Ayo vote, seneng banget vote chap sebelah gak jimplang, hehe.
Ayo vote! Jangan mau jadi setan, karena sider sama kaya setan, ada tapi gak menjunjukan tanda-tanda keberadaan mereka!
Ini partnya panjang, 1k kata lebih, jadi ayo vote!
Bisa sampai 50 an chapter ini keknya, masih mau baca sampai 50 an?
Jangan jadi sider babiq! Ayooo biar aku bisa 4x up! Baru 2x up ini hehe.
JANGAN JIMPLANG!
200 vote dan 50 komen, ayoo😘
♻️Happy Reading♻️
Hari ini Avyaz ulang tahun yang ke 16 tahun, tak dirayakan karena kata ibu tahun depan aja dirayakan saat 17 tahun.
Ibu dan Ayah sudah memberikan ucapan selamat ulang tahun, doa serta kado untuk Avyaz.
"Semoga kadar tantrum kamu berkurang," ujar Ibu seraya mengusap gemas rambut Avyaz.
Avyaz hanya mengerucutkan bibirnya sebal, tapi tak ayal dia memeluk Ibu dan berterima kasih atas doanya.
Avyaz dapat hadiah ponsel baru dari Ayah dan dapat Ipad baru dari Ibu.
Itu hanya hadiah pertama, Ayah dan Ibu juga menghadiahkan satu lapangan basket yang khusus dibangun untuk Avyaz, ada di belakang rumah.
Serta sepatu basket dan bola basket untuk Avyaz, Ibu dan Ayah selalu mendukung apapun cita-cita Avyaz.
Anak tunggal soalnya, maklum aja.
"Hari ini berangkat sama Pak Jo," ujar Ibu saat sadar kalau Avyaz sedang menatap teras rumah seolah mencari Ranaya yang biasanya sudah menuggu Avyaz.
Avyaz menatap ibu nya "Ranaya enggak pergi bareng Vyaz?" tanya Avyaz heran.
Bekas cupang di leher, bahu dan tulang selangka nya sudah mulai pudar, semalam Avyaz gak masuk sekolah karena malas.
Lagian dia masih merajuk pada Ranaya karena sembarangan nyupang dia, dan masih kesal kalau ingat Reja pernah menyentuh pipi Ranaya.
"Enggak, kata Mamanya Rana, Rana enggak mau berangkat sama kamu lagi, soalnya dia enggak mau ketemu kamu," jawab Ibu santai.
Ibu dan Ayah pun tau permasalahan Avyaz dan Ranaya kemarin, yang perihal cupang, tentu tau soalnya Ibu dan Ayah ngintip dari jendela rumah.
Kan Ranaya sama Avyaz bertengkarnya di teras rumah.
Avyaz merengut "Yaudah, Vyaz juga gak mau berangkat sama Ranaya, gak sudi," ketus Avyaz seraya berjalan ke mobil dimana Pak Jo sudah menunggu.
Ibu dan Ayah hanya menggeleng kan kepala mereka, tak habis pikir, anak mereka ini beneran bocah puber.
Ya wajar, baru masuk umur 16 tahun, lagi puber-pubernya, ditambah suara Avyaz juga gak kunjung memberat.
Masih saja cempreng dan nyaring, masih agak serak sih cuma ya gak manly banget.
Jakunnya sih sudah tumbuh, bahkan bulu kemaluannya juga sudah tumbuh, tapi suara Avyaz tetap kaya bocah 12 tahunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl Be Mine [End]
Teen Fiction"Avyaz lucu banget tau, gemes, embul gitu pipinyaaaaa." "Apaan sih, gila lo," Ranaya Halkia dan Avyaz Narledo, adalah manusia-manusia kuat, yang satu kuat mencintai Avyaz secara ugal-ugalan, sementara yang satu kuat menghadapi cewek gila kaya Ranaya...