Salsa terbangun dari tidur karena mendengar ada suara air yang mengalir dari kran kamar mandinya. Karena pintu kamar mandi tidak ditutup maka ia dengan leluasa menyaksikan laki-laki itu sedang berwudhu.
"Mau sholat bareng nggak?" ucapnya saat keluar dari kamar mandi
"Enggak" Salsa menolak ajakan Rony
"Yaudah aku ke masjid dulu ya" Salsa hanya mengangguk mengiyakan.
Saat Rony telah pergi dari kamar barulah ia mandi serta mengambil air wudhu untuk sholat subuh. Dinginnya pagi ini menambah kesedihan pada dirinya yang belum juga menghilang selepas peninggalan bundanya. Badannya bergetar saat menunaikan sholat karena sudah tidak dapat membendung air matanya.
Setelah salam ia mengangkat kedua tangannya untuk berdoa dan meminta.
Hal yang sangat memilukan baginya karena sampai sekarang masih belum juga menemui adik bungsu yang juga masih membutuhkannya.
Tangisan itu pecah saat berdoa. Matanya terpejam dengan tangan menangkup di wajahnya. Cukup lama gadis itu mencurahkan segala kesedihannya sampai tidak terasa ada tangan yang mengusap lembut kepalanya."Jangan sedih" tangan itu terus membelai kepala Salsa dengan lembut. Salsa menolehkan kepalanya ke belakang karena ia tau bahwa belaian lembut itu dari Rony.
Rony tersenyum merentangkan tangannya, secara langsung di sambut oleh Salsa. Gadis itu menangis sejadi-jadinya di pelukan Rony sedangkan pria itu mengelus punggung Salsa dengan sesekali mencium pucuk kepala gadis didekapannya."Rasanya pasti nggak enak ya? Rasanya pasti sakit aku tau itu"
"Billa pasti sama sedihnya kaya kamu, bahkan dia pasti bingung harus bersandar kemana ketika menangis, harus memeluk siapa ketika bersedih. Kakaknya masih belum bisa di peluk soalnya masih ngurung diri di kamar" ucap Rony menenangkanUcapan Rony sepertinya telah merasuk pada hati Salsa. Dalam dekapan yang hangat dan tenang itu air matanya perlahan mulai kering.
"Billa dimana?" tanya Salsa yang belum juga mengangkat kepalanya
"Nggak keliatan kayanya masih di kamar" Rony masih dalam posisinya memeluk Salsa
"Kita keluar nggak? mataku aman kan nggak keliatan kalo habis nangis?" tanya Salsa yang mendongakkan kepalanya menatap Rony
"Kamu buka mata aja sulit pake nanya keliatan habis nangis atau nggak" jawab Rony dengan mengelus pipi gadis itu
"Tumben sekarang aku kamu an gini sih ada apa siiihhh geli" ucap Salsa dengan menyandarkan kepalanya di dada Rony kembali
"Kan ngobrolnya sama istriku, bukan sama sekertaris kantor" ledek Rony
"Apaan coba" Salsa mencubit perut Rony dan menjauhkan badannya dari dekapan Rony
"Sakit" ucap Rony singkat dengan mengelus bekas cubitan Salsa di perutnya.
Hari ini Salsa berniat untuk keluar kamar namun niatnya urung sedari tadi karena melihat kondisi matanya yang masih sembab. Bahkan sudah beranjak pukul 10 pun mereka belum juga keluar dari kamar.
"Ronyyy masa keluar kaya gini matanya" teriakan Salsa menggema
"Lucu kok" sahut Rony dari dalam kamar mandi sedangkan Salsa geram dengan jawaban yang di lontarkan Rony. Gadis itu membuka kamar mandi berniat untuk mencubit perut suaminya karena jawaban yang telah di lontarkan.
"Aaaaa" teriak Salsa seketika menutup kembali pintu kamar mandi
"Ronyyyy kenapa ngga di kunci sih" teriak Salsa dari luar kamar mandi namun yang di dalam kamar mandi juga tidak kalah heboh namun masih meneruskan kegiatannya.
Tidak lama setelah selesai mandi Rony keluar dengan baju yang sudah lengkap. Ia menggosok rambutnya dengan handuk sedangkan Salsa terus saja mengomel.
"Lain kali kalo mandi di kunci" Salsa duduk di meja rias dengan melihat Rony dari pantulan kaca