Bulan ini genap 7 bulan usia kandungan Salsa. Rasanya sungguh berat namun Salsa terus mencoba menormalkan keadaan tubuhnya karena memang efek orang hamil akan seperti itu, pikirnya.
Seperti biasa Rony sering sibuk ke kantor karena proyeknya masih terus berjalan. Banyak hal yang pria itu lakukan untuk mengurus pekerjaannya sampai lupa waktu untuk pulang.Pagi ini Rony memilih untuk pergi ke kantor sedikit lebih siang karena badannya terasa pegal. Rony masih bersembunyi di balik selimut setelah sholat subuh.
Sedangkan Salsa sudah beranjak dengan kebiasaan barunya yaitu olahraga ringan.
Dengan panduan dari youtube Salsa mulai hafal semua gerakan yang harus ia lakukan.
Sebetulnya Rony sudah menyarankan bahwa Salsa mengikuti kelas untuk pendampingan olahraganya agar lebih aman namun Salsa menolaknya. Menurutnya aman selagi tidak ada masalah di perutnya."Pagi sayang" Rony dengan suara beratnya menyapa Salsa yang masih berolahraga di depan TV.
"Hay papi" Salsa menghentikan sejenak aktifitasnya dan mengambil air hangat untuk suaminya.
"Aku lagi nggak masak sayang" ucap Salsa menyodorkan mug pada suaminya
"Gampang mi nanti bisa makan di kantor, jangan terlalu keras olahraganya" ucap Rony yang kini duduk di sofa
"Ini ringan banget malahan" ucap Salsa menyudahi olahraganya
"Pi hari ini mau nengokin adik bayi, jangan pulang malem-malem ya" ucap Salsa
"Udah jadwalnya ya" Rony menatap ke arah Salsa
"Adik, papi lupa kayanya kamu harus marahin papi nak" ucap Salsa yang berlalu namun berhasil di cegah suaminya
"Sinian" Rony menyuruh Salsa duduk di sampingnya.
Seperti biasa Rony membaringkan kepalanya pada pangkuan istrinya dengan posisi wajahnya menghadap ke perut Salsa yang kali ini sudah menyentuh bibirnya karena sudah besar."Sayang ini suara papi nak, papi akhir ini sibuk banget sampai lupa ngobrol sama adik ya. Mi berapa bulan lagi sih kita ketemu sama anak cantik ini?" tanya Rony pada Salsa namun salsa hanya mengacungkan dua jarinya memberi tahu bahwa masih ada 2 balun lagi untuk mereka bertemu.
"Kata mami masih ada waktu 2 bulan lagi kita ketemu nak. Papi nggak sabar buat nunggu waktu itu datang. Nanti kita pergi bertiga ya sama mami buat lihat domba" ucap Rony yang masih berada di pangkuan Salsa
"Lihat domba dimana?" tanya Salsa membelai rambut suaminya
"Di kandang domba Ca, ini perumpamaan aja aku juga nggak tau kandang domba ada dimana" jawab Rony
"Tuh adik denger kan papi ngomongnya ngasal" ucap Salsa mengelus perutnya
"Tapi nanti kalau adik mau, papi bakal carikan kandang dombanya dimana. Oke" Rony mencium permukaan perut Salsa yang semakin besar ukurannya
"Udah cepet perpisahan sama adik kaki aku pegel" Salsa menggoyangkan kakinya seakan ingin menyudahi
"Maksudnya perpisahan?" Rony melihat keatas untuk mencari netra istrinya
"Maksudnya udahan ngobrolnya Ron kaki aku pegel nih" jawab Salsa
"Nak mami capek padahal kan pahala ya, yaudah nanti malam kita ketemu yaa jangan lupa dada-dada biar papi tau. Oke" ucapnya kembali mencium permukaan perut Salsa
"Mi, mau lahiran dimana nanti" tanya Rony yang kini sudah menyambar roti yang ada di meja"Belum tau Ron, pengen normal tapi masih ragu" jawab Salsa yang kini meraih tangan Rony agar suaminya menyuapkan roti pada mulutnya
"Kalau rekomendasi dari papa mama pasti kamu gamau kan jadi kayanya kita harus segera cari soalnya kan udah mepet nih kurang 2 bulan lagi"
