Pejalanan mereka tempuh kurang lebih 7 jam lamanya hanya berhenti sekali untuk ke toilet. Tepat pukul 5 sore mereka sampai di rumah sakit bunda Salsa dirawat.
Salsa menyusuri koridor rumah sakit setelah tau keberadaan ruangan bundanya."Assalamualaikum, bunda" Salsa langsung menitihkan air mata saat di ambang pintu melihat kondisi Nina.
"Walaikumsallam, kakak sudah sampai" Billa berdiri menghampiri dan memeluk kakaknya
"Adek gimana keadaan bunda?" pertanyaan itu terlontar sambil terus mengusap lembut adiknya
"Bunda keadaannya parah kak, harus kemo" seketika Salsa tidak dapat membendung lagi rasa sedih yang ia rasakan, bahkan ia terus menangis mendengar ucapan dari adiknya
"Bunda, kakak datang bun. Maafkan kakak ya udah ninggalin bunda lama" tangan Salsa terus menggenggam tangan dingin Nina yang masih belum sadar karena kondisinya yang sangat lemah.
Tidak jauh dari tempat Salsa duduk ada laki laki yang memandang haru percakapan kedua kakak beradik itu. Ia belum memutuskan untuk masuk karena tidak tega melihat kondisi di depannya jadi ia memilih menunggu di depan kamar.
"Kak Rony" panggilan itu membuat Rony mengalihkan pandangannya ke sumber suara
"Heii Billa sehat?" Rony berdiri ketika bila menyalami tangannya
"Sehat kak, kakak nggak pernah kelihatan setelah lulus kuliah lagi banyak kerjaan ya" sambung Billa yang hanya mendapat senyuman dan anggukan dari Rony
"Kak Billa mau pulang sebentar ya soalnya tadi kesini nggak bawa apapun"
"Kakak antar aja ya Billa, biar nggak repot nanti bawa barangnya" tutur Rony kembali
"Nggak usah kak cuma ambil baju ganti aja, rumahnya juga deket jadi bisa sesekali pulang nggak usah bawa banyak barang. Billa titip kakak sama bunda ya" ucapnya berpamitan pada Rony
"Hati hati ya" ucap Rony saat Billa pergi meninggalkannya.
Rony memutuskan untuk masuk ke kamar dan menemui Salsa. Salsa masih terus menggenggam tangan bundanya yang terkulai lemas belum sadar.
"Bunda, Rony datang. Bunda masih ingat Rony atau sudah lupa ya" ucapnya Rony mengusap lembut bahu Nina
"Bunda cepet sembuh ya, anaknya khawatir banget soalnya" Rony mengusap bahu Salsa dan beranjak duduk di sofa tidak jauh dari Salsa duduk. Salsa hanya bisa tersenyum.
Tidak lama dari itu ternyata Rony tertidur di sofa mungkin badannya capek karena perjalanan dari Jakarta tanpa beristirahat.
"Terima kasih sudah terus baik sama aku" Salsa duduk bersimpuh tepat di depan Rony mengelus rambut nya lembut dan memandang wajah teduh Rony yang tertidur."Assalamualaikum, diliatin terus diabet nanti lama lama" suara Billa berhasil membuat Salsa terkejut dan segera berdiri
"Adek lama banget habis ngapain?" tanya Salsa mengalihkan
"Tadi habis nyuci selimut bunda, sebelum kesini bunda muntah muntah" ucapnya sambil duduk di kursi sebrang Salsa
"Terima kasih banyak ya dek, maaf kakak selama ini gabisa bantu adek buat urus bunda" Salsa terus mengusap punggung tangan Billa
"Kakak ngomong apa sih, orang ini juga bunda aku ya aku wajib ngurus laaah" Billa tersenyum menampilkan giginya
"Kita kan bagi tugas, kakak cari uang buat pengobatan bunda nah adek yang bertugas ngurus bunda yakaan" ucap Billa seraya menenangkan kakaknya, Salsa mengangguk dan tersenyum.
**
Hari sudah malam Rony terbangun dan melihat di sekelilingnya. Billa tertidur dengan posisi duduk kepalanya ia sandarkan di dekat tangan bundanya, sedangkan kakaknya tertidur dengan posisi duduk dengan tangan terlipat di dada, Rony beranjak dari sofa dan mendekati Salsa