57

3.2K 241 27
                                    

Siang itu seperti mengguncang hatinya. Rony dengan tatapan sumringah datang memeluknya dari belakang. Tanpa rasa bersalah atau lebih tepatnya seperti tidak terjadi apa-apa.
Salsa masih tertegun di tempatnya memandang lelaki yang sudah membohonginya. Banyak sekali yang ingin Salsa lontarkan dari yang sadis sampai sangat sadis sekalipun tapi bibirnya seakan tertutup rapat entah sihir darimana.

"Ara mana ditanya malah bengong" tanya Rony yang kini meletakkan tas kerjanya di meja samping sofa

"Ikut mama" jawab Salsa singkat

Salsa tidak mempersilakan Rony. Ia berusaha keluar dari kamar agar dapat berpikir dengan jernih sebelum ia mengambil tindakan namun Rony segera menarik tangannya.
Memeluk hangat wanita yang kini uring uringan karena banyak sebab.

"Lepasin Ron kamu mandi dulu" ucap Salsa sedikit memundurkan dirinya

"Aku kangen kamu. Aku pulang lebih cepat biar bisa ketemu kamu mi" ucap Rony di telinga Salsa

Salsa didalam hatinya sudah meronta. Rasa kangen apa yang membuat suaminya pulang bahkan meninggalkan simpanannya demi bertemu Salsa. Atau lelaki itu takut jika ketahuan yang mengharuskan dia pulang lebih cepat.

Tanpa bertanya bahkan menunggu persetujuan Salsa ia langsung membawa istrinya ke ranjangnya. Merebahkannya disana seakan sudah lama mereka tidak merasakan kenikmatan berdua.
Ia segera melepas kemejanya bahkan dengan sangat kasar bukan seperti Rony biasanya.

"Ron apasih" Salsa berusaha menyingkirkan Rony yang menindihnya
Tenaga Rony sangat besar seperti baru saja di isi sedangkan Salsa tidak memiliki daya sedari pagi hanya parkir tubuhnya di kasur.

Rony terus mencecap bahkan memberikan tanda hampir di seluruh tubuh istrinya.
Teriakan Salsa tidak terdengar lagi oleh Rony bahkan ia sengaja langsung bermain ke intinya tanpa menunggu keduanya siap.
Salsa yang meronta pun tidak kuasa menahan betapa sakitnya bercinta tanpa pemanasan. Tidak ada rasa didalamnya hanya paksaan karena memenuhi ego sang tuan.

Rony sudah berhasil memasuki inti istrinya meskipun dengan susah payah karena belum sepenuhnya basah. Mengungkung istrinya dengan terus menghentakkan sesuai dengan yang Rony inginkan. Ya Rony yang berkuasa kali ini.

"Gimana? puas jadiin aku pelacur kamu sekarang?" Erangan Salsa ditambah tangisannya tidak pula membuat lelaki diatasnya sadar

"Enak mana tubuhku atau tubuh wanita itu? kamu sudah cicipi dia kan?" Salsa terus mengoceh dengan tangisan yang tidak berhenti. Sedangkan Rony masih mendesah keenakan disana

"Hmm ayo masukin lagi, lakukan sama seperti kamu lakukan ini ke cewe murahan itu" Salsa sudah mencakar habis habisan punggung suaminya bahkan erangan Rony sedikit berubah menjadi kesakitan.
Salsa menjauhkan tubuh Rony yang belum mendapatkan pelepasannya namun Rony segera menariknya kembali bak sinetron yang dramatis. Rony terus berkuasa sampai ia mengeluarkan cairan hangat itu tepat pada rahim sang istri. Salsa dengan tenaga yang tersisa turun dari ranjangnya mencari baju dari lemari dan mengambilnya.

"Puas kamu lakuin ini sama aku. Kamu gila Ron kamu gila"
"Sekarang yang pantas disebut pelacur aku atau dia? Ha?" Salsa menangis dengan teriakan yang menggema ke seluruh ruangan.

Sudah gila memang Rony bisa memperlakukan ibu dari anaknya seperti ini.
Rony masih terpaku di atas kasur. Menatap lekat wanita yang wajahnya sudah penuh dengan air mata. Hatinya memanas entahlah ini langkah yang benar atau salah.
Salsa sudah berteriak seperti kesetanan. Membanting semua yang berada di atas meja riasnya. Bahkan lampu tidurnya menjadi pelampiasan atas amarah yang tengah meluap.

Tidak pernah Rony temui sisi Salsa seperti ini. Bahkan saat Salsa pernah sakit hati karena ia tidak mengakui janin dalam perutnya, wanita itu tidak separah ini.
Rony dengan cepat mengenakan kemejanya karena ini sudah sangat jauh dibuatnya.

Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang