♻️AvRa-43♻️

33.5K 2.7K 94
                                    

Aku mohon banget, mohon dengan sangat sama sider, maaf kalau aku kasar, tapi kalian kaya babiq, jadi aku gak bisa kalau gak kasar.

Rasanya dongkol, musuh terbesar aku memang sider babiq, dari 2020 sampai nih 2024.

Vote kalau gak mampu komen, ngerti gak sih? Udah berulang kali dikasih tutor!

Chapter ini penentu, kalau jimplang, aku stop update lapak ini, alias aku hiatus.

Jimplang kalau 400 views-200 vote, 200 views-120 vote, 300 views-150 vote.

Gak jimplang 200 views-150 vote, 300 views- 200 vote, 400 views-250 vote, 500 views-300 vote.

Itu cara ngitungnya.

200 vote dan 50 komen, penuhin dan jangan jimplang, ini penentu.

♻️Happy Reading♻️

Ranaya tak pernah bermasalah selama di kampus, terhitung sekarang dia sudah masuk ke semester 5, dan tak pernah ada masalah.

Tapi sejak Zami bertemu Avyaz, pemuda berotot itu selalu mengusik Ranaya.

"Woy! Cewek gila, mending lo kasih cowok cantik lo ke gue, lo pasti gak bisa kan muasin dia, lo gak punya benda yang bisa nusuk lubang nya hahahahaha!"

Ranaya yang lagi jalan di koridor kampus, langsung berhenti dan menoleh ke belakang, menatap aneh pada Zami.

"Excuse me, you talking to me?" Ranaya bertanya dengan tenang dan kalem.

Decihan sinis Zami berikan, dia bersidekap dada "Gausah sok inggris! Mentang-mentang lo HI, sok!" cerca Zami.

Ranaya hanya menggeleng pelan, ini sudah jam 1 siang, Ranaya harus pulang karena hari ini dia dan Avyaz akan memantau rumah di tengah hutan yang sedang di renovasi.

"Maaf tapi, aku gak punya urusan sama kamu," tutur Ranaya tenang lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Namun Zami tak membiarkan Ranaya begitu saja.

"Songong bener lo jalang!" maki Zami tanpa ragu Zami menendang punggung Ranaya sampai gadis itu tersungkur ke lantai koridor.

Bugh!

Bruk!

Beberapa Mahasiswa langsung melerai, sebagian Mahasiswi membantu Ranaya bangkit.

"Bro, gue tau lo gay, tapi itu gak bikin lo boleh kasar ke cewek!" bentak Ketua BEM yang kebetulan ada disana.

Dia mendorong bahu Zami penuh emosi, sementara Ranaya hanya menghela napas pelan.

"Kalau gak suka cewek, setidaknya jangan kasar!" solot Nina, salah satu Mahasiswi HI.

"Diem lo jalang! Gue gak ada urusan sama lo!" bentak Zami pada Nina.

Nina mencibir dengan mulut pedasnya, Nina ini admin Akun BEM Kampus, jadi mudah sekali baginya untuk membuat Zami di hujat.

"Jalang gak jalang yang penting gue normal, gak kaya lo! Lo kan juga jalang, jual badan berapa lo di klub malam? Lo kira gue gak pernah ngeliat lo tidur sama om-om, hah, dasar, jalang teriak jalang!"

Wuih, mulut Nina beneran pedas.

Bisik-bisik mulai terdengar, gosip mulai tersebar dengan cepat, apalagi saat Nina merogoh saku celana nya, meraih ponselnya dan langsung menyebarkan apa yang dia mau.

"Sial! NINA BANGSAT! LO JANGAN FITNAH GUE!" berang Zami hendak menerjang Nina, namun Ketua BEM langsung menahan tubuh Zami dengan beberapa Mahasiswa lain.

Nina tertawa kuat "Mampus lo!" makinya puas.

BEMNew
Picture
Guys, tau gak? Di foto itu si Zami loh, yang ada di jurusan manajemen bisnis, dia ternyata gigolo tauuuu, sering jual diri di klub malam hahahahah, ups, dia jual diri sama om-om! Hahahahah, badan doang gede, taunya gigolo, haha!
Like.  Coment.   Share.

Mahasiswi dan Mahasiswa mulai menatap Zami dengan tatapan menghakimi, foto yang Nina share adalah foto dimana Zami duduk dipangkuan om-om dan berciuman di klub malam.

Zami bergetar hebat, dia berlari cepat saat mulai disoraki sekitar, sementara Ranaya, menyunggingkan senyum puas.

Baguslah, aku tak perlu turun tangan, siapa suruh nyari masalah. Batin Ranaya senang.

Ya, Ranaya hanya perlu diam dan tak memberikan reaksi berlebih, biarkan sekitarnya yang menilai kalau yang salah adalah Zami.

Dan Ranaya diam, biarkan orang mengira dia yang dianiaya, baru setelahnya orang sekitar akan membela Ranaya dan menyerang Zami.

Yah, kehebatan Ranaya adalah sikap tenang dan ramah.

Semua terkecoh hahaha.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang