♻️AvRa-40♻️

41.8K 2.5K 73
                                    

Vote doang kagak berat loh, Ya Allah, dahlah, mending aku update seminggu sekali aja, ngelunjak banget sial.

Udalah, tamat ini nanti, gak bakal ada cerita baru, muak, MUAK!! MUAK AKU NGEHADAPIN SIDER, MUAKKK!

Pensi aja udah, habis ini Pensi aja.

200 vote dan 50 komen.

♻️Happy Reading♻️

Tak terasa hubungan Avyaz dan Ranaya sudah masuk ke 1 tahun, hari ini mereka anniversary sekaligus ulang tahun Avyaz yang ke 18 tahun.

Cowok yang suka tantrum gak jelas itu, punya permintaan pada Ranaya.

"Aku mau, kamu cat rambut sekalian potong rambut, bosen ngeliat rambut kamu hitam mulu, mana panjang banget lagi rambutnya, udah sampai pantat kan? Ayo dipotong aja," pinta Avyaz sambil memeluk pinggang Ranaya.

Sekarang Ranaya sudah 20 tahun, baru mau jalan ke semester 4 tahun ini, 2 tahun lagi Ranaya lulus, dia masuk kuliah Jurusan HI alias Hubungan Internasional.

Ranaya terkekeh pelan, mereka saat ini ada sedang dalam perjalanan ke sekolah Avyaz.

Ya kaya biasa, Ranaya kan selalu anter jemput Avyaz, dari sebelum pacaran sampai sekarang sudah 1 tahun pacaran, tetap Ranaya lakukan.

Oh ya, Avyaz sekarang juga naik ke kelas 3 SMA, sebentar lagi dia bakal lulus dan masuk kampus yang sama kaya Ranaya.

Rambut Avyaz tak pernah dipotong lagi sejak kelas 10, sudah mencapai bahu, tapi Ranaya suka, katanya Avyaz jadi kelihatan manis.

"Yaudah, aku potong deh, oh ya, kamu gak ada latihan hari ini?" tanya Ranaya.

Biasanya kalau sore, Avyaz bakal latihan basket bareng Nion, Niel, Oja dan Seno.

Avyaz menggeleng, dia mencium pipi Ranaya manja.

"Enggak, males aku tuh, mau manjaan sama kamu, lagian belum ada pertandingan lagi, jadi aku bisa istirahat deh," jawabnya.

"Oh ya, bulan lalu kan kamu udah tanding."

"Iya, aku jadi MVP hoho, keren banget aku tuh."

Ranaya hanya terkekeh mendengar ucapan penuh bangga dari Avyaz, tak heran, Avyaz memang punya bakat di Basket walau tingginya stuck di 173 cm.

Ranaya sekarang berhenti tinggi, tinggi Ranaya juga cuma 177 cm, jarak mereka tak terlalu jauh lah.

Sesampainya di sekolah, Avyaz segera turun dan mencium pipi Ranaya, sementara Ranaya mencium singkat bibir Avyaz.

"Belajar yang rajin," ucap Ranaya seraya mengusap pucuk kepala Avyaz.

Avyaz mengangguk patuh, sebenarnya Avyaz sudah bisa naik motornya sendiri, tapi dia sudah terbiasa di bonceng sama Ranaya, jadi rasanya aneh saat Avya bawa motor sendiri.

Kebiasaan dimanjain sih sama Rana, jadi tuh bocah keenakan.

"Cat warna abu-abu ya, rambut kamu," pinta Avyaz saat dia berdiri di samping motor Ranaya.

Ranaya mengangguk "Oke sayang, anything for you, cutie pie." elusan Ranaya berikan dipipi Avyaz.

Yah, benar, anything for him.

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang