♻️AvRa-03♻️

77.9K 5.9K 134
                                    

JIMPLANG TEROOOOSSSSSS!

Babi memang sider ini, ntah kapan sadarnya, MBOK YA TINGGAL VOTEEEEEEEEEEEEEEE AJAAAAAAAAAAAAA, itu pun susah kali ku liat.

Hadeuh, setan-setan.

200 vote dan 50 komen, gas! JANGAN JIMPLANG TEROS!

♻️Happy Reading♻️

Avyaz sengaja menyiram tanaman di halaman rumah karena menanti Ranaya pulang sekolah, tapi sampai jam 4 sore Ranaya tak kunjung pulang.

Mana whatssapnya Online tapi pesan Avyaz cheklis 1 mulu.

"Dia kemana sih? Gak biasanya pulang lama," gerutu Avyaz.

Saat dia mendengar suara motor Ranaya, Avyaz langsung memasang ekspresi datar dan pura-pura sibuk menyiram bunga, padahal yang disiram justru rumputnya.

Ranaya tak melihat Avyaz, dia memarkirkan motornya di teras rumah lalu melepas helm merah mudanya, Avyaz sadar helm bogo biru milik Avyaz tak Ranaya bawa pulang.

"Helm gue mana?" tanya Avyaz datar.

Ranaya menoleh, dia tersenyum cerah saat melihat Avyaz, senyuman itu membuat jantung Avyaz berdebar tak karuan, tapi mimik wajahnya tetap datar dan stay cool.

Ranaya berjalan ke dinding pembatas antara rumah mereka.

"Helm kamu dipinjem sama temen aku, namanya Reja, besok dikembalikan," jawab Ranaya seraya menoel pelan pipi Avyaz.

Avyaz menepis tangan Ranaya dan menatapnya kesal "Kenapa gak izin dulu? Itu kan helm gue," ketusnya.

"Loh, kan yang beli aku,"

"Ya, ya tetap aja lo beli buat gue kan!?"

"Iya sih,"

Avyaz bersidekap dada "Terus kenapa tadi wa gue cuma ceklis 1?" tanya Avyaz serius.

Ranaya memberikan senyum tak enak "Tadi kuota aku habis, pas banget habisnya waktu kamu mengetik, jadi saat kamu kirim pesannya, kuota aku habis, makanya ceklis 1," jelas Ranaya.

Avyaz mendengus pelan, dia menyentil dahi Ranaya "Nanti gue beliin kuota, lain kali tuh kuota jangan diboros, susah mau nge chat lo kalau gak ada kuota," sewot Avyaz.

Ranaya hanya tertawa dan mengangguk, dia mengusap gemas rambut Avyaz.

"Iya Vyaz, udah ya aku mau masuk dulu-"

"Nanti malam temenin gue ke Alun-alun," kata Avyaz agak cepat, dia membuang muka lalu berjalan masuk ke rumah setelah mengatakan hal tadi.

Meninggalkan Ranaya yang tertawa lagi "Lucu banget sih," pujinya gemas.

"Gue gak lucu!" balas Avyaz dari dalam rumah.

Ranaya cekikikan, dia berjalan masuk ke rumahnya dan disambut orang tua yang sedang berpelukan mesra di ruang tv.

Ranaya membiarkan saja, orang tuanya memang sering bermesraan di ruang tv, ini sudah sore, wajar aja Mama Ranaya sudah pulang dan bermesraan dengan sang Papa.

Sesampainya di kamar, Ranaya segera meletakan tas sekolahnya, dan mengeluarkan ponselnya, dia membuka satu rekaman video yang berisi video saat Avyaz mengoceh karena Ranaya tak membalas pesannya.

Pipi Ranaya memerah "Ah, lucu banget sih," gumamnya.

Ya, Ranaya meretas kamera ponsel Avyaz, jadi selagi ponsel itu menyala maka Ranaya bisa melihat apapun yang Avyaz lakukan.

Kan sudah dijelaskan kalau Ranaya ini adalah defenisi dari Cegil, alias cewek gila.

Dan lagi pun Ranaya tau apa saja yang sudah Avyaz lakukan, yah, seperti menusuk orang, atau memukul kepala orang dengan palu lalu memotretnya.

Ranaya tau, dan Avyaz juga sadar kalau Ranaya selalu tau dimana dia berada, apa yang dia lakukan.

Terkadang Avyaz merasa takut dan marah pada Ranaya, tapi balik lagi, dia tak bisa membenci Ranaya sebab gadis itu selalu mengapresiasi apapun yang Avyaz lakukan.

Dan juga, selalu memberikan kasih sayang yang selama ini selalu Avyaz rasa hilang dalam hatinya.

Pernah beberapa kali Avyaz mencoba mendekati gadis lain, tapi yang ada dia merasa seperti mengkhianati Ranaya.

Jadi, Avyaz tak pernah lagi mencoba mendekati gadis-gadis di sekolahnya dan hanya dekat dengan Ranaya seorang.

Karena hanya bersama Ranaya, perasaan was-was dan seperti berkhianat, sirna digantikan dengan perasaan hangat dan nyaman.

Apalagi saat Ranaya mengusap kepalanya atau mencium punggung tangannya, membuat Avyaz berdebar dan begitu mendambakan sentuhan itu.

Seolah-olah, Ranaya ini, adalah seseorang yang sudah memegang Avyaz di bawah kendalinya.

Bahkan di bawah alam sadar sekalipun.

"Kenapa sih dia ngasih helm gue ke cowok lain, dasar cewek gila! Padahal helm itu kan punya gue! Sialan!" Avyaz mengomel kesal di kamar.

Dia memukul boneka replika dirinya dan Ranaya, yang Ranaya rajut saat kelulusan SMP Ranaya 2 tahun lalu.

"Helm itu punya gue! Ranaya juga punya gue, enak aja mau di deketin," gerutunya sebal seraya menggigit kepala boneka yang mirip dengan dirinya.

Setelah digigit, boneka itu dilempar ke pintu, lalu Avyaz memeluk boneka replika Ranaya.

"Lo punya gue Ranayaaaa, jangan deketin siapapun, sialan, friendly betul lah, jaga jarak napa," omelnya seolah lagi berbicara dengan Ranaya.

Padahal cuma bicara sama Replika nya doang.

Avyaz merengut pelan "Lo terlalu friendly, gue gak suka," sungutnya.

Dengan kesal Avyaz mendusel di dada boneka itu dan menjerit kesal.

"HELM GUE HARUS DICUCI BIAR BERSIH DARI NAJIS!" pekiknya teredam pada boneka.

Ya benar, cuci helm agar bersih dari bekas si Reja-Reja itu.

Sialan, kalau saja bukan Ranaya yang beli helm itu, pasti Avyaz akan membuang helm bekas si Reja itu, cuma karena itu pemberian Ranaya, Avyaz tak akan melepaskannya.

Avyaz tertidur setelah mengomel, tidur sambil meluk boneka replika Ranaya.

Ya, lucu banget ni cowok satu.

Crush Ranaya gitu loh.

♻️Bersambung♻️

Crazy Girl Be Mine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang