Hari ini merupakan hari sibuk Rony karena ada 4 meeting yang harus ia selesaikan. Meeting pertama membahas mundurnya pembukaan mall yang di Bandung karena keterlambatan pembangunan yang membuat kepalanya serasa ingin pecah. Karena papanya adalah penasihat utama perusahaan jadi Rony harus tetap melibatkan papanya dalam meeting siang ini.
"Ron papa pengen, mall ini segera buka karena kalau sampai tahun depan wahh papa yakin kamu akan kehilangan partner yang sudah deal""Rony paham pah tapi si kontraktornya agak bajingan emang" Rony sedikit menaikkan suaranya
"Ambil jalur hukum kalo dia sampe lari" ucap Roy tidak kalah emosi
Kini mereka sedang berdiskusi sedangkan Salsa hanya menampung dan mencatat semua yang di perlukan. Di sisi lain ponsel Rony terus bergetar karena sedari tadi ia tidak menghiraukan.
'Bentar ya aku lagi meeting' pesan singkat itu ia kirimkan.
Namun terus saja ponsel yang di letakkan di meja itu bergetar seakan lawan bicaranya tidak peduli kondisi yang di alami Rony saat ini.'Kamu tau nggak sih kalo aku bilang bentar ya bentar cuma masalah beli tas doang bisa nanti' ucapnya lantang saat ia mengangkat telfon dari lawan bicaranya.
Tidak sekali dua kali Laras acuh terhadap kondisi Rony, tidak mau tau apa yang sedang Rony lakukan bahkan tidak pernah sekalipun menanyakan tentang kesibukannya. Yang Laras tau Rony selalu mengiyakan apapun ucapan Laras. Mungkin saja karena Rony malas membahas lebih jauh.'Terserah kamu, hal spele jangan dibuat ribet' Rony langsung menutup ponselnya
Entah apa yang di bicarakan oleh lawan bicara Rony sampai membuat ia emosi seperti saat ini. Salsa sudah menduga bahwa itu adalah panggilan telfon dari tunangan Rony namun apa yang di bicarakan ia tidak terlalu peduli. Salsa memalingkan wajah ketika Rony menatap ke arahnya.
Meeting mulai memanas namun Rony masih bisa mengatasi semua yang di ucapkan oleh papanya.
Setelah meeting selesai Rony langsung bergegas untuk kembali ke ruangan dan mengambil tas serta berkas yang dibutuhkan. Salsa pun langsung ikut mengejar langkah bos nya itu."Sa sepertinya 2 meeting lagi dibatalkan dulu soalnya meeting kali ini pasti akan lama" ucap Rony saat mobil yang ia kendarai telah keluar dari kantor.
Salsa hanya mengangguk dan langsung menghubungi client yang akan ikut serta dalam meeting.Kali ini mereka datang ke sebuah restaurant untuk menemui client. Namun kali ini Salsa ikut terlibat dalam meeting bukan seperti kemarin yang hanya menemani saja.
"Maaf ya pak saya angkat telfon sebentar" Rony ijin di tengah meeting karena sedari tadi ponselnya tidak berhenti berdering. Salsa hanya mengamati gerak gerik Rony yang wajahnya sudah berubah menjadi datar.
'Aku lagi di resto jalan kamboja' ucapnya pada lawan telfon yang sudah di pastikan itu adalah Laras
'Terserah' setelah itu Rony mematikan sambungan telfon dan kembali ke tempat duduknya
"Maaf pak bisa kita lanjutkan" Rony pun dengan sigap langsung melanjutkan meeting dan pembahasan yang sempat tertunda. Kurang lebih 3 jam mereka berada di sana dan saat ini client Rony sudah berpamitan terlebih dahulu.
"Sa kalo ada ide boleh kasih ke saya" Salsa mengangguk dengan ucapan Rony sedangkan mereka berdua masih bergelut dengan laptop masing masing.
Tidak lama ada yang melingkarkan tangan di pundak Rony dan langsung duduk di sampingnya.
"Ngapain kamu kesini" ucap Rony dengan wajah terkejut"Tadi kan aku bilang mau kesini, kamu lama banget ditelfon di chat ga ada yang direspon" ucap Laras denga wajah cemberut
"Aku udah bilang lagi sibuk" Rony langsung melihat wajah Salsa yang berada di depannya namun Salsa diam seperti tidak mendengar apapun
