17

4.3K 230 12
                                    

'Rony udah sampe belum' pesan itu ia kirimkan karena semenjak Rony pergi ia tidak tenang

'Udah barusan aja'

**
Seminggu telah berlalu kini Nina sudah berada di rumah karena telah diperbolehkan pulang. Untuk kemo masih akan di jadwalkan oleh dokter karena kesehatan Nina masih terus di pantau oleh dokter.

"Bunda, kakak besok harus balik ke Jakarta soalnya nggak enak harus cuti lama" ucap Salsa sembari menyuapi Nina

"Mau naik mobil sendiri ke Jakarta?" sahut Nina

"Engga bun mobilnya dititip disini soalnya Rony masih sibuk katanya. Besok kakak naik kereta" Nina hanya mengangguk saja

"Bunda kalo nggak keberatan, kakak sudah minta orang buat jaga bunda soalnya Billa kan harus fokus kuliah" sebelum pulang dari rumah sakit memang Salsa sudah mencari orang untuk membantu bundanya beraktifitas setiap hari entah untuk menjaga bunda atau berberes rumah.

"Kakak sebetulnya nggak usah berlebihan gitu, bunda masih bisa berdiri dan jalan kok" ucap Nina dengan mata sendu

"Yaa siapa juga yang bilang bunda gak bisa jalan, ini cuma buat nemeni bunda ngobrol biar ga kesepian. Mau ya"

"Makasih ya kak" sepertinya hanya kata itu yang mampu Nina ucapkan

**
Tidak terasa Salsa harus berpamitan dan kembali ke rantauan. Sebelum pergi Salsa bertemu dulu dengan Mbak Yanis yang akan menjaga Nina. Mbak Yanis adalah ibu satu anak berumur 39 tahun yang sangat lincah dan ekspresif, menurutnya cocok sih buat menghibur bundanya kalau di rumah sendirian.

"Mbak Yanis nitip bunda ya, kalo bisa dibikin ketawa aja tiap jam" Salsa terkekeh sambil menciumi bundanya

"Bun berangkat ya, doain rejekinya lancar biar Mbak Yanis bisa terus jaga bunda"

"Aamiin" Nina dan Yanis berucap bersamaan

Salsa berpamitan untuk kembali ke perantauan. Sepanjang perjalanan ia terus kepikiran tentang bundanya tapi kalau dia tidak kembali pekerjaannya pasti keteter semua.

'Sa besok jam setengah 6 ikut saya ke Bandung buat cek proyek di sana' pesan itu ia terima dari Rony tepat saat ia baru saja sampai apartemen

Salsa langsung bersih bersih dan istirahat karena besok pagi ia harus on time untuk pergi ke Bandung.

**
Jam menunjukkan pukul 05.30 tapi Salsa masih bersiap dengan hijabnya. Telfon terus masuk karena ternyata Rony telah menunggunya. Salsa berlari dan membuka pintu apartemennya dengan terus mengomel

'Ck ga sabaran banget padahal juga masih jam segini' ia terus memandang ponselnya untuk membalas pesan yang telah masuk. Tanpa sadar seseorang di sebrangnya dengan waktu yang bersamaan juga membuka pintu apartemen.

"Maksudnya yang ga sabaran gue" seketika Salsa menoleh ke belakang dan terkejut ternyata ada Rony di belakangnya.

"Loh kok bisa ? Ngikutin gue ya" tuduh Salsa yang keduanya saat ini berhenti di koridor.
Rony menunjukkan key card nya yang membuat Salsa melongo

"Issshhh kenapa ga bilang sih" Salsa mulai cemberut karena dia merasa malu pernah menuduh Rony mengikutinya dan identitasnya tertinggal di depan kamar Salsa.

"Buat?" pertanyaan itu tidak mendapat jawaban dari Salsa karena Salsa berjalan duluan menuju lift. Di dalam lift tidak ada percakapan apapun karena Salsa salah tingkah dirinya dipandang terus

"Apasih" Salsa mulai risih karena terus dipandang Rony

"Hijab lo berantakan banget, jelek" ucap Rony sembari keluar dari lift meninggalkan Salsa. Salsa hanya bisa menghentakkan langkahnya kasar dan mengikuti langkah Rony.

Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang