Salsa baru saja masuk ke ruang bersalin. Menikmati udara dingin serta dentingan alat yang ia dengar sangat jelas masih sama seperti yang ia rasakan dulu ketika melahirkan Ara. Bedanya hari ini, disisi kanannya ada sosok lelaki yang sangat ia sayangi sedang menemaninya untuk berjuang. Membisikkan kata sayang yang sangat manis tepat di telinga Salsa. Salsa masih sadar, sangat sadar.
"Sayang sebentar lagi kita ketemu sama anak-anak. Kamu harus terus berjuang ya. Kita bareng terus jaga mereka" ucapan Rony hanya mampu mendapat anggukan dari Salsa karena tubuh Salsa sempat menegang setelah satu buah hatinya berhasil di keluarkan namun satu lagi masih melalui proses.
Setelah beberapa menit terdengar tangisan yang kedua. Menggema seisi ruangan yang di sambut haru oleh lelaki yang sangat ia sayangi.
Salsa tidak mendengar jelas, hanya samar ketika suaminya mengatakan sesuatu dengan dokter bedah yang menanganinya. Tubuhnya dingin menggigil namun ia masih berusaha sadar.
"Sayang jagoan kita sudah lahir" ucap Rony berbisik dengan semangat.
Jagoan? aahhh lega sekali mendengarnya. Kedua jagoannya sudah lahir dengan sehat tanpa kurang satu apapun.
"Terima kasih kamu sudah mau berjuang disini. Terima kasih ya sayang" Salsa hanya mengangguk saat keningnya mendapatkan hujan kecupan dari suaminya.
——
Sore ini, di sebuah kamar yang sangat hangat dengan segala cinta dan kasih nya memenuhi hati wanita yang baru saja melahirkan untuk kedua kalinya. Trauma masa lalu masih saja membayanginya bagaimana ia sempat berhenti bernafas serta melawan semua ketakutan yang ia rasakan.
Kali ini berbeda, ada rasa yang tidak dapat ia sampaikan. Ada rasa yang tidak dapat ia pendam. Rasa haru dan bahagia menyaksikan keluarga yang selalu mendukungnya berkumpul di kamar yang ukurannya cukup luas untuk menampung sepuluh orang di dalamnya.Paul. Sahabat suaminya tidak luput memberikan semangat ketika Rony cemas akan menemani Salsa masuk ke kamar operasi.
Billa serta Novia pun turut hadir menemani Salsa. Serta papa dan mama mertuanya yang tidak pernah absen dalam momen yang tercipta.Semua sudah bersiap menunggu kedatangan dua jagoan mereka di kamar rawat inap Salsa. Bahkan seperti yang sudah Salsa prediksi sebelumnya, yang paling heboh adalah Mama mertuanya.
Sheila sudah menunggu dari Salsa masuk ruang operasi sampai saat ini ia tidak kalah heboh mempersiapkan kado yang sudah ia bawa. Lumayan ada 4 tas kertas besar yang sudah memenuhi meja ruang tamu kamarnya."Mama bawa apa sih itu?" tanya Salsa sembari mengawasi yang Sheila letakkan
"Semua yang dibutuhkan dua jagoanku. Mama baru beli tau ini, waktu ketahuan cucuku laki-laki" jawab Sheila namun Salsa hanya tertawa
"Pake acara rahasia segala sih jadi mama nggak bisa siapin yang lainnya. Tapi nyusul deh nggak masalah" lanjut Sheila
"Maksih ya ma. Lumayan lah nggak perlu belanja kita" kini yang menjawab adalah Rony putra tercinta dari Sheila
"Kamu jangan manfaatin nena ya" Salsa memicingkan mata saat Rony tertawa dengan jawabannya
"Boleh kalo mau dibelikan semuanya. Asalkan semua cucuku ikut aku" jawab Sheila santai
"Gapapa deh lebih enak bisa berduaan terus sama Caca" jawab Rony terkekeh dan tentu mendapat hadiah cubitan dari Salsa.
"Selamat sore mama papa" ucap seorang suster yang sudah masuk mendorong box bayi ke kamar Salsa
"Selamat sore sus" Salsa tersenyum sangat ramah
"Mama ini buah hatinya. Kita belajar buat menyusui ya" Salsa hanya mengangguk. Entahlah bagaimana nanti caranya menyusui. Langsung keduanya atau bergantian belum terpikirkan oleh Salsa