5

4.2K 196 2
                                    

Setelah mendapati Salsa yang duduk di teras maka Paul pun ikut menemani dan sedikit mengulik tentang dia selama kuliah, kira kira 15 menit mereka asik berbincang tanpa rasa canggung dan tiba tiba ponsel yang sedari tadi Paul genggam berbunyi, Salsa tidak menguping hanya terdengar suara lirih yang tidak asing bahkan suara hangat itu pernah menemaninya dulu. Ia tiba-tiba rindu dan sangat rindu 'dimana dia sekarang' ucapnya dalam hati.

"Lo ternyata lucu juga, bener aja bos gue gak mau yang lain" ucap Paul

"Maksudnya pak ?"

"Eh sorry, ayo ikut gue" sahut Paul mengalihkan pembicaraan

"Sa lo duduk disini dulu, kalo perlu bantuan ruangan gue disitu" ucap Paul dengan menunjuk ruangan yang bertuliskan executive manager. Salsa hanya mengangguk mengiyakan.

Tidak lama Salsa menunggu, terdengar tarikan pintu yang artinya seseorang sedang keluar dari ruang direktur tersebut.

"Salsa sudah ditunggu pak dirut di dalam, kamu boleh masuk" jawab wanita yang usianya hampir menyentuh kepala 3 itu. Ya Bu Norma memang cantik dan menawan untuk usianya saat ini. Tidak lama Salsa pun mengetuk pintu dan membukanya perlahan.
Terlihat laki-laki muda sedang berdiri memunggunginya saat ini karena mencari buku dibalik meja kerjanya.

"Selamat pagi Pak, perkenalkan saya—"
"Rony?" Salsa sungguh terkejut dengan apa yang ia jumpai saat ini. Rony yang ia tunggu dari lama, mengapa seperti ini pertemuan meraka. Dengan kelu dan isi kepala yang berisik sungguh mengganggu konsentrasinya saat ini, tanpa ia sadar Rony telah lama pula memandangnya.

"Hemm" deheman itupun mampu membuyarkan lamunan Salsa
"Duduk" sambil mempersilahkannya
"Silahkan dimulai" ucap Rony yang bahkan setelah duduk Salsa belum mampu mengucapkan sepatah kata pun.

"Ehm, selamat pagi perkenalkan saya—"

"Masih perlu perkenalan lagi? Nama kamu masih Salsa kan belum berubah?" Potong Rony yang seakan membuat Salsa semakin gerogi
"Kenapa bisa kamu terlambat hari ini?" tanya Rony padanya

"Iya Ron eh pak maaf saya bangun kesiangan pak dan saya baru cek pesan panggilan interview ini ketika bangun tidur"

"Bahkan sudah tau kamu akan terlambat tapi masih sempat untuk keramas tanpa dikeringkan?" Salsa seketika reflek memegang kepalanya, hijab yang berwarna cream itu sedikit basah karena terkena rambutnya.

"Sebutkan 1 alasan kamu ingin bergabung di PT. Dharma Graha" tanpa menunggu jawaban Salsa ia pun melontarkan pertanyaan kembali

"Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih Bapak atas kesempatannya, alasan saya ingin bergabung pada perusahaan ini selain kemampuan serta pengalaman kerja yang saya miliki, saya ingin ikut ambil peran dalam pembangunan dan kesuksesan perusahaan ini" jawab Salsa

"Seyakin itu? Bahkan jawaban kamu tidak menggambarkan kamu sebenarnya" senyum sinis Rony pun keluar saat ini

"Maksud lo apa ?" Jawab Salsa yang sudah terlanjur emosi

"Profesional please" ucap Rony sembari mengoperasikan laptop didepannya tanpa melihat Salsa sedikit pun.

Salsa pun terdiam, dia bingung harus bersikap bagaimana karena dia belum pernah berinteraksi lagi setelah 2 tahun yang lalu. Ia paham apa yang ia ucapkan tadi salah karena tersulut emosi semata.

"Hem" deheman Rony mampu membuyarkan lamunan Salsa dan ia pun langsung menatap lekat mata pria di depannya itu.

"Mohon maaf atas kesalahan saya pak, apa ada lagi pertanyaan yang harus saya jawab ? kalau tidak ada saya permisi" ucap Salsa sembari berdiri dan meninggalkan ruangan Rony.
Salsa tidak bisa menahan air matanya yang tumpah ketika masuk dalam lift. Apakah sekarang Rony sudah berubah atau komitmen 2 tahun lalu sudah ia lupakan?. Lift terbuka di lantai dasar dan ia pun segera keluar meninggalkan kantor itu.

"Sa, tunggu" panggil laki-laki yang sedikit berlari mengejarnya

"Pak Paul ada yang bisa saya bantu?" Jawab Salsa sembari menyeka air matanya dengan cepat

"Lo nangis? Lo gapapa? Atau lo kenapa?" pertanyaan Paul membuat Salsa terdiam dan bingung, pasalnya Paul menghampirinya dengan suara ngos ngosan seperti habis berlari.

"Saya baik pak, saya mau pulang karena sudah selesai urusannya" jawabnya singkat

"Lo pulang naik apa? mau gue anter sekalian?"

"Nggak perlu pak terima kasih banyak, saya sudah order ojek online sebentar lagi akan sampai"

"Seriusan gue Sa, gue juga mau keluar jadi sekalian aja bareng gue"

"Terima kasih pak saya duluan" ucap Salsa sembari pamit meninggalkan Paul yang hanya berdiam tidak bisa mencegah langkah Salsa.

Enjoy guyyss..
kasih saran dan masukan dong ☺️
Jangan lupa vote yaaa

Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang