"...."
"Ya Dania bisa dibantu" ucap Salsa saat menerima telfon dari reception
"...."
"Oh oke siapa tamu bapak? apa sudah ada janji?" ucap Salsa kembali
"...."
"Sebentar saya tanya ke bapak dulu" Salsa sedikit menutup gagang telfon agar suaranya tidak terlalu terdengar"Ron ada Laras di bawah, boleh masuk?" tanya Salsa memberitahukan
"Aku lagi nggak ada janji sama siapapun hari ini jadi nggak ada yang perlu ditemui" ucap Rony sedikit mengalihkan pandangannya dari mata wanita yang menatapnya
"Dania pak Rony sedang tidak ada janji dengan siapapun hari ini jadi bisa dibantu infokan ke tamunya ya. Terima kasih" Salsa menutup gagang telfon kemudian sedikit memalingkan pandangannya pada laptop. Entah mengapa hatinya terasa diusik oleh pikiran yang membuatnya tidak tenang.
Setelah putus dengan Laras, Rony memang memberitahukan pada reception jika siapapun ingin bertemu dengannya harus konfirmasi terlebih dahulu meski Laras sekalipun."Ca mikirin apa?" ucap Rony yang kini tengah berdiri untuk menghampirinya.
Belum sempat Rony menghampiri wanitanya tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan menampilkan seorang wanita berambut panjang yang bergegas memeluknya."Sayang aku udah lama banget nunggu kamu, kenapa ga boleh masuk sih" ucap Laras yang kini memeluk Rony sedangkan pria itu sedikit brontak untuk melepaskan pelukan dari tubuhnya
"Sayang aku kangen banget" ucap Laras kembali
"Laras lepasin" Rony dengan tenaganya yang jauh lebih besar dari Laras pun berhasil menghindar dan duduk di kursi kerjanya.
"Stop kamu duduk disitu aja" Rony menghentikan langkah Laras saat dirinya akan menghampiri Rony
"Kenapa sih sayang, kemarin aku kerumah kata mama Sheila kita harus showing venue" kini Rony fokusnya tertuju pada Salsa pastinya.
Salsa yang sedari tadi tidak membuka suara hanya terdiam berkutat pada laptop di depannya. Hati Salsa tidak karuan ternyata dibelakangnya banyak masalah yang tidak ia ketahui. Bahkan Sheila masih mempertahankan hubungan Rony dan Laras meskipun sudah tau akan pernikahan Salsa dan putra semata wayangnya.
"Sayang kita bicarain ini di luar aja ga enak ada Salsa disini masa mau berantem" ucap Laras melihat ke arah Salsa
"Disini aja nggak masalah juga kalo Salsa harus tau" ucap Rony dengan yakin
"Okeoke" Laras pun tidak memaksakan kehendaknya
"Laras gini, dari awal kita sudah selesai bahkan kamu yang minta jadi yasudah" ucap Rony yang kini menatap tajam ke arah Laras
"Itu aku lagi ga karuan sayang, aku lagi sedih dengan kelakuan kamu jadi aku ambil keputusan tanpa persetujuan kamu. Maaf ya" ucap Laras memelas
"Nggak ada yang perlu di maafkan bahkan hubungan kita sudah tidak bisa diperbaiki lagi" ucap Rony
"Kata siapa ? Orang mama Sheila tiap ke rumah yang di obrolin tentang pernikahan kita, ya meskipun endingnya mama Sheila minta pertunangan kita mundur dari tanggal seharusnya" ucap Laras dengan santainya sedangkan Salsa kali ini sudah menatap ke arah Rony, tatapan tajam itu mampu membuyarkan fokus Rony.
Keduanya masih bergelut dengan opini masing-masing hingga akhirnya Rony menyerah untuk menanggapi Laras.
"Laras sorry banget kerjaan aku lagi banyak, nanti aku coba kasih penjelasan buat mama tapi tolong kamu juga hargai keputusanku" jawab Rony
"Oke, ini aku juga ada janji sama mama Sheila buat makan siang bareng kalo kamu mau nyusul boleh di sushi aero seperti biasa" ucap Laras dan segera keluar dari ruangan Rony.