47

2.4K 156 38
                                    

Hari ini tepat sebulan kelahiran Ara. Salsa mulai kerepotan saat dirinya harus berjaga sendirian. Ara selalu rewel karena jam tidur yang kurang dan susah untuk terlelap.
Seperti pagi ini Ara sudah terbangun jam 7 pagi padahal bayi itu baru tidur pukul 5 pagi. Bagaimana Salsa juga tidak lelah jika dirinya setiap hari hanya mengurus sendirian.

"Nen dulu sini sama mami ya" Salsa mengangkat tubuh Ara untuk di letakkan di pangkuannya.
Tubuh Ara menolak untuk di angkat, bibirnya tidak mau membuka saat Salsa mencoba menyuapkan putingnya.

"Ara maunya gimana? dari tadi nangis terus nanti tenggorokannya kering nak" Salsa mencoba berdiri menimang anaknya.

Tangisnya masih belum reda namun mata anaknya masih terpejam seolah bingung mendapatkan posisi yang nyaman.

"Coba sini kita cobain posisi yang baru ya siapa tau Ara suka nih. Mami dulu selalu seperti ini kalo sama uti" ucap Salsa memposisikan anaknya untuk menghadap di himpitan ketiaknya.
Tangisannya mereda, sepertinya anaknya mulai nyaman untuk tidur.

Salsa bisa tersenyum lega saat ini karena anaknya bisa tertidur dengan pulas. Wanita itu mulai memindahkan anaknya dari gendongannya untuk membuat sarapan. Semenjak menyusui dirinya selalu merasa lapar namun tubuh wanita itu tetap sama tidak ada peningkatan.

Setalah makan dan membereskan apartemen Salsa berniat untuk mandi menyegarkan tubuhnya yang mengantuk. Pagi ini tidak seperti biasa, Salsa tidak memandikan anaknya karena merasa kasihan jika baru tidur sudah ia bangunkan.
Sebelum masuk kamar mandi wanita itu duduk di depan cermin riasnya, mengambil gunting dan memotong rambut panjangnya.
Selain merasa gerah, juga demi kenyamanan saat menyusui Ara.

——
Sa hari ini aku mau nengok anak aku

Hati-hati ya

Kamu mau nitip sesuatu nggak?

Roti coklat bandara seperti biasa. Maacih

Pesan itu masuk ketika dirinya selesai memasak sekalian menyiapkan untuk makan malam nanti. Salsa bersantai menikmati potongan semangka yang sudah ia beli pagi tadi.
Ara masih tidur jadi dia bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang belum sempat ia bereskan.
Mencuci baju Ara serta menyapu apartemen yang tidak bisa ia lakukan setiap hari karena Ara yang selalu rewel.

Sepertinya menangis adalah hal yang wajib Ara lakukan untuk menguji pondasi Salsa. Belum juga selesai mengenakan baju sudah rewel, dengan cepat Salsa memakaikan baju dan menggendong putri kecilnya.

"Ara maunya apa nak? Mami masa disuruh berdiri terus gini" Salsa mencium pipi anaknya sambil terus menimang.

Tidak lama bel telah berbunyi. Salsa memicingkan mata sembari menerka siapa yang datang berkunjung. Tangisan Ara sepertinya terdengar sampai luar karena bel terus dibunyikan seperti orang yang ada di luar tidak sabar untuk masuk.

"Hai apakabar" Salsa membuka pintu untuk mempersilakan masuk

"Ini kenapa anak aku nangis terus dari luar sampe kedengeran" Ucap Paul meletakkan tas nya serta melepas sepatu untuk mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu sebelum mengambil alih Ara.

Setelah dari kamar mandi Paul menghampiri Salsa yang masih menimpang Anaknya.

"Sayang kenapa hm?" Paul mencium Ara yang berada di gendongan Salsa

"Rewel terus nggak mau diem padahal udah nen" jawab Salsa menyerahkan Ara pada Paul

"Rewel terus kangen papa ya. Kasihan mami kalo Ara terus nangis seperti ini. Maminya juga pengen istirahat nak" Paul mencium pipi Ara berkali-kali

Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang