam udah penuh, jadi aku up lagi dehhh.

2x up nih, AYO VOTE! JANGAN JADI SIDER SETAN! Setan itu gak terlihat dan tak menunjukan tanda-tanda keberadaan mereka.

Jadi, VOTEEEEEE! Vote diawal atau diakhir chapter, ayo!

200 vote dan 50 komen, ayoooo.

♻️Happy Reading♻️

Bulan 8, Ranaya belum masuk kuliah dan masih bersantai di rumah dan sesekali pergi bersama Avyaz untuk bermain sejenak.

"Ranaaaaaa! Ayo main ke timezone!"

Ranaya yang tadinya lagi ngerajut sweater untuk ulang tahun Avyaz, langsung menyimpan rajutan itu ke lemari kaca lalu beranjak ke balkon kamar.

Dia melihat Avyaz sudah rapi dengan kemeja biru gelap dan celana hitam panjang, Avyaz memakai topi hitam dikepalanya.

"Ke timezone?" tanya Ranaya.

"Iya, timezone, naik sepeda."

Ranaya tertawa pelan "Naik motor aja, aku yang bawa motornya," tutur Ranaya lembut.

Avyaz mengangguk, dia segera masuk ke kamarnya lalu berlari cepat turun dari kamar.

"Mau kemana?" tanya Ibu saat melihat Avyaz bersiap dengan sepatu converse nya.

Avyaz mendongak, dia masih memakai sepatu converse itu "Mau main ke timezone sama Ranaya," jawabnya.

"Main doang? Enggak sekalian nonton film?"

"Uangnya gak cukup tau bu, Vyaz cuma bawa sejuta doang," cetus Avyaz.

Ibu tergelak pelan, dia mengusap gemas kepala Avyaz yang tertutupi dengan topi.

"Ibu tau ya di dompet kamu ada kartu atm, jangan berlagak miskin," kekeh Ibu seraya memberikan kecupan hangat dipipi Avyaz.

Avyaz tersenyum manja, dia memeluk pinggang Ibu.

"Bu, Vyaz bentar lagi ulang tahun, Vyaz minta kado dari Ranaya tapi kadonya lain, ibu kan orang Jepang, ibu pasti tau apa hadiah ulang tahun setiap usia 17 tahun," cicit Avyaz malu.

Ibu tertohok pelan, ibu akui kalau dia dan ayah dulu pertama kali berhubungan adalah saat ibu berulang tahun ke 17, apalagi Ibu asli Jepang yang pindah ke Indonesia setelah menikah dengan ayah.

"Jangan deh kayanya, Rana nanti marah," tegur Ibu.

Avyaz tertawa kuat "Mana ada dia marah, dia aja udah nawarin bawa kondom," ceplos Avyaz.

Ibu tertawa kuat, dia menggeleng pelan "Kayanya kalian jodoh ya? Sama-sama ngebet banget."

Avyaz hanya tertawa saja, dia keluar dari rumah dengan dompernya lalu berjalan riang ke rumah Ranaya, bertepatan dengan Ranaya yang sudah bersiap dan baru saja mengeluarkan motornya dari Garasi.

Ranaya pakai kemeja biru gelap dan celana pendek sepaha, rambut panjangnya dikuncir kuda, dia tampak lebih dewasa dan makin cantik.

Apalagi sekarang Ranaya sudah 19 tahun.

"Rana~" sapa Avyaz dengan senyum manis, dia memeluk pinggang Ranaya dan mendusel dibahunya.

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang