Pagi ini Salsa membantu keluarganya bersiap untuk kembali ke Jogja. Riuh suara Salsa dan Billa memenuhi seisi ruangkan karena Salsa tidak ingin di tinggalkan.
"Bude boleh dong disini dulu sampe seminggu gitu" ucap Salsa yang bergelayut pada tangan bude Isni
"Nduk kamu sudah punya suami lo nggak malu apa sama suamimu" ucap bude Isni yang kini sedang merapikan baju di koper
"Kalo gitu Billa deh yang ditinggal" Salsa kini menatap ke arah Billa yang juga sedang merapikan koper
"Kaaakkk Ronyy istrinya bisa kali ya mulutnya ditutup dulu biar nggak ngerengek terus" teriak Billa memanggil Rony yang kini hanya tersenyum melihat tingkah istrinya
"Adik kenapa sih nggak mau sama kakak" Salsa menghampiri adiknya dan duduk sejajar di lantai
"Adik janji kalo udah lulus kita bakal tinggal bareng-bareng oke" Billa memeluk kakaknya menenangkan karena Billa paham sekuat apapun kakaknya tapi kalau soal keluarga ia tidak bisa. Salsa mengangguk mengiyakan.
"Adik janji sama kakak ya jangan kecewakan kakak. Adik jangan sembarang bergaul, jangan gampang terpengaruh, jangan ikutan geng gengan yang gak perlu, jangan—"
"Ca Billa udah gede dia pasti tau mana yang baik dan yang buruk. Apalagi tentang hal yang membuat kakaknya kecewa pasti dia bisa memilah" Rony mengusap punggung istrinya
"Kakak cuma khawatir Billa jangan mikir yang aneh-aneh ya" lanjut Rony dan mendapat anggukan serta senyum manis dari adik iparnya itu
"Billa paham yang di khawatirkan kakak karena kakak nggak bisa pantau Billa 24 jam makanya kakak jadi posesif gini. Tapi yakin sama Billa ya kak, aku bakal baik-baik aja dan kakak nggak perlu khawatir" Billa menggenggam tangan kakaknya
"Kakak percaya sama Billa, kamu akan jadi orang sukses membanggakan ayah bunda dan pastinya kakak" Salsa memeluk adiknya terharu karena ternyata anak kecil yang dulu sering Salsa gendong sekarang sudah se mandiri ini.
——
Salsa dan Rony mengantarkan ke stasiun karena jadwal kerena jam 2 siang. Drama Salsa terus berlanjut sampai di stasiun namun bedanya kini tidak ada air mata perpisahan.Setelah kereta membawa keluarganya kembali ke kota asli mereka Salsa dan Rony meninggalkan stasiun. Wanita itu menggandeng tangan suaminya seakan beruntung memiliki laki-laki yang mau dengan senang hati menerima dirinya beserta keluarganya.
"Makan yuk aku mau kasih tau kamu tempat enak disini" ucap Rony saat mobil mereka sudah menyusuri separuh jalanan Jakarta
"Sekarang udah bisa ajak kulineran ya, kalo dulu aduhhh cuek nya seakan sulit digapai" ucap Salsa memiringkan badannya menatap Rony
"Dulu masih mau menggapai ya berarti" Rony menyunggingkan senyumannya
"Engga kan kamu udah punya tunangan ngapain menggapai jodoh orang" Salsa menjulurkan lidahnya ke arah Rony
"Aku potong ya lidahnya" ucap Rony yang kini fokus menyetir
"Kok jadi kamu yang marah" Salsa tertawa melihat perubahan ekspresi wajah suaminya
"Kamu yang ngeledek eh kamu juga yang marah kan anehhhh" lanjut Salsa sedangkan Rony hanya diam menatap jalananTidak lama mereka sudah sampai di tempat makan yang Rony pilih. Tempat makan berukuran besar itu membuat Salsa kagum, bagaimana tidak dengan nuansa mewah resto itu dipenuhi pengunjung.
"Jualan nasi campur kalo di Jawa namanya" ucap Salsa berbisik pada Rony
"Iya memang macam-macam lauknya" Rony mengajaknya duduk di ujung karena merasa hanya disana tempat yang masih kosong.
