"Kamu kenapa sih?" tanya Rony saat dirinya keluar dari kamar mandi. Salsa menghindarinya sudah 5 hari dari kejadian kemarin.
"Aku pegang Ara pun gak kamu bolehin. Kamu mau kabur lagi kaya kemarin?""Apasih tiba-tiba bahas kabur" Salsa keluar dari kamar menggendong anaknya
"Terus kenapa? aku udah minta maaf berkali kali tapi kamu tetep diemin aku" Rony mengekor dengan menggosokkan handuk pada rambut basahnya
"Ca" Rony berjalan mendahului Salsa serta menghadangnya sebelum Salsa benar-benar keluar dari ruang tengahnya
"Apasih Ron. Udahlah aku lagi males debat" jawab Salsa menyingkirkan badan Rony agar ia bisa meletakkan Ara di tempat bermainnya
"Kalo kamu marah soal aku nembak sperma ke dalem gak masuk akal sih. Aku suami sah kamu. Kalo pun kamu hamil lagi yaudah gak masalah. Bukan aib toh aku juga bisa menghidupi mereka" Rony masih berdiri di belakang Salsa yang duduk menemani Ara
"Ron aku percaya kamu bisa kok menghidupi aku sama anak-anak kamu bahkan sampai cucu kamu nanti aku yakin kamu masih sanggup. Bukan itu Ron poinnya. Bukan aku gak mau ada anak lagi di kandungan aku bukan. Kita fokus dulu ke Ara. Menyiapkan semuanya dengan baik agar dia juga gak kurang kasih sayang"
"Ara masih tujuh bulan Ron. Bahkan belum genap setahun. Dia masih belum ngerti caranya berbagi" Salsa kesal seakan Rony menuduhnya tidak mau mengandung lagi. Ya sejujurnya kalau saat itu Sheila tidak membuka omongan tentang memili anak lebih dari satu, Salsa sudah pasti hanya ingin memiliki satu anak."Ini bukan masa subur kamu kan?" tanya Rony meneguk air dengan sangat santai
"Kamu lupa aku baru selesai mens kamu langsung sergap aku di kamar mandi? Setelah itu kamu selalu keluar di dalem terus. Kalo sampe jadi awas ya" ucap Salsa memicingkan mata
"Sayang. It's okay kalau memang ada adik Ara disini kita bakal jaga dia dengan baik dan kakak Ara pasti nggak akan kekurangan kasih sayang juga dari kita" jawab Rony mengusap perut Salsa
"Apasih kakak Ara kakak Ara, anak aku masih tetep jadi bayi kecil kesayangan" ucap Salsa ketus
"Jangan ngambek dong" ucap Rony mengusap pipi Salsa
Salsa masih kesal meskipun Rony sudah meminta maaf berkali kali. Ia sangat ingin memaki suaminya tapi apalah semua sudah terjadi. Setiap bangun tidur tubuhnya selalu tegang, dadanya terasa berdegup kencang entah banyak ketakutan yang menyelip disana.
Seperti orang yang hamil ia mual namun tidak terlalu parah hanya saja ia merasa aneh dan tidak enak.Salsa membongkar laci kamarnya mencari benda kecil yang bisa ia pakai untuk cek apakah memang dia hamil atau tidak.
"Ca ngapain sih. Ini masih subuh kamu udah riweh disana" Rony yang mendengar ada benda jatuh pun bangun dari tidurnya
"Aku mual. Udah dua hari ini" ucap Salsa terus saja mencari benda yang ia inginkan
"Asam lambung itu. Kamu kemarin cuma makan salad aja kan" Rony yang bangun pun masih duduk di tepi ranjang melihat istri di sebrangnya
"Nggak mungkin. Aku jarang banget asam lambung. Mana sih testpack aku Ron?" Salsa menoleh ke Rony
"Ca kamu kesini kan sudah ada adik bayi dalam perut. Mana ada simpan testpack disini. Di apart kali kamu lupa"
"Loh" Salsa seperti teringat ia tidak sedang berada di apartemennya. Hembusan nafas kasar seperti wanita itu sangat menyesal mengapa ia tidak bersiap membeli benda kecil itu meskipun hanya untuk jaga-jaga.