Sebulan sudah ia melewati masa kehamilannya sendiri di Singapore. Sesekali Paul datang menjenguknya. Ternyata benar yang di katakan Novia, ia tidak bisa terus menerus menyembunyikan keberadaannya dari Paul.
Matahari sangat terik dibandingkan biasanya, Salsa yang kali ini ditemani Paul dan Novia tengah berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
Kali ini adalah pemeriksaan kandungan terakhirnya sebelum wanita itu melakukan persalinan keesokan harinya.Novia sudah berada di apartemen Salsa 2 hari lalu bersama dengan Paul dan adik semata wayang Salsa. Novia memang sudah mengajukan cuti untuk menemani sahabatnya melalui proses persalinan itu. Paul pun sudah mengajukan cuti seminggu dengan alasan mengurus proyek di Singapura. Jangan tanya keadaan Rony, ia masih sama seperti sebelumnya. Masih di Bandung, tidak berkegiatan, lebih banyak merenung bahkan selama sebulan ini hidupnya ia gunakan untuk mengurus tanaman.
Hidup pria itu sudah pasti hancur, tubuhnya kurus, kantung matanya menghitam, puntung rokok dimana-mana. Inilah buah dari apa yang sudah ia lakukan sehingga membuat Salsa pergi.
Rony masih terus menghubungi Salsa setiap harinya, mencari keberadaan istrinya dengan bantuan rekan dari papanya.——
"Bukannya dokter udah bilang lo bisa lahiran normal ya? kenapa mesti harus caesar?" Novia membuka obrolan saat keempatnya menyantap makan siang di sebuah resto favorit Salsa."Normal dan caesar menurut gue sama aja Nov. Bedanya kalo caesar gue nggak perlu khawatir buat ada yang nemenin ke dalam ruang operasi" Salsa menyuapkan spaghetti carbonara yang ia pesan.
"Ada gue yang bisa jadi bapak anak lo" ucap Paul menyenggol Novia namun Salsa hanya tersenyum menanggapi.
Kini keempatnya sudah sampai di apartemen Salsa, dan mulai membantu wanita itu berberes untuk kebutuhan persalinannya. Rencana besok pagi Salsa sudah harus berada di rumah sakit untuk cek segala sesuatunya sebelum melakukan persalinan di siang hari.
"Powl sorry ganggu, ini beneran aku pake asuransi siapa buat persalinan?" tanya Salsa pada Paul yang kini sudah menghentikan aktifitasnya bermain ponsel
"Udah lo nggak perlu khawatir semua udah clear gue urus" Paul mengacungkan jempolnya dan tersenyum
"Makasih ya udah mau bantu dari mulai aku pindahan sampe sekarang" Salsa terharu karena urusan rumah sakit untuknya sudah di selesaikan oleh Paul.
Malam telah larut, semua sudah berada dikamarnya saat ini. Salsa tidur bertiga dengan Novia dan Billa sedangkan Paul tidur di sofa ruang tengah karena kamar apartemen Salsa hanya tersedia 1 saja.
Salsa masih terjaga dari heningnya malam, selimut pun tidak mampu menahan dinginnya suhu diruangannya. Sampai ia harus berusaha memejamkan matanya, mengumpulkan tenaga untuk berjuang dengan adik bayi besok.——
Jam 07.00 semua sudah bersiap untuk menuju rumah sakit. Tangan wanita itu sangat dingin saat digandeng oleh sahabatnya."Lo nggak perlu takut. Ada gue" bisik Novia tepat di telinga Salsa. Wanita dengan kacamata hitam itu menyorot mata sahabatnya dengan berkaca-kaca.
Perjalanan memakan waktu 30 menit hingga mereka sampai pada tujuannya yaitu rumah sakit yang sudah Paul persiapkan untuk Salsa melahirkan.
Ketiga wanita itu menunggu Paul yang sedari tadi sibuk mengurus administrasi."Yuk kamarnya udah siap" Salsa dibantu oleh sahabatnya menggunakan kursi roda karena ruangan Salsa berada di lantai 10.
"Perut gue udah kerasa banget Nop. Ini anak gue mau keluar kayanya" ucap Salsa yang kini berbaring di brankarnya. Dari semalam ia sudah merasakan kontraksi namun belum se sakit sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/360818713-288-k618889.jpg)