Tidak terasa 2 bulan telah berlalu. Seperti biasa pagi ini Salsa mempersiapkan sarapan untuk suaminya dan tidak lupa air hangat untuk suaminya di pagi hari. Rony dan Salsa sudah bersiap untuk pergi ke kantor setelah sarapan. Kali ini mereka tidak ada kecanggungan lagi untuk pergi ke kantor berdua, semua orang sudah mengetahui tentang pernikahan mereka.
"Sayang hari ini aku cuma sampai meeting selesai aja ya" ucap Salsa yang kini sedang mencuci piring di dapur
"Kenapa Ca? lagi nggak enak badan?" jawab Rony yang terus memperhatikan punggung istrinya
"Iya nih kaya lemes aja gitu" ucapnya sambil duduk kembali di meja makan menghadap suaminya
"Istirahat aja ya biar aku sama Paul yang pergi meeting" lanjut Rony
"Masih kuat kalo cuma sampai siang" ucapnya dengan senyum manis
"Bener ya jangan maksain apapun yang bikin kamu nggak nyaman dan sakit" ucap Rony dengan tangan terulur dan mengusap lembut tangan istrinya
"Iya sayang ayo berangkat" Salsa sudah bersiap dengan heelsnya dan tas yang telah ia gunakan
Sampai di kantor seperti biasa ia langsung menyiapkan apapun yang dibutuhkan Rony untuk meeting kali ini. Meeting kali ini adalah meeting yang telah ditunggu Rony karena hari ini putusan pembukaan mallnya yang ada di Bandung. Wajah sumringah tidak lepas kali ini bahkan semua orang merasa bahagia menyaksikan bosnya tidak segalak biasanya.
Meeting dimulai pada pukul 10.00. Semua orang yang terlibat di dalamnya tengah menampilkan presentasi terbaiknya agar tidak ada keraguan di hati bosnya itu.
"Oke jadi keputusannya kita akan soft opening hari sabtu yang berarti 5 hari lagi. Progres sudah 90% dan semua sudah siap" ucap Paul yang kini telah selesai menampilkan presentasinya
"Tapi Powl gue minta lantai 10-15 segera diselesaikan, info ke vendor kalau dia mau join soft opening boleh tapi kalau terlalu mepet langsung join grand opening aja. Jangan lupa kalau mereka join grand opening buatkan sign board ya biar semua orang tau kalau soon ada booth tersebut" pungkas Rony
"Siap aman kalo soal itu" Paul tersenyum namun Rony tidak lagi fokus karena melihat sang istri terus gusar di tempatnya
"Ada lagi yang perlu disampaikan?" ucap Rony
"Kalau tidak ada bisa saya akhiri meeting siang ini. Terima kasih" lanjut RonyRony yang sejak awal duduk di barisan paling belakang kini sudah berdiri dan berjalan menuju sang istri. Ia mengusap lembut kepala Salsa yang terbalut hijab berwarna coklat itu yang membuat Salsa menoleh.
"Aku antar pulang ya" ucap Rony yang kini hanya mendapat anggukan Salsa
"Lagi sakit Sa? jangan diforsir lah kalo kerja, mau ngejar apa sih orang perusahaan juga milik suami lo" ucap Paul yang kini masih duduk memandang dua sejoli itu
"Gue balik dulu Powl nitip kantor sama tolong bantu gue cek berkas yang untuk kerja sama dengan Pak William" ucap Rony yang sudah membantu Salsa untuk berdiri dari duduknya
"Sakit banget perut bawah aku" Salsa meringis menahan sakit di perutnya
"Kuat jalan nggak? aku gendong ya" Rony mengusap perut bawah Salsa dengan lembut
"Bisa kok, pak maaf saya tinggal duluan ya" ucap Salsa menoleh pada Paul
"Cepet sembuh Sa" ucap Paul yang kini telah membukakan pintu untuk Salsa
Keduanya telah masuk ke mobil, Rony membantu istrinya membetulkan sandarannya agar nyaman.
"Kita ke dokter aja ya biar penanganannya pas" ucap Rony terus mengusap perut Salsa agar mengurangi nyeri pada perut istrinya meskipun ia tidak yakin itu berpengaruh atau tidak.