Matahari telah menyorot melalui celah jendela kamar inapnya. Terasa indah karena sejak pukul 7 pagi tadi ia sudah menggendong buah hati tercintanya. Hatinya menghangat melihat sosok yang selama ini ia rindukan dan nantikan kehadirannya.
"Andai papi disini ya nak" Salsa tersenyum dan berucap lirih
Tidak dipungkiri sosok Rony akan selalu ia rindukan keberadaannya. Menanti setiap tawa yang pria itu ciptakan. Namun semuanya telah usai. Salsa harus mengikhlaskan apa yang sudah hilang dan memulai semua hal baru hanya bersama putri kecilnya.
"Ponakan onty cantik banget, seger kaya mochi baru dikasih bedak" Novia menghampiri brankar Salsa membawa lipatan selimut untuk sahabatnya
"Mochi isi coklat enak kayanya ya. Boleh gigit nggak nak?" Salsa gemas mengusap pipi anaknya
"Heeehhhh ngadi ngadi ya, awas aja kalo gue tinggal pulang lo apa apain anak lo" mata Novia terbuka lebar mendengar penuturan Salsa
"Abisnya gemesss, ternyata segede ini ya yang gue bawa kemana-mana 9 bulan ini. Nggak nyesel" Salsa tersenyum memperlihatkan deretan giginya pada Novia
"Namanya siapa kak? dari semalem belum ada bocoran nih" Billa nimbrung saat dirinya keluar dari kamar mandi
"Emmm. Aurorae Sea Althea Parulian" ucap Salsa mencium anaknya
"Fajar kehidupan yang memiliki hati seluas lautan dan menjadi penyembuh. Yaa penyembuh segala lara yang datang" lanjut Salsa"Namanya bagus semoga bisa menjadi obat luka buat maminya ya" ucap Billa tersenyum
"Panggilannya siapa?" Tanya Novia yang kini duduk di brankar Salsa
"Ara" ucap Salsa singkat
"Kenapa Ara?" tanya Novia memicingkan mata
"Dulu Rony sering panggil dia Ara karena berharap dengan kehadirannya semua perusahaan yang dia pimpin, saham yang dia punya bisa menghidupkan nafas istri dan anaknya kelak. Selain itu gue ambil dari nama belakang Aurorae biar gampang jadilah Ara" Salsa membetulkan topi yang dikenakan putrinya
"Semoga doa baiknya masih sama" ucap Novia menguatkan
"Doanya pasti masih sama, sosoknya saja yang sudah berbeda" Salsa tersenyum kecut.
——
3 hari di rumah sakit membuat pemulihan wanita itu menjadi semakin cepat. Hari ini Salsa sudah diperbolehkan untuk pulang. Bayi mungil yang terus berada di gendongannya membuat dirinya semakin yakin dan kuat akan segala hal yang tengah ia hadapi.Sampai di apartemen Salsa dibantu Novia dan Billa membereskan koper serta baju bayi yang telah dibawa saat di rumah sakit. Paul yang baru masuk membawa bungkusan hadiah dengan pita merah muda di atasnya.
"Araaa oom bawa hadiah buat Ara" Seketika ketiganya menoleh pada sumber suara
"Heh apa itu repot banget sihhh" ucap Salsa saat Paul meletakkan kado di hadapan Salsa
"Bukan buat maminya tapi buat adik bayi" jawab Paul
"Terima kasih ya oom baik hati" senyum Salsa merekah
——
Sudah 2 hari ini Ara selalu bangun ketika malam hari, siklus jam tidurnya masih tidak teratur meskipun Salsa sudah mencoba untuk mengajarkan anak bayinya."Nak ini udah jam 2 pagi, Ara masih mau begadang?" mata Salsa sudah sangat mengantuk meskipun saat siang ia digantikan oleh Novia untuk menjaga anaknya agar dirinya bisa beristirahat.
Kali ini Salsa menggendong bayinya untuk keluar dari kamar. Menimang tubuh mungil itu siapa tau akan segera mengantuk.
Salsa perlahan keluar dari kamar karena tidak enak jika mengusik Billa dan Novia yang sedang beristirahat. Membuka pintu dengan sangat pelan agar tidak menggangu Paul yang tidur di sofa."Ara maminya udah ngantuk banget ini, tadi kan udah nen sekarang bobo ya" Salsa menepuk pantat anaknya.
20 menit dirinya berjalan kesana kemari untuk menimang Ara, kini Salsa duduk di dapur dengan masih menggendong Ara yang belum juga tertidur.
Ia memejamkan mata karena sungguh dirinya tidak kuat menahan rasa kantuk.Karena merasa tidak ada yang menimang Ara pun menangis namun Salsa sudah tertidur dengan posisi duduk.
Paul yang mendengar tangisan Ara sontak mencari sumber suara. Paul mengambil alih Ara dari gendongan Salsa dan membangunkan wanita itu."Sa gue aja yang gantian jaga Ara, lo balik tidur aja" Salsa kaget karena ada tangan yang menepuk pundaknya
"Eh aman aja tadi ketiduran bentar" ucap Salsa
"Aman gimana si Ara udah nangis dari tadi lo nya tidur. Udah ke kamar aja lo pasti cape" ucap Paul yang menimang dan menepuk pantat Ara
"Aku tidur sejam ya disitu nanti tolong bangunin kalo Ara masih belum tidur" Salsa menunjuk sofa yang tadinya dipakai Paul untuk tidur. Paul pun mengangguk mengiyakan.
Tidak menunggu lama Salsa sudah terlelap, wajah wanita itu sangat lelah karena sudah 2 hari ini tidurnya tidak teratur.
Sampai jam 5 pagi baru Ara tertidur, Paul tidak membangunkan Salsa seperti permintaannya. Ia mengambil matras dan kasur bayi untuk tidur di bawah sofa Salsa.Sinar matahari menembus jendela apartemennya membuat wanita itu terbangun dari tidurnya. Ia meneliti sekelilingnya dengan mengingat kejadian semalam. Baru tersadar jika ia menitipkan Ara pada Paul namun ini sudah terlalu siang padahal janjinya hanya satu jam.
Ketika dirinya tersentak untuk bangun, ia melihat Ara sedang berada dalam pelukan Paul. Lelaki itu memeluk putrinya yang juga terlelap di dekapan Paul.Salsa menyembunyikan senyumannya namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemandangan di depannya cukup membuat hatinya bahagia.
Sederhana, tapi bapaknya Ara nggak bisa. Ucapnya dalam hati.
——
Salsa beranjak dari sofa menuju kamar mandi menyiapkan air untuk memandikan Ara."Lagi ngapain?" Novia yang keluar dari kamar menghampiri sahabatnya
"Buat si Ara mandi" Salsa menyelupkan tangannya untuk mengetahui suhu air yang telah ia tampung.
Salsa berlalu menuju tempat Ara yang masih tertidur. Membangunkan putrinya memang hal yang sangat sulit.
"Nak mandi dulu yuk nanti bobo lagi" tangan Salsa sudah mengelus kepala Ara
"Sayang bangun yuk, airnya sudah siap" lanjut Salsa menggoyang tangan Ara
"Hem" Paul terbangun dan menatap ke arah Salsa
"Eh sayang tuh maksudnya ke Ara. Aku lagi bangunin dia" ucap Salsa kikuk
"Apasih, gue juga tau" Paul tertawa dan menyingkirkan tangannya dari tubuh mungil Ara sedangkan Salsa masih mencoba membangunkan anaknya.
"Araaa mami teriak ya kalo Ara nggak mau bangun" Salsa masih duduk di dekat anaknya
"Mau lo teriak sampe mampus juga Ara nggak bakal ngerti" ucap Paul
"Adik ayo bangun sayang, mandi dulu biar cantik" baru sekali Paul mencoba membangunkan Ara namun bayi itu langsung merespon dengan mengulet menaikkan kepalan tangannya yang membuat pipinya menjadi merah.
"Kok sama oom nurut banget sih neng" ucap Salsa langsung mencium pipi anaknya
"Oom kan juga papa Ara" jawab Paul asal dengan tertawa khasnya
"Ngaco, Novia keluar dari kamar mandi aku laporin yaaaa" ucap Salsa menunjuk Paul namun lelaki itu hanya tertawa.
✨✨
Hai hai gimana masih mau baca lanjutannya gak ?
Yang pengen Rony cepet ketemu sama Salsa sabar ya bub, kita ketemuan di depan nanti.Enjoy!
