Yeay bisa 4x updateeeee! Besok pagi kalau penuh aku up lagi kok, cumaaaaaa, ya kalau jimplang votenya, aku updatenya agak siangan, tapi kalau gak jimplang, paling jam 7 pagi an lah aku update.
JANGAN SIDER! Sider tuh setan, sama-sama ada tapi gak menunjukan tanda-tanda keberadaannya.
200 vote dan 50 komen, vote diawal atau diakhir chapter!
Btw udah lama ya gak bikin cerita transmigrasi, hmmm.
♻️Happy Reading♻️
Permasalahan di hari ulang tahun Avyaz adalah pertengkaran terakhir mereka, karena sejak saat itu Avyaz mulai mengatur tutur katanya.
Ya dia masih saja gengsi dan ketus, hanya saja dia tak pernah mengusir Ranaya lagi, takut dia, takut Ranaya benar-benar menjauhinya.
Pagi ini mereka berangkat bersama ke sekolah, Avyaz sudah memasuki ujian semester ganjil, lusa dia akan ujian.
Lalu liburan lagi deh.
"Pagi," sapa Ranaya begitu Avyaz berjalan kearah dirinya yang sedang duduk di motor scoopy kesayangannya.
Avyaz mengangguk kalem "Pagi," sapanya balik.
Ranaya mengusap kepala Avyaz lalu mengecup punggung tangannya, bak Pangeran mengecup tangan Sang Putri.
Avyaz berdehem pelan, pipinya memerah, dia segera menarik tangannya dari Ranaya dan tersenyum malu.
"Apasih cium-cium tangan..malu tau," cicit Avyaz dengan bola matanya yang agak bergetar malu.
Bulu mata lentiknya bergetar menahan malu dan gelisah, dia tak sanggup menatap wajah Ranaya, begitu cantik dan dominan.
Ranaya tersenyum gemas, dia menepuk kepala Avyaz pelan "Ayo naik," tuturnya kemudian menjulurkan tangannya pada Avyaz.
Seperti seorang Pria yang mengulurkan tangan pada wanita-nya agar mudah naik ke atas motor.
Avyaz menepis uluran tangan Ranaya pelan, dia mendesis pelan "Apaan sih Ran, lebay," ketus Avyaz seraya duduk di belakang Ranaya.
Dia mengabaikan tawa ringan yang Ranaya buat, dengan santai Avyaz memeluk pinggang Ranaya erat dan menyembunyikan wajahnya dibahu Ranaya.
Oh ya, walau Avyaz sudah 16 tahun, tinggi badannya tak kunjung melebihi Ranaya, bahkan dia masih sebatas mata Ranaya saja.
Ini dia yang gak tinggi-tinggi, atau Ranaya yang terus tinggi? Entahlah.
"Ran, lo wangi banget hari ini," puji Avyaz pelan saat mencium bahu Ranaya lembut.
Ranaya yang mulai melajukan motornya hanya tersenyum kecil.
"Iya, aku pakai parfume baru, kan kemarin kamu bilang parfume aku aroma nya terlalu maskulin, jadi aku ganti deh, suka gak?"
Avyaz mengangguk malu "Suka..gue suka aroma nya, segar, gak maskulin dan gak feminim, cocok buat lo," tuturnya lembut.
Ranaya menggigit bibir bawahnya, sial, kenapa sih Avyaz gak kunjung legal, semakin hari semakin lucu, semakin manis, semakin buat Ranaya cinta!
Avyaz masih memakai kalung pemberian Ranaya, kalung bulan sabit itu loh, gak tau aja dia kalung itu ada tanda pelacaknya, walau kecil, tapi Ranaya mampu memantau gerak-gerik Avyaz.
Perlajalan ke sekolah terasa lambat, ditambah Avyaz yang menelusupkan tangannya ke dalam seragam Ranaya.
Mengelus tank top yang Ranaya pakai dengan lembut.
"Hmm.." gumam Avyaz dengan senyum malu, dia menyenderkan kepalanya dibahu Ranaya.
Begitu nyaman, dan aman.
"Gue sayang sama lo..Rana.." bisik Avyaz halus, dan Ranaya tak mendengar itu sebab terlalu pelan dan terbawa angin.
Suasana yang begitu hangat, hanya saja, iya kehangatan tak akan selalu bertahan lama.
Memang benar hama sudah menghilang dan mereka bisa berdekatan dengan bebas, hanya saja, usia Avyaz akan segera masuk ke 17 tahun.
Dan itu berarti Avyaz sudah bisa bawa motor sendiri, Avyaz gak perlu dibonceng lagi deh sama Ranaya.
"Rana,"
"Iya?"
Avyaz menatap wajah Ranaya dari balik bahu Ranaya, mereka gak pakai help, jadi bisa melihat wajah Ranaya dengan mudah.
Avyaz mendekat lalu mencium pipi Ranaya "Kak Ranaya hari ini cantik," bisik Avyaz lembut disusul senyum manis.
Ckiiit!
Ranaya mengerem motornya mendadak, untung saja belakang mereka tak ada mobil, karena mereka berangkat agak pagi.
Sekitar jam 6 lewat 15 pagi, jadi jalanan sepi.
Avyaz menatap Ranaya yang ngerem mendadak "Kenapa? Kok berhenti?" tanya nya heran.
Ranaya diam, menoleh sedikit dari bahunya dan melihat wajah manis Avyaz, Ranaya harus mengingat kalau Avyaz masih MINOR!!
Senyum hangat Ranaya berikan.
"Enggak papa, tadi ada kucing lewat," jawabnya lembut lalu melajukan motornya lagi.
Avyaz mengangguk saja, kalau Avyaz tau, Ranaya sedang menahan diri untuk tidak turun dari motor dan mencium bibir Avyaz brutal, mungkin Avyaz tak akan berani mencium dan memuji Ranaya.
Itu bisa memancing sisi CEGIL Ranaya keluar, dia selalu ingat kalau Avyaz masih minor.
Kalau dia gak ingat, udah dari lama Avyaz kehilangan keperjakaanya.
Ya, Ranaya menahan diri, tentu, dia kan gila, sudah dijelaskan kalau Ranaya ini begitu tergila-gila pada Avyaz.
Hanya saja, logika nya masih aman, jadi, dia tak dilaporkan ke Polisi.
♻️Bersambung♻️
Menurut kalian, Avyaz dan Matyaz ada kesamaan?
Ranaya dan Kanaya ada kesamaan?
Coba komen muehehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl Be Mine [End]
Teen Fiction"Avyaz lucu banget tau, gemes, embul gitu pipinyaaaaa." "Apaan sih, gila lo," Ranaya Halkia dan Avyaz Narledo, adalah manusia-manusia kuat, yang satu kuat mencintai Avyaz secara ugal-ugalan, sementara yang satu kuat menghadapi cewek gila kaya Ranaya...