♻️AvRa-44♻️

33.5K 2.3K 59
                                    

Batal, aku tetap hiatus, ternyata sider tetap banyak di lapak ini.

200 vote dan 50 komen, vote diawal atau diakhir chapter.

♻️Happy Reading♻️

Avyaz menggertakan giginya saat melihat lebam dipunggung Ranaya, tadinya niat Ranaya mau ganti baju, eh Avyaz nyelonong masuk pas Ranaya cuma pake BH doang.

Jadi Avyaz bisa lihat dengan jelas lebam dipunggung Ranaya.

"Ini kenapa?" tanya Avyaz seraya mengelus punggung Ranaya yang putih kini sudah tercetak bekas kemerahan dan kebiruan.

Nada suara Avyaz begitu dingin, dia menatap Ranaya dengan tatapan menuntut.

Avyaz mencengkram pinggang Ranaya dari belakang, dengan lembut Avyaz mencium lebam itu dan menjilatnya lembut.

Ranaya menghela napas lirih, dia menoleh dari bahunya.

"Ditendang sama Zami, kamu tau lah apa yang harus kamu lakuin," gumam Ranaya dengan senyum simpul.

Avyaz memeluk pinggang Ranaya dan menduselkan wajahnya dibahu Ranaya, tangannya melingkar erat dipinggang dan perut rata Ranaya.

Rambut abu-abu milik Ranaya begitu seksi, membuat aura dominan Ranaya semakin menguar jelas.

"Si cowok gajelas itu? Berani dia nyakitin pacar aku," bisik Avyaz berat seraya mengecup lembut lekuk leher Ranaya.

Ranaya mendesah pelan, wajahnya memerah tipis disertai senyum lembut.

"Ah, ya gitu, kamu terlalu cantik sih jadi cowok, makanya si Zami kepincut sama kamu," ulas Ranaya seraya menoleh ke arah wajah Avyaz dibahu Ranaya, lalu mengecup dahinya lembut.

Avyaz terkekeh pelan, dia menghela napas lalu menggigit bahu Ranaya dan menciumnya, menghisapnya pelan lalu membuat tanda kemerahan disana.

"No one can hurt you, my love," bisik Avyaz dengan tatapan dalam penuh cinta dan ketulusan, ditambah kehangatan yang menempel ditubuh mereka, membuat suasana semakin damai.

"Of course, i know it, you'll protect me as always, babe," bisik Ranaya dengan seringai tipis.

Ya, siapa yang berani mengusik Ranaya, covernya saja yang ramah dan tenang, nyatanya, dibelakang Ranaya ada seseorang yang siap menyingkirkan siapapun itu.

....

Zami menghembuskan rokok yang dia nikmati malam ini, keadaan klub ramai seperti biasa, malam ini Zami ada klien untuk tidur bersama.

"Hai." Zami mendongak saat seseorang menyapanya, dan saat Zami lihat siapa itu, yah, matanya melotot kaget.

"Loh? Lo kan cowoknya Ranaya!" seru Zami senang.

Avyaz mengulas senyum manis, dia mengangguk.

"Hehe, iya, gue yang nyewa lo hari ini, yuk, gue penasaran gimana rasanya nge sex dari belakang, boleh lah, lo ngajarin gue," cetus Avyaz riang.

Zami mengulas senyum bahagia, dia mengajak Avyaz masuk ke ruangan yang sudah Zami pesan, khusus.

Di dalam ruangan itu, sudah dipenuhi dengan mainan sex khusus.

"Ayo, dimulai," ajak Zami dengan seringai lebar.

Avyaz mengangguk, pintu tertutup, dan, pisau berkarat yang Avyaz simpan kini terpakai lagi.

Untung saja isi klub malam hari ini adalah orang-orang suruhan Ayah, Avyaz sudah menjelaskan niatnya pada Ayah, dan Ayah membiarkannya.

Sebagai laki-laki, Avyaz harus bisa membela kekasihnya, jadi, Ayah membiarkan orang-orang suruhan Ayah untuk memenuhi klub.

Jadi saat Avyaz menusukan leher Zami dengan pisau berkaratnya, tak ada yang tau, tak ada yang dengar.

Jeritan kuat Zami hanya disusul dengan tawa girang dari Avyaz.

"Sampah kaya lo, harusnya mati! Menuh-menuhin bumi aja lo hahahahahahahaha!"

"Sialan lo..akh..AAAAAAKKHHH!"

Avyaz terus menikam leher Zami, menikam dada Zami dan terus menikam sampai puluhan kali.

Mampus, siapa suruh jahat sama Ranaya.

Ruangan itu sudah dipenuhi dengan darah dan cipratan di dinding, seringai diwajah Avyaz begitu lebar, dia suka ini, darah dan tangisan penuh kesakitan.

Setelah jelas Zami sudah sekarat, Avyaz berjalan keluar kamar itu dan menyugar poni rambutnya.

"Haha, kelar juga nih manusia sampah satu," kekeh Avyaz seraya keluar ruangan dan disambut dengan 1 Asisten sang Ayah.

"Mau pulang Tuan Muda?" tanya Asisten Ayah.

Avyaz mengangguk "Beresin ya," cetus Avyaz seraya menepuk bahu Asisten Ayah.

Inilah alasan kenapa aksi pembunuhan Avyaz, tak pernah ada yang tau, karena apa?

Ya karena Ayah mem back-up dan terus menyuruh orang suruhannya untuk menghilangkan jejak.

Dan sekarang, Avyaz berjalan dengan kemeja yang sudah dipenuhi dengan darah, wajah tampannya pun sudah dinodai darah.

Tapi tak melunturkan ketampanan Avyaz.

"Kangen sama Ranaya," gerutu Avyaz.

Dia mengirim pesan pada Ranaya, kalau dia sudah berhasil membunuh Zami, dan dibalas dengan emot 😘 dari Ranaya.

Yah, besok deh dia bakal manjaan sama Ranaya lagi.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang