53

2.6K 224 12
                                    

"Selamat datang di rumah adik bayi" riuh suara mama dan papa Rony menyambut kedatangan Salsa dan Ara.
Salsa terharu karena setelah drama kabur ia masih di anggap penting di keluarganya.
Salsa membenamkan wajahnya saat dipeluk oleh Sheila. Dirinya menangis seperti sedang bertemu dengan ibunya yang rindu karena sudah lama tidak berjumpa.
Ara yang masih dalam gendongan Rony pun kini telah beralih ke Roy papa Rony. Kedua lelaki itu nampak sangat bahagia seperti sejak pertama menanti kedatangan Ara ke dunia. Rasanya masih sama dan penantiannya pun masih sama.

"Ca maafin kesalahan Rony ya, mama sangat menyayangkan ini bisa terjadi. Semoga setelah ini kalian makin akur, makin sayang, makin hangat, makin banyak berkah yang menghampiri" ucap Sheila memeluk Salsa. Tangisan wanita itu sudah meredah

"Terima kasih mah masih mau menerima Caca setelah semua ini terjadi" Sheila mengusap punggung Salsa

"Sini sama oma. Eh keliatan tua banget ya dipanggil oma" Sheila terkikik dengan apa yang ia lontarkan. Bagaimana tidak dengan usia dan wajahnya yang masih terlihat muda sangat tidak cocok dengan panggilan oma untuknya.

"Nena" ucap Salsa memotong. Semua setuju dengan Salsa namun Roy masih kekeh ingin dipanggil opa karena selain panggilan yang hangat, ia juga mencerminkan dirinya menjadi kakek untuk cucu tersayangnya. Cucu pertama keluarga Dharma.

"Rumahnya jadi hangat sekali ya" ucap Salsa saat duduk di meja makan bersama suaminya. Memandang Ara yang masih bermain dengan Sheila dan Roy

"Karena kamu" Rony membalik tubuh Salsa yang awalnya menghadap ke kebun belakang menjadi menghadap ke arahnya. Salsa yang tidak bersiap pun langsung mengunci tatapan keduanya.
Ciuman Rony mendarat begitu saja tanpa aba-aba yang akhirnya keduanya sama sama terhanyut.

Deheman dari tubuh besar di belakang Salsa membuat keduanya berhambur. Entah menagapa keduanya bisa terjebak padahal sudah tau jika ada orang lain selain mereka.

"Udah lama nggak ketemu ma. Maklum" ucap Roy jail. Salsa mencubit perut Rony karena ulahnya ia jadi terkena getahnya.

"Ca tahan ya jangan nambah dulu. Ara masih gemes gini soalnya. Bukan menunda juga nanti kaya Rony jadi sendirian" nasehat Sheila terasa menancap di hatinya. Ia pikir menunda untuk hamil kedua kalinya adalah solusi yang paling tepat agar anak pertamanya mendapat perhatian yang maksimal.
Ia berencana untuk memberi jeda sampai kira-kira Ara sudah masuk sekolah dasar atau paling cepat saat Ara sudah berumur 5 tahun.
Ia belum menyampaikan apapun pada suaminya tentang penundaan momongan ini. Salsa tidak ingin memiliki banyak anak apalagi dalam kurun waktu yang berdekatan, bukan karena tidak sanggup namun ia menyiapkan yang terbaik untuk bekal anaknya kelak.

Ah sepertinya tanpa bersusah payah menyiapkan bekal pun entah Ara atau adiknya nanti pasti akan menggantikan posisi papinya untuk melanjutkan usaha turun temurun ini. Apalagi Rony anak satu-satunya yang sudah pasti mewarisi seluruh harta dari keluarga Dharma.

"Ca. Malah bengong" ucap Sheila membuyarkan lamunan Salsa

"Lagi mikir mau anak sepuluh dia mah" ucap Rony menyenggol lengan Salsa

"Hih mau banget ya perut aku di belek terus" ucap Salsa sinis

"Nggak harus sepuluh juga Ron. Ya minimal tiga lah buat gantiin papinya. Syukur kalo dapet cowo kan" lanjut Sheila

"Gimana Ca? Mau berapa?" tanya Rony melirik Salsa yang sedari tadi menatap ke anak yang ada di pangkuan mamanya

"Hem apa?"

"Bengong terus Ca" Rony merangkul Salsa dan mengarahkan ke dekapannya. Salsa berontak karena malu namun secepat mungkin Rony melepaskan. Mengusap punggung wanitanya. Ia seakan mengerti apa yang sedang bersarang di kepalanya. Memiliki anak lagi adalah hal yang berat untuk wanita bukan karena malas namun mereka memikirkan tugasnya untuk mendidik serta membuat anaknya merasa aman dan nyaman bukan hal yang mudah.

Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang