Selepas pulang dari makam Billa langsung menghamburkan diri di dekapan tante Dian yang kini berada di ruang tamu sedangkan Salsa memutuskan untuk pergi ke kamar karena tubuhnya tidak kuat.
Rony kini tengah duduk dengan om Heru dan berbincang sedikit mengenai pengajian yang akan di adakan nanti malam.
"Ron Salsa sepertinya butuh kamu, kamu bisa nyusul ke kamarnya" ucap om Heru"Kamarnya dimana om" sahut Rony dengan melihat sekeliling
"Di ujung setelah kamar pertama nanti depan pintunya ada tulisan Caca" om Heru menerangkan singkat
"Yaudah Rony tinggal dulu ya om" ucap Rony yang hanya mendapat anggukan singkat dari om Heru
Setelah sampai depan pintu yang dimaksud ia pun mengetuk singkat namun tidak ada jawaban dari dalam
"Sa permisi aku masuk ya" ucap Rony seraya membuka perlahan pintu kamar SalsaTidak ada orang di dalam, sunyi hanya suara air dari kamar mandi yang sepertinya Salsa sedang mandi. Rony menutup pintu kamar dan duduk di sofa samping rak buku. Sambil sesekali ia mengawasi di sekeliling yang cukup memukau mata karena semuanya tertata rapi bahkan warna coklat muda cukup dominan di setiap sudutnya.
Tidak lama bunyi pintu kamar mandi di buka, terlihat wanita yang rambutnya tampak basah, wajahnya sayu dan matanya membengkak sepertinya ia menguras air matanya kembali saat di kamar mandi."Sa" ucapan Rony membuat Salsa menghampirinya
Rony terkejut tiba tiba Salsa duduk disampingnya dan membaringkan kepalanya di paha Rony sebagai bantal.
"Masih basah rambutnya" Rony membelai lembut rambut Salsa tanpa ada suara apapun yang keluar dari mulut Salsa
"Sa ada gue kok ga di pake hijabnya" tanya Rony memastikan
"Katanya lo suami gue, jadi nggak sih emang" Salsa merentangkan kepalanya menghadap ke atas, nampak wajah Rony yang terlihat dari bawah
"Iya jadi" Rony tersenyum dengan membelai rambut Salsa.
Salsa memiringkan wajahnya kembali menatap ke arah jendela."Ron ngapain lo ngelakuin ini, pernikahan bukan buat main main" ucap Salsa singkat
"Gausah di bahas sekarang, tenaga lo simpen buat pengajian nanti malam" gadis itu hanya mengangguk
Cukup lama mereka berdua saling diam di dalam kamar sampai ada yang mengetuk pintu mereka dari luar
"Sa ada temennya nduk" bude isni memanggil dari luar
"Disuruh masuk aja bude" ucap Rony karena Salsa seperti enggan mengeluarkan suaranya
"Assalamualaikum" Rony menoleh dan menjawab salam dari tamu yang kini tengah masuk ke dalam kamar.
Novia langsung menghampiri Salsa yang masih berbaring di pangkuan Rony. Novia mengelus lembut rambut Salsa yang kini menatap ke arahnya"Nov repot banget harus kesini, sama siapa?" tanya Salsa
"Tuh" Novia menunjuk ke arah pintu ternyata ada Syarla dan Paul. Setelah mendapatkan kabar dari Rony, Paul memang langsung mengambil penerbangan di hari itu. Kebetulan datangnya 20 menit lebih cepat dibandingkan Novia dan Syarla namun Paul masih di depan menunggu sahabatnya keluar dari kamar.
Salsa mulai beranjak dari pangkuan Rony dan langsung mendapat pelukan dari Novia. Syarla yang melihat pun langsung ikut memeluk sahabatnya itu."Gue tau rasanya kehilangan, jadi gue ga akan nyuruh lo buat ga nangis" ucap Novia lirih
"Lo wanita kuat gue yakin lo bisa ngelewati hal sulit ini" ucap Syarla menambahkan.
Syarla, Novia, Rony, Salsa adalah sahabat sejak kuliah namun Syarla memutuskan kerja di Surabaya karena keluarga mereka pindah kesana. Rony sudah lama keluar dari kamar memberikan waktu untuk Salsa dan sahabatnya. Salsa belum tau apa yang harus ia lakukan selepas kepergian bundanya.