Sampai di apartemen Salsa langsung menangis sejadinya meringkuk di atas sofa. Entah kenapa hatinya begitu sakit ketika melihat Rony dihadapannya. Apakah Rony sudah berubah, apakah Rony telah melupakannya atau apakah Rony sudah mempunyai kekasih, bahkan sampai saat ini Salsa terus berusaha tidak membuka hati lagi setelah Rony meninggalkannya tanpa berpamitan. Salsa terus menangis tanpa menghiraukan panggilan yang masuk pada ponselnya.
'Bu Norma' panggilan di ponselnya seakan membuatnya semakin sedih."Cacaaaaa gue pulang bawa donat kesukaan lo" Novia membuka pintu dan mengamati sekitar karena biasanya sahabatnya akan duduk di meja rias sambil mengotak atik laptopnya.
"Caaa lo kenapa" seketika Novia berlari menghampiri sahabatnya yang sudah meringkuk di sofa"Nop gue ketemu Rony" dengan terisak Salsa langsung memeluk sahabatnya itu
"Seriusan lo ketemu Rony dimana?"
"Dia ternyata CEO di perusahaan yg gua incer Nop, bahkan dia sekarang jadi Rony yang asing bukan Rony yang gue kenal dulu"
"Maksud lo apa ? Gue ga paham lo cerita jangan sambil nangis"
Dengan melepas pelukannya dari Novia ia terus terisak dan tangisannya semakin pecah.
"Lo udah nangis berapa lama sih sampe mata lo ga keliatan gitu" pertanyaan Novia kini terus saja membuat Salsa semakin menangis
Tanpa Salsa menjawab pun Novia paham akan sahabatnya ini. Banyak yang Salsa ceritakan padanya tentang apa yang ia alami pagi tadi seakan membuat Novia ingin mencari dan menghabisi Rony.
"Lo gausah gerak kemana mana, besok gue ke kantor Rony dan gue pastiin dia bakal nyesel udah buat lo kaya sekarang" ucap Novia seakan menyalurkan amarahnya
"Udahlah Nop gak ada gunanya, dia udah bukan Rony yang lo kenal dulu" ucapnya sendu menatap Novia yang sedang emosi
"Terus gimana lo bakal lanjutin ini ga ? yaaa maksud gue lo bakal lanjut perjuangin perusahaan itu ga?"
"Gue gak tau Nop, bahkan kayanya gue juga harus balik ke Jogja secepatnya. Gue gak boleh lama lama gak kerja"
"Rencana kapan balik" tanya Novia
"Besok gue cari tiket dulu, sorry gue numpang semalem lagi ya Nop"
"Lo ngomong apa sih, gue sahabat lo jadi gak perlu ada kata numpang bahkan lo boleh di sini sampe lo dapet kerja lagi" ucap Novia sembari mengelus lembut punggung menenangkan sahabatnya
***
"Lo yakin buat balik kerja di Jogja Ca ?" sembari membantu Salsa mengemas laptop dan barang bawaannya"Gue udah buat janji sama perusahaan yang kemarin nawarin gue, ya semoga gue bisa secepatnya langsung kerja"
"Gue doain lo Ca, manusia baik tulang punggung keluarga kaya lo gak pantes buat sengsara" sembari memeluk Salsa yang sudah siap untuk diantarnya ke stasiun
"Omongan lo Nop kaya orang bener" kekeh Salsa memecah kesedihannya
"Anjir udah sedih padal gue" Salsa hanya tersenyum manis menyikapi sahabatnya itu. 6 tahun memang bukan waktu sebentar untuk mereka mengenal satu sama lain jadi sampai saat ini pun Salsa dan Novia bisa sangat dekat sekali.
Kali ini perjalanan menuju stasiun diisi dengan berbincang dan cerita dengan Novia karena menurutnya dia akan lama lagi untuk mengunjungi sahabatnya karena terpaut jarak yang lumayan."Ca, kalo gue bisa ambil cuti gue mau main ke rumah lo boleh yaa"
"Halah dari kapan tau lo ngomong gitu mulu tapi gak pernah dateng janji doang lo"
"Ya sorry kerjaan gue tiba tiba numpuk kan gak mungkin gue tinggalin" jawab Novia hanya mendapatkan anggukan Salsa karena mereka sudah tiba di stasiun.
"Nop thankyou lo udah bantu gue selama gue numpang di apart lo"
"Sedih banget gue Ca, padal gue udah seneng lo bakal deket an lagi sama gue. Tapiiiii its okay kita bisa ketemu kapan kapan"
"Sekali lagi makasih ya Nop, gue balik dulu next kita ketemu lagi" Salsa melepas pelukan sahabatnya karena jadwal kereta akan segera datang
"Kabari gue ya Ca, hati hati" lambaian tangan Novia mengantarkan Salsa hingga perlahan punggung wanita itu tidak lagi terlihat.
Salsa menempuh perjalanan yang lumayan memakan waktu, tidak ada yang ia lakukan bahkan untuk mendengarkan musik di airphone nya saja ia tidak berkeinginan.
'Bunda hari ini Caca pulang, nanti Caca langsung pakai taxi biar bunda nggak repot buat jemput' pesan itu ia kirimkan untuk mengabarkan pada bunda nyaIa berusaha memjamkan mata namun tidak kunjung bisa karena ia terus saja memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Sepanjang perjalanan ia habiskan untuk memandang hamparan persawahan yang menenangkan dan sesekali mencoba memejamkan mata untuk mengistirahatkan pikirannya.
✨