♻️AvRa-39♻️

38.1K 2.5K 49
                                    

Cie kangen, padahal baru 1 hari aku libur, gimana kalau aku udah pensi dari WP, beuh, di teror aku kayanya.

Masih pagi ini, jangan buat mood ku rusak dengan sider-sider setan ini, JANGAN SIDER! Udah 2024, STOP JADI SIDER BABIQ!

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 50 komen, ayo! Pemungutan vote untuk 5 cerita bakal selesai tanggal 4 yah, nanti aku hitung cerita mana yang bakal aku up, cuma 2 dari 5 cerita.

♻️Happy Reading♻️

Sejak pacaran, Avyaz sudah tak mau gengsi lagi, males sih, kalau bisa manja-manjaan, ngapain dia sok-sok gengsi gajelas.

Jadi Avyaz lebih sering lagi datang ke rumah Ranaya saat malam hari, ketika Ranaya sudah selesai dari kegiatannya di kampus.

"Sayang~" panggil Vyaz manja saat masuk ke rumah Ranaya, dia berjalan riang ke arah ruang tv lalu melihat Ranaya sedang menonton tv.

Dengan segera Avyaz mendekat lalu duduk dipangkuan Ranaya.

Duduk menghadap Ranaya dengan kedua kakinya yang mengapit pinggang kekasih cantiknya itu.

"Sayang, aku kangen~" adu Avyaz dengan bibir yang mengerucut pelan.

Dia merangkul leher Ranaya dan menatapnya dengan tatapan melas andalan Avyaz.

Ranaya sudah terbiasa dengan kedatangan Avyaz yang sangat tiba-tiba dan tak tau waktu ini.

Dia memeluk pinggang Avyaz lembut namun erat "Baru juga gak ketemu 19 jam, masa udah kangen aja," celetuk Ranaya dengan kekehan ringan.

"Ya 19 jam mah lamaaaa," protes Avyaz.

"Tapi kan kita udah video call an juga,"

"Kamu diem, aku lagi protes, kamu iya in aja," kesal Avyaz seraya menutup mulut Ranaya dengan telapak tangan dari kedua tangan Avyaz.

Ranaya tersenyum tipis, dia mencium pelan telapak tangan Avyaz lalu menjilatnya lembut.

Deg!

Jantung Avyaz langsung bereaksi cepat, wajahnya yang semula putih tak terlalu merona, sekarang sudah cosplay jadi apel ranum yang matang.

Dengan cepat Avyaz menarik tangannya dari mulut Ranaya dan menatapnya garang.

"Kamu! Jangan cium-cium sembarangan!" galaknya.

Ranaya tersenyum saja, dia mengeratkan pelukannya dipinggang Avyaz lalu merapatkan tubuh mereka.

"Kalau gitu, gak sembarangan lagi deh," cetus Ranaya.

"Hm, bagus-bagus, good girl," puji Avyaz seraya mengusap gemas pucuk kepala Ranaya, kikikan pelan Avyaz pelan.

Ranaya hanya diam menatap Avayz dalam, lalu tanpa peringatan, Ranaya langsung menggerakan tangan kanannya dari pinggang, naik ke tengkuk Avyaz.

Dan tanpa bisa Avyaz tolak, Ranaya menekan tengkuk Avyaz untuk menyambut bibir ranum manis Avyaz, yang sudah seperti nikotin bagi Ranaya.

Sejak Avyaz legal, bibirnya tak pernah aman dari ciuman Ranaya, pasti aja setiap bertemu, Ranaya selalu nyium bibirnya.

Kadang cuma ciuman kecil, tapi kadang bisa sampai buat Avyaz pingsan karena kelamaan dicium.

"Nghh.." lenguh Avyaz saat Ranaya melumat bibir Avyaz dengan sangat intim, ditambah Ranaya mengelus pinggang Avyaz dengan sangat lembut namun menaikan napsu Avyaz.

Ranaya melepaskan lumatannya, terkekeh pelan saat menyadari Avayz sudah bergetar, wajahnya merah padam, kedua matanya berkaca-kaca.

"Ah..Rana..aku tuh males ketemu kamu kalau gin-ahhh~" Avyaz hanya bisa mendesah saat Ranaya meremat nunutnya dari balik celan pendek yang Avyaz kenakan.

Avyaz menggeliat pelan, dia menggigit bibir bawahnya.

"Ahh Ranaaaahh! Stop! AAHHH!" desahan Avyaz kian melengking saat Ranaya mempercepat rematan dan temponya di nunut Avyaz yang masih tertutupi celana.

Ranaya tertawa pelan saat melihat air mata Avyaz sudah jatuh, Avyaz nih paling lemah kalau sudah skinship terlalu jauh.

"Oke sayang," jawab Ranaya patuh seraya memeluk Avyaz, mengapitnya dari bahu dan pinggang.

Avyaz melenguh tipis, dia membalas pelukan Ranaya dan mendusel dibahunya.

"Rana, i love you so bad.." lirih Avayz bersungguh-sugguh.

"I love you so bad too, then."

Kekehan pelan Avyaz terima, dia mencium dahi Ranaya penuh ketulusan dan kasih sayang.

Oh ya, Avyaz sudah belajar motor loh, sudah bisa dia tuh, ditambah besok Avyaz mau pergi sama Ranaya, buat KTP sama SIM pastinya.

Jadi kan nanti Avyaz bisa bonceng Ranaya, bukan Ranaya lagi yang bonceng Avyaz.

Cup.

"Kamu ini, imut banget," puji Ranaya saat pipi Avyaz masih agak merah ranum.

Avyaz hanya mendengus lalu mengunyel pipi Ranaya.

"Iya sayang, aku imut, lucu, ganteng, manis, kamu harus bangga bisa pacaran sama aku,"

Ranaya hanya tertawa saja, lucunya si bocah tantrum ini, sudah jarang tantrum loh.

Tapi gatau deh, habis ini kaya gimana.

"Besok aku mau buat KTP sama SIM, kamu temenin ya?" pinta Avyaz manja.

"Siap, sayangnya Rana~"

Avyaz tertawa pelan, senang dia tuh, Ranaya hanya boleh begini sama Avyaz aja, gak boleh sama orang lain.

Ntar Avyaz gorok lehernya kalau berani begini sama orang lain.

♻️Bersambung♻️

Jangan jimplang.

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang